Cuplikan Bab 1

4.8K 148 4
                                    

Ican POV's

Sumpah, deh. Hal paling menakutkan di kosan ini tuh setelah terjadi hujan. Semua akan terlihat basah, lembab, gelap dan seringnya muncul penampakan wanita berambut panjang. Ketakutan itu dirasakan oleh mereka, ya! Kalo aku sih nggak. Maksudku, awalnya aku juga takut tinggal di sini dan berencana pindah, tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa karena mereka tidak menggangguku.

Sebenarnya menganggu, tapi ya kalo aku hiraukan tuh hantu akan bosan sendiri.

Kayak sekarang. Saat aku sedang jalan ke kamar mandi, kebetulan kamar mandi kosan ini ada di luar nggak ada di dalam, dari arah lorong menuju kamar nomor 18 mataku sempat melihat bayangan wanita berambut panjang sedang menatapku. Impuls aku mengerjapkan mata lalu setelah mataku terbuka laki sosok penampakan itu nggak ada.

Dulu aku pernah mengalami kejadian serupa. Aku ketakutan, lari, terus akhirnya jatuh. Celakanya bukan karena hantunya tapi karena tingkah lakuku sendiri. Sejak saat itu pun aku benci dengan hantu itu dan beberapa bulan kemudian ketika aku mutusin buat bertahan, aku pun tak merasakan takut lagi.

Sesampainya di kamar mandi, aku langsung jongkok di kloset sambil mikirin hal random yang kulalui hari ini. Namun sialnya, saat sedang mikirin hal random itu, tiba-tiba sosok Mas Harsa langsung terbayang-bayang. Argh! Bayanginnya yang nggak nggak pula. Aku malah bayangin dada bidang Mas Harsa, tubuh kekar jantannya, juga wajahnya yang sangar dan tampan.

Yap. Aku gay. Walaupun aku gay, aku tidak mau berurusan dengan pria straight karena aku memiliki pengalaman yang sangat buruk. Benar-benar buruk.

Dulu, aku pernah jatuh cinta kepada laki-laki straight. Padahal kusimpan rapat-rapat perasaan itu tapi suatu waktu ketahuan oleh orangnya. Aku langsung di-bully, dipermalukan setiap hari sampai aku lulus sekolah. Dasarnya aku memang pendiam dan nggak suka berbaur, semenjak kejadian itu semakin enggan aku bersosialisasi. Toh lebih enak menjalani hidup sendiri. Sudah kucoba aku berbaur di kampus, aku malah muak dengan tingkah dan sikap teman-temanku. Bersosial sangat tidak cocok denganku.

Sial!

Padahal aku lagi mikirin soal ke-introvert-an yang ada dalam diriku tapi bisa-bisanya sosok gagah Mas Harsa terngiang-ngiang di dalam kepalaku. Ma-mau gimana lagi. Aku belum pernah melihat sosok setampan dan segagah Mas Harsa. Baru kali ini kulihat ada laki-laki sesempurna itu. Semua gay pasti menyukai laki-laki jantan dan gagah, apalagi laki-laki itu bisa mengayomi. Termasuk diriku. Mas Harsa adalah definisi dari pria idamanku selama ini.

Buru-buru kepalaku menggeleng. Gak bisa! Mayday mayday! Aku dalam bahaya. Harus segera kuusir Mas Harsa dari kosan ini supaya perasaan ini tidak akan tumbuh menjadi perasaan cinta. Karena kalo sudah tumbuh jadi perasaan cinta akan repot jadinya. Mas Harsa laki-laki straight, gak mungkin bisa kudapatkan dan besar kemungkinan aku akan ditonjok olehnya, di-bully kayak waktu itu lalu hati dan tubuhku akan terluka lagi.

Nggak mau, aku gak mau seperti itu.

Saat aku hendak cebok terdengar suara gedoran pintu.

DOR DOR DOR!!!

"Loh loh, Dek! Kamu ada di dalam!? Mas lihat kunti, Dek! Astaga sini ikut Mas buruan!"

"Aku lagi cebok, Mas!"

Baru aja ketemu udah panggil Dek segala. Kan aku jadi baper hmmm sedikit.

Untuk membaca full-nya silakan kunjungi karyakarsa saya :

https://karyakarsa.com/bangjun

Dear Mas HarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang