Bab 20 - Berdamai

4.4K 282 50
                                    

Selamat malam gaes! Happy reading😍✨

***

Kecupan demi kecupan hinggap di wajah Lily. Alva juga meminta maaf lalu membersihkan kekacauannya.

“Jangan bilang Papamu. Jangan kasih tau siapa-siapa tentang yang tadi, oke?” kata Alva.

“Emang kenapa?” tanya Lily dengan wajah polosnya.

“Nanti aku bisa habis di tangan mereka,” jawab Alva sambil memberikan gestur menggorok leher.

Lily jadi bergidik ngeri lalu mengangguk-angguk.

“Aku pinjam kamar mandi kamu sebentar ya.”

“Buat apa, Kak?”

Alva terdiam sejenak, tidak mungkin dia menjawab jujur kalau perlu menidurkan burung tempurnya dengan cara anu.

“Kebelet pup,” jawab Alva, terpaksa berbohong.

Lily percaya begitu saja, membiarkan Alva pergi ke kamar mandi. Setelah Alva memasuki kamar mandi, Lily menutupi wajahnya dengan bantal.

“Aaaa! Tadi itu apa? Lily ngerasa aneh,” gumam Lily.

Mengingat kejadian tadi membuat pipi Lily memanas, dia malu.

Khawatir ketahuan Deon sedang berduaan di sini—karena tadi Alva bilang jangan sampai yang lain tahu—maka Lily berganti pakaian lalu keluar dari kamarnya. Ternyata Deon dan Ivena masih di ruang tamu bersama tamu yang tadi.

Lily duduk di sofa ruang keluarga sambil bermain ponsel. Lima belas menit kemudian, Alva belum juga keluar dari kamar Lily.

“Kak Alva lama banget. Apa mungkin sembelit? Kasihan …” Lily jadi iba.

Tak sampai lima menit setelahnya, Alva keluar dari kamar Lily sambil tersenyum lalu beranjak duduk di sebelah Lily.

Dan beruntungnya mereka karena setelah itu Deon dan Ivena baru muncul, tamu mereka sudah pergi.

Deon mengamati Alva dan Lily yang sedang asyik berbincang. Dia menghela napas lega karena ternyata mereka berada di sini, bukan di kamar Lily. Tadi dia sempat panik saat menyadari kalau bisa saja Alva berbuat mesum di kamar dengan Lily.

“Kamu nggak pulang, Va?” tanya Deon, ikut duduk di sebelah Alva.

Alva menoleh ke arah Deon. “Aku mau nginap di sini boleh, Om?”

“Kenapa? Dari kemarin penginnya nginap di sini mulu. Kamu mau modus sama Lily?”

Alva menyengir.

Deon menatap kepo. “Atau … jangan-jangan kamu lagi ada masalah sama Papamu?”

Senyum Alva langsung luntur. Dia merasa bad mood seketika saat mengingat Papanya. Ya, sebenarnya itu alasan dia tidak ingin tidur di rumah sejak kemarin, bahkan tadi pagi buru-buru pergi, dan malam ini juga dia tidak ingin pulang.

Deon mengangguk paham. Rupanya ada masalah dengan Pras.

“Kalau ada masalah dibicarakan, jangan malah kabur dari rumah.”

“Nggak ada masalah kok, Om,” sangkal Alva.

Namun, Deon tidak menyerah semudah itu. Jadi, saat Lily sedang sibuk menyiapkan makan malam dengan Ivena, dia mencoba menginterogasi Alva lagi.

“Pasti kamu habis ribut sama Papamu kan?” tebak Deon.

Alva diam, haruskah dia curhat dengan Deon? Dia menatap sekeliling, tidak ada orang lain di sini.

Alva berdecak kesal. “Papa nyebelin, Om.”

Ya, Deon tahu itu. Terkadang Pras memang menyebalkan, tetapi Pras sahabat baiknya.

Playboy Police & Innocent Girl (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang