📚Selamat membaca📚
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YAH CINTA🫶💗"Maaf, Paman. Aku tidak mengerti," ujar Aliza dengan suara pelan, takut menyinggung pria di depannya itu. Sikap ketus yang tadi ia perlihatkan menghilang bagai asap yang terbawa angin.
Diam diam, ia memperhatikan wajah pria itu yang terlihat muram. Apakah kata-katanya masih membuat pria itu tersinggung? Pikir Aliza. Menurutnya, kata-katanya tidak menyinggung sama sekali.
Yah ... itu menurutnya. Tapi menurut pria itu sangat menyinggung. Bukan karna pertaannya, tapi karna sebutan paman yang gadis itu sematkan saat memanggilnya. Hey! Umurnya tidak setua itu! Apa dia tidak bisa melihat wajahnya yang tampan paripurna seperti ini?
Dasar narsis! Tapi emang bener sih. Hehehe ...
Pria itu mendengkus kesal. "Bagian depan mobilku lecet karna di tabrak oleh ibumu, dan kau harus mengganti rugi."
"Apa? Kenapa begitu? Harusnya anda yang menabrak ibuku, bukan ibuku yang menabrakkan diri ke mobil anda.
Mana ada orang yang mau menabrakkan diri sendiri!" Bantah Aliza dengan melayangkan tatapan tajam ke arah Pria di depannya itu.Pria itu tetap tenang memperhatikan. Sama sekali tak gentar melihat wajah marah gadis di depan sana.
"Itu bukan urusanku. Jika kau tidak mengganti rugi, aku akan membawa hal ini ke pihak hukum." Kata Pria itu melanjutkan.Aliza membelalak, menatap tak percaya pada Pria itu. Mobilnya kan hanya tergores sedikit, kenapa jadi ke bawa pihak hukum? Gila! Ini benar-benar gila!
"Baik, akan aku ganti rugi. Berapa harganya?" tanya Aliza masih dengan tatapan tajam.
"100 juta."
Lagi dan lagi, Aliza kembali membelalak tak percaya. "Apa-apaan?! Mobil paman, 'kan, hanya tergores sedikit, kenapa sampai sebanyak itu?!"
Pria itu hanya menatap Aliza dengan datar penuh keangkuhan. "Bahan yang di gunakan dalam pembuatan mobil itu langka dan mahal. Jadi, bayarannya juga harus mahal. Tapi ... kalau kau tidak mau, tidak masalah. Sebagai gantinya, aku akan mengeluarkan ibumu dari sini dan melaporkan kalian kepada pihak hukum." Jelasnya panjang kebar dengan menyematkan sebuah ancaman pada kata-katanya.
Diam-diam, Ia tersenyum tipis bahkan sangat tipis jika tidak di perhatikan dengan detail. Sementara Aliza terdiam tak bisa berkata-kata lagi.
'Di-di keluarkan?' Aliza termenung. Bagaimana nasib mereka nanti jika ia dan sang ibu di penjara? Jika hanya dirinya, sama sekali tidak masalah. Ia bisa menanggung apapun untuk sang ibu. Tapi ibunya akan bagaimana nanti sedangkan kondisinya saja tidak memungkinkan.
Apa yang harus ia lakukan? Mau membayar juga harus cari di mana uang sebanyak itu?Pria itu menatap jam di dinding. Sudah dua puluh menit terlewati. Pria itu lantas berdiri sambil memperbaiki posisi jasnya. "Aku akan memberimu pilihan lain. Terima atau tidak, pilihannya ada padamu."
Setelah mengatakan itu, Pria tersebut berjalan pergi hendak meninggalkan Aliza yang masih termenung di dalam ruangan itu.
Tangannya yang ramping perlahan terulur memegang gagang pintu. Saat akan mrnodong, suara gadis itu terdengar hingga membuatnya penghentikan pergerakan.
"Aku terima. Apa pilihannya?" tanya Aliza dengan posisi berdiri menghadap pria itu.
"Kuharap kau tidak menyesal. Karna setelah kau memilih, tidak ada kesempatan untuk berhenti." Aliza mengangguk mengerti.
"Pilihannya akan dikirimkan padamu secara detail nanti." Katanya. Selepas itu, langsung membuka pintu dan berjalan pergi dengan kedua tangan berada di saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sitter Untuk Rega
Ficção Adolescente⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ "Kau sudah menyentuhnya, bukankah kau harus bertanggung jawab. Nona Aliza?!" Suara rendah dan serak milik pria di depannya membuat Aliza menelan ludahnya dengan susah payah. _____ Berawal dari pertemuannya dengan seorang pria ya...