08. Marshallina Galak Utami

84 2 0
                                    

Di sepanjang jalan menuju lapangan, gerutuan tak ada hentinya mengiringi jalan Gina, belum lagi kedua kaki pendeknya dihentakan seakan ingin menggoncangkan bumi. Aurora sebagaimana tersangka patut diacungi jempol sebab telah memancing emosi Hulk versi mini. Rasanya Gina ingin sekali melempar Aurora dari lantai pertama ke lantai dasar. Wajah sok cantiknya terngiang-ngiang di kepalanya tanpa permisi. Sontak Gina memukul-mukul kepala dia agar bayangan wajah jelek Aurora enyah.

"Lo kenapa dah?" Gadis bermasker hitam bertanya heran begitu melihat kelakuan aneh Gina.

"Kesel banget gue sama Aurora."

Alisha mendekati Gina sebelum dia menyerahkan sekotak susu favoritnya. "Ngapain lagi dia?"

Kabar kalau Alfa menerima Gina sebagai pacar sudah mereka dengar dari mulut Gina sendiri kemarin, sampai Aurora berlaku seenaknya pun mereka dapatkan setelah Alfa serta Gina resmi pacaran walau Gina tak menganggap itu.

"Dijambak gue. Kambing emang." Sonia mengelus rambut Gina yang tak lagi rapi.

"Sabar, ya. Ini cobaan." Setelahnya dia tertawa kecil seraya merapikan rambut Gina.

"Pala lo cobaan!" Kesal Gina. Bibir dia tak jua berhenti mengerucut membuat Sonia ingin mencomotnya.

"Itu bibir pengin dicium Kak Alfa? Monyong mulu," ucapnya, disusul tangan dia menepuk pelan bibir Gina.

"Ih, amit-amit."

"Sekarang amit-amit, nanti imut-imut," tandas Renjana.

"Kapan lagi lo dicium Kak Alfa. Semua cewek juga pasti mau, termasuk gue." Senyum centil Alisha membuat Gina mendengus. Tak aneh memang kalau Alisha begitu mendambakan Alfa. Wong dia pecinta cowok ganteng.

"Setau gue Kak Alfa itu perokok berat. Berarti bibirnya rasa rokok." Gina, Alisha serta Sonia melirik Renjana dengan mata menyipit.

"Lo pernah?" celetuk Sonia.

Mata Renjana melotot saat itu juga. "Enggak, lah, anjir! Sama Aldo aja enggak pernah gue!"

"Masa, si? Lo kan udah lama pacaran sama Aldo. Pernah kali kalo icip-icip." Mata Gina masih menyipit curiga.

Ekspresi dia membangkitkan kepanikan pada Renjana. "Enggak! Paling cuma pegang tangan sama cium pipi. Gak berani gue kalo cipokan!"

"Iman lo kuat juga. Padahal udah tiga tahun lo sama dia. Gue aja pacaran baru satu Minggu udah tabrak-tabrak masuk." Celetukan Alisha lolos begitu saja, tanpa memikirkan reaksi teman-temannya.

"Heh! Anjir! Mesum lo!" Nyaris masker Sonia terlepas tatkala dia berteriak.

"Seriusan lo?" Gina melotot tak percaya akan celetukan Alisha serta senyuman meyakinkan dari gadis berponi tersebut.

"Gila! Tampang doang polos." Renjana ternganga di tempatnya.

Ketika tiga temannya masih menyelami keterkejutan, mati-matian Alisha menahan tawa saat wajah mupeng mereka terpampang menghibur dia.

Seketika tawa dia meledak, tak kuasa akan ekspresi dungu mereka. "Percaya lo pada?"

"Monyet lo! Nyesel gue udah percaya?" ketus Sonia.

"Taik!" umpat Renjana, kemudian dia melanjutkan kembali langkah kakinya.

Mengikuti Renjana, tujuan mereka adalah stan es lumut agar tenggorokan kering mereka teratasi, mengingat bulan ini matahari menyengat lebih tajam.

"Jadi bener gak, lo udah wleowleo?" Gina menyelip di antara Alisha dan Sonia.

"Apaan wleowleo?" beo Renjana di belakang Gina, Alisha dan Sonia.

Cigarettes and Strawberry MilkWhere stories live. Discover now