Masih repost sambil gue baca ulang yaa, hehe😁
Happy reading! Don't forget to vote and comment😍⭐
***
“Mau sampai kapan kamu main-main? Umurmu udah dua puluh delapan, Mama mau kamu serius, cari cewek dan ajak dia menikah. Bukan buat dimainin!” seru Naila.
Alva yang baru pulang kerja memutar bola matanya kesal mendengar omelan Mamanya. Dia berniat untuk cuek dan berjalan ke arah kamarnya, namun tiba-tiba Papanya menghadangnya.
“Jawab pertanyaan Mama. Mau sampai kapan?” tanya Pras.
“Aku belum pengin nikah, Pa.”
“Terus maumu apa? Gonta-ganti cewek mulu,” sindir Pras.
“Emangnya Papa enggak?” sindir balik Alva. Dia menatap Mamanya. “Iya, kan, Ma? Dulu Papa lebih parah dari aku nggak?”
Pras berdehem. Skakmat! Kalau sudah mengungkit masa lalu, Pras merasa kehabisan kata-kata. Entah ini karma perbuatannya di masa lalu jadi anaknya ada yang menuruni ke-playboy-annya, atau karena dia yang tidak becus dalam mendidik anaknya.
Namun, kalau dipikir-pikir, Pras merasa bukan salahnya dalam mendidik anak. Buktinya anak keduanya bisa menjadi cowok baik-baik yang penurut, bahkan bisa menjadi seorang dokter. Keren bukan? Tidak seperti anak pertamanya ini, pembangkang, playboy, dan terkadang sulit diatur.
Naila juga tidak bisa menjawab pertanyaan Alva, karena memang suaminya dulu begitu. Akhirnya dia hanya bisa diam.
“Kalau sampai umurmu menginjak tiga puluh tahun tetap nggak bisa serius sama cewek, Mama terpaksa akan menjodohkan kamu,” ancam Naila.
“Boleh, jodohin aja, Ma. Tapi sama Lily ya,” kata Alva sambil tersenyum girang.
“Lily anak baik-baik! Enak aja kamu mau sama dia!” seru Naila.
Pras mengangguk setuju dengan ucapan sang istri.
Alva tidak mempedulikan ucapan Mamanya. Di dalam kamar, Alva mengganti pakaiannya dengan kaus dan celana pendek, kemudian rebahan di atas kasur.
Ada chat WhatsApp masuk dari cewek bernama Putri. Alva membukanya dengan ogah-ogahan.
Putri: Ayo balikan.
Putri: Please … aku nggak bisa lupain kamu. Aku maunya sama kamu.
Putri: Nggak mungkin kamu udah punya cewek lain kan?
Alva sudah biasa menghadapi mantan-mantannya yang tiba-tiba menghubunginya lagi setelah diputuskan. Dia bahkan lupa Putri itu mantan yang nomor berapa, ya? Soalnya ada total sebelas mantan yang Alva punya.
Alva hanya membaca chat itu lalu memblokir WhatsApp Putri. Kalau tidak diblokir, nanti malah merepotkan.
Memang benar kalau Alva tidak pernah serius dalam menjalin hubungan dengan para perempuan yang sudah menjadi mantannya. Dia hanya penasaran, tidak ingin sendirian, dan butuh bersenang-senang. Kalau mereka tidak menarik lagi, mulai membosankan, apalagi mulai minta dinikahi, maka saat itulah Alva memutuskan mereka.
Alva merasa ini bukan sepenuhnya salahnya. Dia menjadi seperti ini karena satu-satunya cewek yang disukainya sejak masih kecil belum bisa dimiliki olehnya. Dia pikir, dengan menjalin hubungan dengan banyak cewek lain, maka cewek yang disukainya itu akan cemburu atau menghentikannya. Namun, ternyata tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Police & Innocent Girl (Tamat)
Dragoste"Pa-Papa! Kak Alva cium bibir Lily! AAAA!!!" teriak Lily. Kata orang-orang, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Begitulah yang terjadi pada Alva. Pria berusia dua puluh delapan tahun itu dicap sebagai polisi playboy kampret oleh orang-orang di seki...