Pejabat (siswa)

51 6 5
                                    

"Iaros-nim,"

Iaros mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Oh, nona Eckart. Ada apa?"

"Siswa baru sudah berkumpul di aula."

Iaros memberikan senyum menawannya pada wakilnya. "Tentu," balasnya sebelum pergi ke aula.

Disampingnya, wakil ketua osis mengajak Iaros masuk ke percakapan sepanjang perjalanan.

"Anda boleh memanggil saya Penelope, Iaros-nim."

Iaros menggeleng. "Penggemar fanatik mu akan menerorku sepanjang waktu dan itu sangat menganggu."

Penelope membayangkan seseorang yang berambut emas dan mata merah.

"Benar," lirih perempuan itu. "Namun rasanya tak nyaman jika anda terus memanggil saya nona Eckart, apalagi ada dua putri keluarga Eckart disini."

Iaros nampak berpikir sejenak. "Kalau begitu, wakil ketua osis."

Mereka bertemu tatap.

"Bagaimana?" Tanya ketua osis.

"Begitu saja." Balas Penelope dengan senyuman indahnya.

"HEY!"

Tanpa perlu melihat ke sumber suara pasangan osis itu tau dengan jelas siapa yang memanggil mereka seperti itu.

Wakil ketua osis menghela nafas lelah.

"Yang mulia, tolong jaga image anda setidaknya didepan siswa baru nanti."

"Ha! Apa sekarang nona peduli padaku?"

Callisto, putra mahkota dan seorang penggemar Penelope paling AKUT.

"Tentu saja saya sangat mempedulikan anda bagaimana bisa saya tidak peduli pada anda?"

Dengan seringainya Callisto kembali menyatakan cintanya yang entah sudah keberapa ratus kali.

"Aku kesal saat kau tersenyum pada orang lain. Hey nona, kenapa tidak jadi pacarku saja ak-"

"Maaf yang mulia, kehormatan sebesar itu mana mungkin saya terima."

"Wah kejamnya. Nona baru saja menghina seluruh perempuan se kekaisaran loh."

"Hah?"

"Memangnya salah, putra mahkota punya pasangan perempuan paling mahal se kekaisaran?"

"Dimana hinaannya?"

"Apa sih yang sebenarnya nona pikirkan," gerutu Callisto. Namun ia masih mau saja menjawab.

"Ya, karna nona billang kehormatan menjadi pasanganku tak layak bagi nona yang paling menawan, cantik, kaya, dan cerdas se kekaisaran. Jika yang sempurna seperti nona saja tak layak, bukannya mereka tak lebih dari seekor hama?"

"Apasih!"

Iaros memilih mengabaikan mereka dan beranjak pergi.

Lebih baik dia menyelesaikan pekerjaannya daripada menonton drama picisan.

"Nona Eris," Panggil Iaros.

Perempuan bernama Eris sedikit menunduk.

"Acara siap dimulai," jawab Roxana tanpa menunggu pertanyaan.

"Gua sebagai pembawan acara juga siap!" Melisa asal masuk ke obrolan.

Disertai senyumannya, Iaros menjawab. "Sudah kubilang diam saja Nona Podebright anda itu aib kelas bangsawan."

"Ketua osis ucapan anda keterlaluan." Yuri, salah satu bulol nya Melisa mendukung.

"Tapi anda setuju kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ye Ran SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang