Chapter 2 (Pembuli Theodora)

16 2 6
                                    

Pembuli Theodora

***

Selatan berjalan santai sambil sesekali menatap ke arah cewek cewek yang sedari tadi memperhatikannya sambil berseru memuji.

"Kak Selatan ga cape apa ya ganteng terus?"

"Udah mana ganteng, kaya, kurang apalagi coba?"

"Aku punya nomor kak Selatan tau, dia baik banget."

"Wah minta dong, pasti seru banget ya? Dia juga kan kocak banget."

Pujian yang bagus di pagi hari seperti ini, Selatan merasa ketampanannya berkali kali lipat setelah mendapatkan pujian tersebut.

Selatan berjalan santai menuju kelas, saat sudah sampai di pintu ia melihat Reva yang tengah membaca buku dengan fokus.

"Pagi Rev!" Seru Selatan.

Reva hanya melirik kemudian berdehem untuk membalas sapaan Selatan.

"Pagi pagi udah baca buku sihir aja lo."

Reva yang merasa terganggu akhirnya mendongakkan kepalanya menatap Selatan, mengeluarkan buku latihan matematikanya dan menyerahkannya secara cuma cuma pada cowok itu.
Selatan langsung nyengir, temannya yang satu itu memang yang terbaik.

"Nanti istirahat gue traktir matcha deh."

Reva tak merespon ucapan Selatan, kembali pada bukunya dan fokus membaca.

"ATAN.!!"

Selatan menoleh, suara Gladis membuat gendang telinga pecah. "Apa jamet?" Tanya Selatan.

"Ayo ke kelas, udah ada guru." Selatan mengangguk dan berjalan ke arah Gladis.

"Gue balikin istirahat kedua!" Seru Selatan.

Reva memang tidak satu kelas dengan Selatan, Gladis, maupun Gala. Namun, setiap istirahat tiba mereka berempat pasti makan bersama di kantin.

Hingga seseorang datang lagi, kedatangannya membuat Reva muak. Seorang gadis seumuran dengannya.
Dia duduk tepat di depan Reva, itu adalah tempat duduk khusus yang Reva siapkan agar mudah dan dekat untuk dia rundung.

Saat gadis itu hendak duduk, Reva dengan sengaja mendorong kursi tersebut sampai bergeser ke samping.

"Siapa yang nyuruh lo duduk di kursi?' Tanya Reva.

Gadis itu hanya menunduk tanda takut dan patuh pada Reva. Pemandangan semacam ini sudah menjadi pemandangan yang biasa, dimana Reva akan berbuat seenaknya pada Akila.

"Duduk di bawah."

Dengan patuh, Akila akan menuruti semua keinginan Reva. Melapor pada guru pun sulit jika lawannya adalah Reva, alias murid kesayangan donatur sekolah sekaligus siswa yang menjadi ikon dari seluruh siswa yang bersekolah di Theodora. Dia adalah tokoh utama Theodora.

Reva, Selatan, Gala, dan Gladis adalah ikon siswa Theodora, atau mungkin bisa disebut sebagai bintang siswa nya Theodora. Semua poster, banner, bahkan foto mereka berempat pun menjadi foto terbesar yang dipajang di taman utama sekolah yang terkenal akan kecantikan bunga bunganya.

Theodora adalah sekolah swasta yang bergaya mirip dengan kerajaan/ sekolah sihir seperti di film harry potter. Bangunannya pun bergaya klasik seperti kerajaan di abad pertengahan.Desain klasik seperti kerajaan eropa dengan 4 lantai di setiap gedungnya.

Semua orang tau jika Theodora adalah sekolah swasta terkenal dan termahal di Indonesia, jadi bagaimana bisa seorang murid dari kalangan bawah seperti Akila berani melawan Reva yang mempunyai koneksi orang dalam?

CHAOTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang