EP. 03

177 23 1
                                        

The Beginning of Hala
aegeast

PART. 03

• • ✿⁠ • •

Warning! Banyak narasi, tolong di baca karena merupakan unsur penting jalannya alur cerita ini.

BAD NEWS! Teman-teman, cerita ini entah kenapa notifikasi updatenya gak masuk ke halaman lonceng notifikasi di beranda wattpad, aku aja yg penulisnya heran karena gak masuk juga. Kasihan nanti gak tahu kalau cerita update. Setiap aku update, aku selalu post di wall wattpad untuk followers, jadi kalian bisa follow aku untuk notifikasi updatenya ya! Sedih bgt karena updatenya beneran gak muncul ke notif ini :

 Setiap aku update, aku selalu post di wall wattpad untuk followers, jadi kalian bisa follow aku untuk notifikasi updatenya ya! Sedih bgt karena updatenya beneran gak muncul ke notif ini :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klik untuk follow aegeast

Kekaisaran Aestrouvel memiliki empat bagian wilayah kerajaan, salah satunya adalah Kerajaan Bes Sailre. Kerajaan inilah yang Hala tuju untuk kepulangannya yang sesuai rencana, mereka –maksudnya Hala dan Teia, berdua –ke sana dengan menaiki kuda masing-masing.

Kekaisaran Aestrouvel dekat dengan Kerajaan Bes Sailre menurut Hala, itu cukup dekat dengan jarak yang perlu di tempuh kurang lebih 3 hari jika menggunakan kereta kuda, itu juga sudah termasuk hitungan beristirahat, mendirikan tenda, dll. Sedangkan jika menggunakan kuda tanpa istirahat, perjalanan bisa ditempuh paling cepat satu harI lebih. Dan itulah yang Hala lakukan.

Hala tidak cukup gila untuk menyiksa kuda, selama perjalanan satu hari penuh itu, dia sudah mengganti kuda tiga kali, begitu juga dengan Teia melakukan hal yang sama. Dalang di balik ini tentu saja Panglima Dima yang tentu juga atas perintah Pangeran Azazel. Menyewa kuda itu mahal, Hala tidak punya uang tahu.

Hari sudah menjelang pagi, matahari hampir terbit dari timur dan Hala baru saja memanjat tembok tinggi kastil kerajaan, Teia menyusul setelahnya. Setelahnya, yang terlihat hanyalah satu paviliun kecil yang tampak tidak terurus, begitu juga halamannya yang seluas setengah lapangan latihan para prajurit.

Halaman itu akan tampak begitu luas jika bersih, tapi ini sayangnya tidak. Rumput dan semak semak tinggi sudah mulai tumbuh. Di sekeliling halaman itu juga di tutupi oleh tembok setinggi tiga meter, persis sesuai dengan yang mereka panjat tadi.

Hala berjalan mendekati paviliun kecil itu. Tiba-tiba perasaan kesal menyusupi hatinya. "Kenapa aku tidak pura-pura mati saja ya?" tanyanya pada Teia yang kini menganga tak percaya atas perkataan nonanya.

Sebelum Teia membuka mulut, Hala lebih dulu melanjutkan. "Coba kau bayangkan, mereka hanya menjengukku seminggu sekali, atau kalau sedang malas dua minggu sekali. Hanya memberi makanan sedikit, pakaianku pun tidak berubah." Jelasnya.

"Kalau aku mati, mereka pasti tak akan sadar, mereka baru sadar mungkin setelah tercium bau busuk. Ewh, sangat menjijikan."

Tibalah Hala di depan paviliun miliknya. Sebenarnya dia tidak yakin ini namanya paviliun karena Hala tidak tahu arti paviliun itu sendiri. Tapi kok ukuran paviliunnya kecil sekali ya? Hanya 5×5 meter. Tanahnya tidak beralas, entah itu keramik ataupun batu, tidak ada tadinya. Iya karena dengan usahanya, Hala membuat itu beralaskan tanah liat agar rumput rumput itu tak tumbuh sembarangan dalam rumahnya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Beginning of HalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang