14

6.6K 407 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

.

Chris saat ini sudah berada di ruang rawat Al, duduk disofa melihat Al  yang masih tertidur, Chris datang sebelum matahari terbit itulah mengapa saat ia datang Al masih tertidur.

"Udah kan liat nya? Sekarang pergi lah" ucap Edwin ketus karena Chris datang terlalu pagi dan mengganggu acara tidurnya.

Chris yang mendengar itu menatap Edwin dingin dengan wajah datar, ia tetap diam dalam posisi nya tidak ada niatan untuk pergi.

Edwin yang kesal memilih duduk di samping brankar dengan tangannya mengelus rambut tebal Al.

"Abang"

"Eh udah bangun hm" Al mengangguk melihat sekitar ia tidak melihat keberadaan Abimanyu malah ia melihat sosok Chris yang duduk di sofa sambil menatapnya.

"Abang daddy ga kesini? Abang bilang daddy mau kesini lagi" Al menatap Edwin yang berada disamping nya.

"Maaf baby, ada sedikit masalah dengan perusahaan jadinya daddy ga sempet kesini" jawab Edwin memberi pengertian.

Mendengarnya membuat Al cemberut, "terus kenapa abang Chris ada disini" cicit Al takut suaranya terdengar oleh sang empu namun nyatanya ucapannya itu masih didengar Chris.

Edwin melirik Chris sekilas, "dia datang untuk menjenguk mu" Al juga ikut melirik Chris, tatapan mereka bertemu membuat Al merinding seketika.

Al langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang Edwin, Chris benar-benar membuatnya takut hanya dengan tatapan saja.

"Abang takut" ucap Al semakin menyembunyikan wajahnya dan mengeratkan pelukan.

"HAHAHAHA" Edwin terbahak mendengar ucapan sang adik, Al yang melihat abangnya itu tertawa menjadi bingung sedangkan yang dibicarakan semakin mendatarkan mukanya. "Dia memang menyeramkan, jadi jangan dekat-dekat oke" ucap Edwin sambil menatap Chris remeh.

Al mendonggak lalu mengangguk patuh. Tingkah Al tersebut membuat Edwin tertawa lagi, adiknya ini sangat penurut.
Mereka berdua pun asik sendiri melupakan bahwa masih ada satu orang lagi yang berada disana.

Chris yang diabaikan memilih meninggalkan ruangan dengan perasaan dongkol, interaksi Edwin dan Al membuatnya kesal apalagi Al yang menuruti perkataan Edwin yang tidak boleh dekat dengannya.

Ada perasaan tak terima, Chris juga ingin dekat dengan adik bungsunya itu namun ia gengsi dan lebih mementingkan ego nya.

Kembali lagi kepada Al dan Edwin mereka berdua menatap kepergian Chris dengan bingung hanya Al sih Edwin mah biasa aja.

A Real DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang