Reva duduk santai di sofa sambil menikmati hidangannya yang tersaji di meja, ketiga temannya sudah mulai mabuk akibat alkohol yang mereka minum.
"Ck, kalo udah minum banyak pasti pengen buang air kecil."
Reva menoleh sambil mengangkat kedua alisnya. "Mau gue temenin?"
Gladis hanya menggeleng dan tersenyum, kemudian bergegas berjalan menerobos segerombol orang yang tengah menikmati pesta malam ini.
Sedangkan Reva tetap memakan hidangannya sambil sesekali melihat kedua temannya yang sudah mulai mabuk itu.
"Lampu nya muter," Celetuk Selatan.
Sedangkan Gala menoleh mengejek Selatan yang sudah meracau tidak jelas. "Bego, dari tadi lampunya udah mau jatoh. Mending lo minggir."
Reva yang melihat kejadian tersebut menggeleng, efek alkoholnya membuat kedua temannya ini benar benar terlihat seperti orang bodoh, walaupun sejujurnya mereka memang bodoh.
Reva memanggil pelayan kembali untuk membawakan sirup saja, karena sejujurnya dirinya tidak bisa meminum alkohol.
Ulang tahun Theodora yang bertepatan sehabis ujian ini memang kombinasi yang luar biasa. Dengan dress code merah untuk perempuan dan jas hitam untuk laki laki. Diselenggarakan di aula utama sekolah yang menjadi daya tarik tersendiri karena letaknya di lantai 3 dengan pemandangan yang luar biasa menakjubkan.
Tetapi, suatu kejadian menggemparkan baru terungkap besoknya setelah Pesta berakhir.
Pagi itu di gemparkan berita yang menghebohkan dengan penemuan seorang mayat perempuan yang di duga dibunuh dengan cara di cekik dan ditusuk menggunakan pisau dapur. Tewas di dalam toilet dengan bersimpah darah dan dalam keadaan baju yang sudah terbuka. Berita itu lebih menggemparkan lagi karena yang menjadi tersangka utama dan sebagai orang yang ditemukan di dekat jasad korban adalah Reva, Gala, dan Selatan yang ditemukan di bilik kamar mandi bersebelahan dengan bilik tempat di temukannya jasad Gladis.Malam itu Gladis ditemukan tewas tak bernyawa di bilik toilet perempuan dengan keadaan bersimpah darah dan baju yang sudah robek, juga ditemukannya beberapa barang yang digunakan pelaku untuk membunuh korban yaitu pisau dapur, kain, dan tali di dekat jasadnya.
Berita itu sempat heboh sebentar, kemudian mereda. Dengan koneksi yang cukup dan sejumlah nominal uang yang dikeluarkan pihak sekolah untuk menutupi kasus, sampai kasus tersebut tidak lagi dibicarakan.
Tetapi tidak bagi Reva, Gala, dan Selatan. Karena kejadian tersebut, ketiganya mendapat berbagai kecaman meskipun sebenarnya tidak ada yang berani menyebut ketiganya sebagai pelaku.
Sulit bagi seluruh siswa sekolah menyebut si anak donatur terbesar sebagai pelaku, dan sulit bagi siswa menyebut Tuan Putri sebagai pelaku, sulit juga bagi siswa menyebut si anak genius itu sebagai pelaku.
Selatan adalah anak pemilik donatur terbesar di sekolah, dan Reva si Tuan Putri yang membenci hal hal yang menurutnya menyusahkan, dan juga Gala sebagai si pendiam yang genius.
Kasus tersebut berhasil ditutupi dengan cara membayar wartawan untuk bungkam mulut dan beberapa polisi untuk tidak membahas kasus tersebut dimanapun.
***
Tetapi bagaimana kehidupan si tiga tersangka yang di temukan tepat di dekat korban?
Apakah dari ketiganya ada salah satu pelaku yang tidak ingin mengakui perbuatannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAOTIC
Teen Fiction"Kalian bertiga adalah tersangka utama kasus pembunuhan Gladis. " Setelah malam Perayaan Ulang Tahun Theodora yang begitu meriah, Theodora dikejutkan dengan penemuan jasad seorang gadis di toilet perempuan. Tiga tersangka utama ditemukan disebelah...