Selamat membaca 💚
Jangan lupa VOTE 😊🤗"Tu-tuan."
Tubuh wanita itu meluruh begitu di hadapkan oleh tatapan tajam Tristan yang seolah ingin menggulitinya di tempat.
Dengan wajah ketakutan, wanita yang merupakan baby sitter dari anak Tristan itu, mendekat dan berlutut di depan Tristan.
"T-tuan. Tolong maafkan saya. Sa-saya tidak bermaksud seperti itu. Sa-saya hanya-"
"Hanya apa?" Suara berat Tristan kembali terdengar memotong ucapan sang Baby sitter itu.
"Sa-saya ... hanya merasa kesal sejenak. Sungguh, saya tidak bemaksud mengatakan hal itu, Tuan." Meski dengan susah payah menahan takut, wanita itu tetap mencoba membela diri.
"Jadi, menurutmu aku salah menilai?" Tristan tersenyum dingin pada wanita itu. Wanita yang ia jadikan baby sitter untuk Rega, sang putra satu-satunya. Namun, dengan tidak tau dirinya, wanita itu malah mengatai sang putra. Tapi tidak masalah. Lagi pula, dia akan memecat wanita itu, hanya saja lebih baik jika di ajak bermain sebentar.
Wanita itu gelagapan ketika menyadari kesalahan ucapannya. "Ti-tidak, Tuan. Tentu saja tidak. Anda tidak pernah salah menilai." Ujar wanita itu dengan nada tersendat-sendat lantaran takut.
Senyum Tristan semakin terlihat jelas. Jika orang lain akan menganggap itu sangat indah, maka sebaliknya untuk wanita itu. Dia justru menganggap itu sangat menyeramkan.
Seharusnya, saat ia melamar kerja dan mengetahui suatu hari kemungkinan ini terjadi, lebih baik batalkan saja. Namun, keserakahannya mengambil alih, sehingga memilih mengenyahkan kemungkinan seperti itu.
"Kalau kau beranggapan begitu. Artinya ... kau mengakui, apa yang aku katakan itu benar." Tristan menatap wanita itu dengan sorot menghina.
"Astaga! Bagimana ini, apa yang harus aku lakukan?" Batin wanita itu. Matanya melirik kesana kemari sembari otaknya berpikir keras untuk membalikkan situasi. Ia bebar-benar harus bisa bertahan, demi uang itu. Bayaran di sini sangat besar sangat di sayangkan kalau di lepas begitu saja.
"I-iya, tuan. Anda benar. Tuan bisa memberikan saya hukuman. Tapi ... tapi tolong, jangan pecat saya tuan." Ucap Wanita itu dengan wajah memelas. Hanya ini yang bisa ia lakukan.
Dengan begini, meski mnedapat hukuman, setidaknya ia tidak di pecat dan kehilangan kesempatan emas untuk mendapatkan uang yang banyak.
Melihat bagaimana wanita itu berusaha menjilatnya, membuat Tristan tak tahan untuk menyeringai. Wanita itu, benar-benar menguji kesabarannya.
"Baiklah. Hukumanmu ... memberi makan buayaku. Apa kau sanggup?" tanya Tristan.
"Bu-buaya?!" Wanita itu membeo dengan raut tak percaya. Tubuhnya seketika berkeringat dingin, kakinya perlahan melemas seperti jeli. Wanita itu merasa ketakutan membayangkan dirinya memberi makan buaya. Melihat dari Tv saja, dia takut. Apalagi melihat langsung.
Wanita itu ragu sejenak, namun, keserakahannya kembali mengambil peran. //Tidak perlu takut, lagi pula hanya memberi makan pastinya di luar kandang. Itu tidak akan sulit// begitulah kata-kata yang tercipta dalam pikirannya.
"Ba-baik, Tuan. Sa-saya akan menjalaninya." Pada akhirnya, wanita itu setuju dan menghilangkan semua ketakutan dan keraguan di hatinya. Semua itu karna ketamakannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sitter Untuk Rega
Ficção Adolescente⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ "Kau sudah menyentuhnya, bukankah kau harus bertanggung jawab. Nona Aliza?!" Suara rendah dan serak milik pria di depannya membuat Aliza menelan ludahnya dengan susah payah. _____ Berawal dari pertemuannya dengan seorang pria ya...