006: Operasi Penyelidikan Distrik 5

331 38 3
                                    

Suara air yang diinjak oleh beberapa orang yang melewatinya. Sepatu boots mereka terus bergerak perlahan-lahan. Senapan yang beberapa kali membidik. Benar-benar perasaan yang baru bagi Wonwoo. Ia merasa hidup di dalam game yang sering dimainkannya dulu.

Ia melangkah disebelah kanan Hoshi. Pria yang menurutnya sangat bisa diandalkan. Matanya yang tajam menelisik kesemua tempat yang mereka lalui.

Didepan mereka terdapat satu jalanan yang menanjak, Hoshi menekan tombol pada kacamata yang ia kenakan, mengekspor gambar pada Vernon.

"Safe. 47 meter di depanmu terdapat gereja yang terbengkalai. Merekomendasikan untuk terus menggunakan kacamata SENVG.¹"

Vernon memantau dari atas menara dengan monitornya. Mengawasi setiap anggota melalui CCTV yang masih berfungsi dan satelit untuk acuan koordinat. Tidak lupa ada Dokyeom dengan TAC-50 ² nya. Karena sudah larut dan masih berpenduduk walaupun sedikit, seluruh anggota serta Jun menggunakan senapan yang dilengkapi thermal scope³ dan silencer.⁴

Hoshi melirik Wonwoo, dibalas anggukan. Mereka sudah dilengkapi dengan kacamata itu sejak awal. Mereka melanjutkan perjalanan. Hoshi menunjukkan telapak sebelah tangannya kebelakang lalu menaruh telapak tangan dibelakang telinga. ('berhenti' 'dengar').

Mereka berdua saling membelakangi, menerawang setiap sudut. Hoshi merunduk, mengangkat senapannya, membidik kearah jam 9. Thermal scope nya menangkap seorang manusia di arah tersebut. Wonwoo ikut merunduk, membidik kearah titik buta Hoshi. Melindunginya.

Hoshi mengerutkan kening. Di Arah tersebut walaupun sedikit terhalang sebuah pabrik, dengan jelas ia melihat ada sungai, tujuan Seungkwan dan Jun. Yang membuat ia heran adalah, kegiatan orang tersebut. Ia terlihat duduk ditepi sungai membelakanginya. Hoshi menekan kacamatanya untuk mengekspor gambar pada Seungkwan.

Seungkwan berada 31 meter didekat sungai. Melakukan hal yang sama –mengawasi orang itu–

Menerima gambar tersebut, Ia menoleh kearah jam 2. Tempat Hoshi dan Wonwoo berada.

"Aku tahu. Urus saja urusanmu sendiri." Bisiknya pada earpiece.

Hoshi mendelik. Aneh. Jika pria itu sedang mencuci piring, tidak ada manusia pergi mencuci piring ke sungai pada tengah malam. Dan jika ia memancing, tidak terlihat pancingan juga. Suara gesekan daun terdengar membuat Hoshi mengalihkan bidikannya. Hoshi melirik Wonwoo, mengangguk. Mereka bergerak berseberangan arah dengan asal suara.

Hoshi menaruh telunjuk didepan mulutnya. ('diam').

Suara itu hilang. Mereka saling lirik Hoshi mengisyaratkan Wonwoo untuk maju kedepan, kemudian mengangguk. Bergerak maju. Setelah memeriksa semak belukar yang mengeluarkan suara sebelumnya. Tidak terdapat apapun.

Hoshi ingin berteriak, melirik Wonwoo. Ia tidak pernah sehati-hati ini, ia terbiasa melakukan operasi secara agresif. Tapi kali ini, ia khawatir dengan anggota barunya.

Hanya beberapa belas meter jarak mereka dengan gereja terbengkalai itu. Hoshi dan Wonwoo berdiam, dibalik gerbang. Berseberangan. Hoshi mengangkat tangannya dengan jari di kepal, mengayunkannya dari depan lalu sedikit kebelakang. Memberi isyarat agar Wonwoo melindunginya.

Hoshi membidik ke segala arah, ketika ia rasa aman, Hoshi bergerak maju. Gereja yang terbengkalai, usang dan dimakan usia. Hoshi bergerak kearah kanan gereja, memeriksa sisi itu sebelum mengizinkan Wonwoo pergi ke sisi yang satunya.

Dengan izin, Wonwoo bergerak sesuai dengan perintah Hoshi. Disebelah kiri gereja, kosong. Wonwoo berjongkok. Memberi isyarat 'safe', seperti yang ia pelajari. Hoshi mengangguk. Ia kembali memberi isyarat.

ECLIPSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang