Chapter 10 (Persiapan untuk pesta)

10 1 8
                                    

Persiapan untuk pesta

****

Semenjak hari itu Gladis lebih sering datang lebih awal untuk sekedar bertanya atau hanya basa basi kepada Regan. Tidak terasa dia sudah dua minggu berada di club musik, Gladis mengikuti pelatihan Biola.

Perasaannya terhadap Regan semakin menjadi, tidak peduli dengan status hubungan yang tengah cowok itu jalani dengan sahabatnya sendiri. Gladis merasa jika dia juga berhak bahagia, dia juga berhak berada di samping Regan.

Seperti saat ini, Gladis tengah berduaan bersama Regan di ruang Piano.

"Kak Regan ganteng banget tau kalo mainin piano," Puji Gladis.

"Hahaha, bisa aja lu Dis. Lu juga jago main Biola nya," Balas Regan.

Entah bagaimana, Regan juga tidak pernah risih dengan kehadiran Gladis yang terus didekatnya.

"Itu juga berkat pelatihan keras Kak Adam, dia galak banget tau kak."

Regan tertawa. "Lo lucu banget dah, Adam emang kaya gitu orang nya. Tapi aslinya baik kok, cuma emang wataknya agak keras aja."

Gladis mengangguk setuju. "Beda banget tapi sama kakak, soalnya kakak baik ganteng juga hehe."

"Mau gua ajarin piano?" Tawar Regan.

Gladis merasa jantung nya berhenti, kemudian kepalanya reflek mengangguk dengan semangat.

"Sini duduk disini, biar gua yang berdiri."

Akhirnya Gladis duduk di kursi piano yang sering Regan duduki, perasaannya campur aduk.

"Nah, coba tangan lu biasain kaya gini," Ucap Regan mempraktekan cara untuk memainkan piano dengan benar.

Keduanya asik dan fokus pada piano, tanpa mereka sadari jika CCTV tetap menyala disana, atau mungkin seseorang yang tengah mengintip sambil menahan mulutnya untuk tidak mengeluarkan suara.

****

Gladis berjalan santai kearah kantin, kemudian kepalanya mencari ke sekeliling. Kaki nya melangkah dengan tenang sampai di depan meja teman temannya.

"Hai."

Pipi berdiri dari duduknya, kemudian tangannya melayang begitu saja dan mendarat tepat di pipi kiri Gladis.

Plak...

Semua siswa dan siswi yang tengah berlalu lalang, makan, dan beberapa juga yang tengah bergosip mendadak hening. Tamparan keras itu berbunyi sangat nyaring, membuat seisi kantin hening.

"Pi? Maksud lo apaan!" Teriak Gladis.

"Bacot anjing, puas lo gatelin cowo gue hah?"

"Apasih, gua ga ngerti apa yang lu bilang."

"Gausah sok bego lo Dis, lo pikir gue gatau? Alesan doang kan lo masuk club musik? Biar bisa deketin Regan? Jawab anjing!"

Pipi benar benar sudah habis kesabaran, ia layangkan lagi tamparan keras kepada Gladis, sebelum dicekal Regan.

"Pi, udah!"

"Apaan sih, gausah ikut campur lo anjing. Demen kan lo di gatelin cabe kaya dia?"

"Engga Pi, emang aku yang suka Gladis duluan."

Beberapa ada yang menjerit, ada juga yang tidak percaya dengan perkataan Regan.

CHAOTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang