Chanyeol membawa nampan berisi susu stawberry dan roti selai strawberry. Ia melihat laki laki manis didepannya yang masih tertidur nyenyak.
"Byun, bangunlah." Baekhyun yang namanya dipanggil tidak menggubris panggilan calon suaminya, ia terus melanjutkan tidurnya.
Pria jangkung itu menaruh nampan diatas meja, ia duduk ditempat tidur berukuran king size. Perlahan ia mendekatkan wajahnya kearah Baekhyun, Baekhyun yang merasakan deru nafas Chanyeol hanya diam tidak bisa berkutik.
"Bangunlah atau aku akan menciummu sekarang." Baekhyun yang mendengar hanya bergidik ngeri. Ia mendorong tubuh Chanyeol dengan cepat lalu mengambil posisi duduk.
"Menjijikan. Kenapa kau ada disini? Biasanya kau sibuk? Ini masih pagi bodoh!" Teriak Baekhyun berantakan.
"Kau seperti gadis jika berteriak Baek! Mandilah, dan makan sarapanmu. Kita akan mencari cincin dan baju pernikahan." Ucap Chanyeol sambil berlalu meninggalkan Baekhyun sendiri dikamarnya.
Baekhyun melirik makanan yang ada diatas mejanya, tumben sekali Park Chanyeol baik padanya. Tanpa berfikir panjang ia melahap rotinya dan bergegas membersihkan diri.
-
Baekhyun melihat Chanyeol dan ibunya sedang berbincang, tampaknya sangat asik. Tidak biasanya ia melihat sang ibu tertawa geli.
"Hei, kalian sedang membicarakan apa?" Tanya Baekhyun.
"Tidak Baek, cepatlah kalian pergi. Ibu tidak sabar melihat kalian menikah nanti." Ucap nyonya Byun. Baekhyun hanya menggeleng.
Setelah berpamitan mereka pergi untuk membeli cincin. Dan disinilah sekarang, Baekhyun diam memandangi jalan. Chanyeol tidak banyak bicara sejak masuk kemobil.
"Saat menikah nanti kau ingin memakai gaun atau jas?" Tanya Chanyeol cuek, sementara Baekhyun membulatkan matanya sempurna.
"Hei! Aku pria, tentu saja memakai jas bodoh! Lagi pula kau yang lebih pantas memakai gaun." Jawabnya berteriak dan diakhiri dengan nada sarkitis. Baekhyun benar benar tidak tau diri, dia sangat tidak menyadari sikapnya yang seperti wanita.
"Lihatlah dirimu Baek, kau selalu merespon sesuatu dengan berteriak seperti wanita. Dan seharusnya kau berfikir, saat kita menikah nanti kau akan berada dibawahku." Berbalik dengan Baekhyun kini Chanyeol menjawabnya dengan tenang. Baekhyun yang mendengar dan tidak ingin berdebat hanya diam. Dia akan selalu kalah oleh Chanyeol.
Ternyata perdebatan mereka membuat perjalanan lebih singkat. Kini Chanyeol sudah memarkirkan mobilnya didepan gedung berukuran sedang. Gedung itu milik teman ibunya, banyak busana dan perhiasan bagus untuk pernikahan. Dan harganya juga sangat fantastis.
Baekhyun dan Chanyeol membungkukan badannya saat wanita paruh baya menyambut mereka. Wanita itu memperkenalkan diri dan ia adalah orang yang bertanggung jawab mengurus busana dan perhiasan mereka -Baekhyun dan Chanyeol-.
"Kau ingin mencari perhiasan atau busana dulu?" Tanya Chanyeol, Baekhyun masih terus terpana melihat nuansa mewah didalam ruangan.
"Ngg.. Perhiasan dulu."Ucapnya singkat.
Akhirnya mereka mencari perhiasan. Chanyeol memutuskan untuk Baekhyun saja yang memilih cincin mereka. Lagi pula ia tidak tertarik memilih. Lain halnya dengan Baekhyun yang semangat untuk memilih cincin.
Chanyeol terus dibelakang Baekhyun memperhatikan laki laki mungil itu memilih cincin. Sampai akhirnya Baekhyun tertarik dengan cincin perak yang terlihat simpel dan mewah jika dipakai. Di belakang cincin itu bisa tertulis nama mereka. Harga cincin itu juga terbilang mahal. Sekitar 100 Juta -Hitungan Indonesia-.
"Baiklah, aku pesan cincin ini. Untuk cincinku bertuliskan nama Baekhyun dan cincinnya bertuliskan namaku. Jangan terbalik." Ucap Chanyeol pada wanita itu.
"Caplang, apa cincin itu tidak terlalu mahal?" Bisik Baekhyun saat wanita paruh baya itu mencatat keinginan Chanyeol. Untuk Baekhyun cincin itu memiliki harga fantastis, mungkin karena ia belum menghasilkan uang sendiri. Namun untuk Chanyeol, harga segitu bukanlah masalah.
"Kau menyukainya kan? Itu bukan harga yang mahal." Tidak ingin mendengar ucapan Baekhyun, ia berjalan ketempat busana. Baekhyun dibelakangnya hanya mendengus sebal.
Mereka sibuk mengukur baju. Chanyeol dan Baekhyun tidak banyak bicara. Untuk busana Chanyeol lebih mengatur karena Baekhyun tidak mengerti sama sekali. Untuk konsep pernikahan saja Baekhyun tidak tau.
Setelah menghabiskan seharian penuh untuk cincin dan busana mereka memutuskan untuk segera pulang. Acaranya besok dan mereka butuh banyak istirahat. Sepanjang perjalanan mereka diam. Baekhyun yang biasanya cerewet juga ternyata sudah terlelap.
Chanyeol memarkirkan mobilnya dipekarangan rumah Baekhyun. Ia tidak ingin mengganggu Baekhyun yang tertidur pulas dan memutuskan untuk menggendongnya. Jika dilihat Baekhyun sangat manis.
Beberapa maid yang melihat Chanyeol menggendong Baekhyun tampak kaget. Beberapa dari mereka menawarkan diri untuk mengangkat Baekhyun namun Chanyeol menolak. Ia membaringkan Baekhyun ditempat tidur.
"Kau pasti sangat lelah." Chanyeol mengusak pelan rambut Baekhyun lalu mengecupnya.
"Selamat tidur, nona Park." Ia terkekeh lalu meninggalkan Baekhyun.
To be continue

KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only
FanficPark Chanyeol, CEO muda yang terpaksa mengurus perusahaan ayahnya. Byun Baekhyun, seorang mahasiswa yang selalu mengganggu Chanyeol. Mereka terjebak dalam sebuah perjodohan. Chanbaek ver.