The Beginning of Hala
aegeastPART 1
• • ✿ • •
"Pangeran Mahkota akan di jodohkan dengan putri Duke Seymar."
"Benarkah? Apakah itu asli?"
"Kau belum melihat beritanya?"
"Memangnya kaisar memberikan pengumuman resmi?"
"Ya belum, sih. Tapi beritanya sudah tersebar karena di cetak oleh Luigiare."
"Duh, aku jadi bingung."
"Aneh sekali, kenapa pula kau bingung?"
"Bingung kali ini harus percaya pada Luigiare atau tidak."
Segerombolan gadis tampak bergosip dengan kelompoknya, dunia seolah milik mereka saja dan tak ada orang lain di sana. Padahal kenyataannya, mereka sedang berada di Ibukota Aeswnica yang merupakan pusat kota Kekaisaran Aestrouvel. Karena Ibukota, tentu saja tempat itu luar biasa ramai.
Tapi meskipun begitu, orang-orang justru tidak tergganggu dengan obrolan sekelompok gadis itu karena sebenarnya hampir seluruh orang memang membahasnya.
Semua karena surat kabar harian di tanah Luigian, surat kabar dengan nama; Luigiare. Nama itu merupakan singkatan dari Luigian dan Inviare yang artinya Luigian Post. Jangkauan dari Luigiare juga sangat luas, seluruh kerajaan dari setiap kekaisaran pasti akan mendapatkannya.
Luigian adalah nama dunia ini, yang mana terdapat 3 kekaisaran dan 11 kerajaan. Salah satunya Kekaisaran Aestrouvel, tempat mereka berada saat ini.
Luigiare secara tidak langsung merupakan mata-mata dan sumber gossip dari belahan dunia lain. Gossip dari lingkup kerajaan lain, tapi ketika diketahui oleh Luigiare, maka itu akan menjadi berita hangat di seluruh tanah Luigian.
"Nona...,"
Sebuah panggilan menginterupsi Hala dari lamunannya. Dia menoleh menatap Teia, pelayan yang dua tahun lebih muda darinya dan sudah menemaninya sejak kecil.
"Apakah berita itu benar?" Teia tanya lirih, wajahnya menunjukan kecemasan tapi bukan untuk dirinya, melainkan itu di tujukan pada nonanya.
Alis coklat yang tertata rapi dan begitu cantik itu mengkerut tidak suka. "Aku tidak tahu." Jawabnya. Hala mengedarkan pandangan ke sekililing yang ramai, dia sedang duduk di teras sebuah restoran yang dia santap makanannya untuk makan siang.
"Kalau benar, bagaimana dengan anda?" Teia bertanya semakin lirih, matanya berkaca-kaca membayangkan pikiran mengerikan yang ada di pikirannya.
Hala kembali menoleh ke arahnya lalu tersenyum tipis, tak lupa dia menepuk pelan pundak pelayannya.
"Aku tak apa, sungguh. Lagipula apa yang harus di khawatirkan?" Jawab Hala santai seraya tersenyum tipis, berharap ketenangan itu menular pada Teia.
Teia masih khawatir, tapi perlahan menghembuskan napas sedikit lega. Bagus kalau nonanya tidak apa-apa, karena sungguh, Teia akan sedih sekali jika majikannya sedih, dan dia tidak ingin itu terjadi.
"Kau sudah selesai?" Hala lekas bertanya. Menanyakan apakah makan siang Teia sudah selesai atau belum, karena restoran ini tampak semakin ramai dan banyak dari mereka mencuri-curi pandang pada wajahnya, ktu membuat Hala risih sekali.
Teia mengangguk, "Sudah nona. Kemana kita akan pergi sekarang?"
Hala tak menjawab, tapi dia segera bangkit di ikuti oleh Teia. Restoran tampak semakin ramai, padahal ini adalah restoran mahal yang harga satu menu makanannya bisa mencapai 1 keping emas. Jadi sudah bisa di tebak karena targetnya para kaum bangsawan dan borjuis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beginning of Hala
Любовные романыEntah dimana Hala menjatuhkan otaknya dua tahun lalu, sampai dia bingung bagaimana bisa dirinya mau-mau saja seperti ini. Seperti apa? Seperti menjadi pemuas nafsu putra mahkota kekaisaran, Pangeran Azazel. Tapi sepertinya perkataan tadi terlalu bar...