Cuplikan Bab 8

889 19 0
                                    

...

Kini aku sudah berdiri di belakangnya Mas Harsa. Nampaknya Mas Harsa belum menyadari keberadaanku di belakangnya. Aku pun berkata, "Mas Harsa, coba tengok ke belakang." Sesuai instruksiku, Mas Harsa nengok ke belakang lalu senyumnya merekah ketika melihat aku membawa kue dengan lilin menyala di atasnya. "Selamat ulang tahun, Mas. Kudoakan Mas Harsa bahagia selalu, kalo pun dalam hidup Mas datang berbagai masalah yang menyulitkan hidup, semoga masalah itu cepat berlalu, mudah diselesaikan. Aamiin."

Mas Harsa menyahut. "Aamiin. Makasih banyak ya, Dek. Mas tiup lilinnya nih?"

"Jangan! Mas harus berdoa dulu habis itu tiup lilinnya."

Kulihat Mas Harsa memejamkan mata nampak khusyu berdoa lalu setelah selesai Mas Harsa meniup lilin di atas kue yang kupegang. Tanpa kuduga, setelah meniup lilin Mas Harsa bangkit kemudian memegang kepalaku sambil tersenyum lebar. Tak sampai di situ, Mas Harsa mengecup keningku sekitar 3 detik kemudian berucap, "Makasih ya, Dek. Mas bersyukur ditemenin kamu hari ini. Ternyata sudah tepat Mas memaksa kamu untuk ikut. Kalo nggak ada kamu, hari ini akan menjadi hari yang buruk. Sangat sangat buruk."

Pikiranku nge-blank dan kuyakin wajahku sekarang merah sekali seperti kepiting rebus. M-Mas Harsa barusan mencium keningku!? I-ini aku lagi nggak bermimpi, kan!?

Kelanjutannya ada di https://karyakarsa.com/bangjun

Dear Mas HarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang