Prolog: Gerhana Bulan & Darah

1.1K 52 8
                                    


Tengah malam ini, gerhana bulan terjadi.

Di gang yang sempit, gelap, dengan genangan air dan banyaknya puntung rokok berserakan dimana-mana, Seorang pria berjalan terhuyung menyusuri jalanan dengan berpegangan pada bangunan disebelahnya. Luka sayatan di sekujur tubuhnya bertemu dengan dingin malam yang menusuk. Pria itu merintih diam.

Tidak lama bertahan dari perihnya robekan yang terbuka di kulit putihnya, ia menyerah. Terduduk lemas bersandar pada dinding yang usang, tidak peduli dengan luka sayatan panjang di punggungnya. Ia hanya ingin beristirahat. Luka-luka di kakinya pun ia biarkan tergenang air sehingga darah yang mengalir bercampur, setetes demi setetes, pada genangan tersebut. Menikmati rasa sakit ditengah keputusasaannya.

Pakaian yang ia kenakan pun telah dihiasi oleh bercak merah dengan lubang panjang yang menampakkan luka dibaliknya, siapapun yang melihat keadaannya saat ini pasti meringis.

Pria dengan rambut hitam itu pun menatap langit malam, bintang-bintang nampak jelas walaupun tengah gerhana. Sedih, lemah, tidak berdaya.

"Pemandangan yang bagus." Gumamnya lirih.

Tak terasa kesadarannya pun mulai menghilang, matanya perlahan semakin terasa berat. Dari kejauhan ia melihat seseorang dengan sepatu boots dan menggenggam sebuah senapan, menghampirinya dengan berlari kecil. Ia tersenyum miris,

'ya.. sepertinya memang inilah akhir bagiku' batinnya sebelum tak sadarkan diri.



_______________

ECLIPSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang