003: Dengan Si Eagle Eye

429 48 4
                                    

Disinilah mereka, area dengan suara tembakan dimana-mana. Terdapat 3 ruangan. Ruang penyimpanan senjata–khusus untuk senjata yang digunakan saat berlatih–, ruang pemantauan, dan lobby untuk bersantai. Bagi seorang amatir Wonwoo terlihat cukup biasa ketika mendengar suara tembakan itu. Scoups mengajaknya menemui seseorang yang juga anggota Eagle, Dokyeom. Dikenal dengan julukan Eagle eye karena bidikannya yang tak pernah meleset dan selalu mendapatkan posisi sebagai sniper. Diruang penyimpanan senjata ini, sang Eagle eye sedang berargumen dengan seorang pria dihadapannya.

Tentang siapa yang paling kuat.

Makan lemon.

Ya, benar.

Saat ini sekumpulan orang berkerumun disalah satu meja diantara pajangan senjata, melakukan kompetisi makan lemon yang dibawa oleh salah satu agent. Dokyeom menjadi finalis terakhir dengan hasil yang seri. Dan sekarang ia berargumen dengan finalis lainnya.

Sebuah deheman dapat langsung membubarkan kerumunan tersebut. Scoups datang menghampiri Dokyeom yang berpura-pura mengelap AK-12¹ menggunakan tangan telanjang dihadapannya, menghindari pandangan Scoups.

"Kau sedang membersihkannya?" Tanya Scoups, melipat tangan di dada. Dokyeom melirik dan tersenyum. Tidak berselang lama, sebuah tangan menarik telinga Dokyeom. "Amatiran pun tidak akan membersihkannya dengan cara seperti itu." Lalu melepaskan tarikannya.

Scoups mengambil AK-12 tersebut dan mengopernya pada Wonwoo. "Dia anggota baru kita, buat dia mencoba semuanya. Carikan sesuatu yang nyaman untuk dia gunakan. Lalu, antar dia pada Vernon setelah itu Mingyu– ah Mingyu berada dirumah. Kalau begitu antar dia pada Woozi." Seru Scoups. "Anak itu selalu berada di kantor jika tidak bertugas lapangan." Gumam Scoups sembari memijat keningnya.

Dokyeom dan Wonwoo hanya memperhatikan Scoups. "Aku akan kembali ke kantorku, namanya Wonwoo. Aku Titip dia." Sedetik setelah Scoups hilang dari pandangan, Dokyeom menampakkan senyum yang paling lebar yang pernah Wonwoo lihat.

'apakah tidak apa-apa aku ditinggal berdua dengan manusia ini?'

.
.
.

Susu pisang. Orang aneh yang mendapat julukan keren itu membeli 3 susu pisang, untuk dirinya sendiri. Wonwoo duduk mematung disebelahnya.

"Maaf aku sangat payah dalam menembak." Ujar Wonwoo pelan, memecah keheningan.

"Tidak apa-apa." Dokyeom menjawab acuh tak acuh. Wonwoo sedikit heran. "Kenapa kau menjawab begitu?"

Dokyeom menoleh, "Memangnya kenapa?" Ia membuang kaleng minumannya yang sudah kosong. "Itu bukan masalah yang serius, hanya karena matamu yang tidak dapat melihat dengan jelas, bukan berarti kau betulan payah. Nanti aku bicarakan dengan Scoups." Ia membuka kaleng keduanya. "Kau mau?" Wonwoo menggeleng.

"Sebelumnya kegiatan apa saja yang sering kau lakukan?"

"Aku hanya anak laki-laki yang tidak bisa lepas dari teknologi dan internet. Selain itu, aku juga melakukan kerja paruh waktu di sebuah toko kecil."

Dokyeom membuang kaleng keduanya dengan melemparnya masuk kedalam tong sampah, Wonwoo menganga kecil. "Kau terbiasa dengan teknologi, ya?" Wonwoo mengangguk.

"Ayo." Dokyeom membantu Wonwoo berdiri. "Kita akan pergi mengunjungi Vernon." Ia menunjuk ke sebelah kiri lobby. "Dia seorang peretas, sepertinya kau punya peluang di bidang yang sama dengannya." Ucapan Dokyeom membuat Wonwoo bersemangat.

.
.
.

"Ah.."

"Ah?"

"Jadi.."

ECLIPSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang