02. Amnesia

160 21 0
                                    

Sinar terik matahari yang tampak sudah tinggi membuatnya mengerutkan kening. Belum lagi suara berisik dari luar ruangan dan cicitan burung merpati di luar.

“Sial...” gumamnya pelan.

Rasa pusing serta mual menyerang. Membuatnya memejamkan mata dengan kuat dan mendesis pelan.

Guk guk guk!

Seekor makhluk berbulu yang gempal menaiki ranjangnya, membuatnya menahan nafas terkejut. Di susul suara decitan pintu yang terbuka.

“Nona Annette?”

Suara itu membuat itu mengerutkan kening dan menatap ke arah pintu. Seorang pelayan dengan gaun sederhana lusuh tampak menegang. Nampan berisi air yang masih menunjukkan uang terlepas dari tangannya membuat suara berisik.

“Sa—saya akan panggilkan tabib!”

Anneline mengerutkan kening dan kembali menunduk. Perempuan itu menggerang pelan sembari meringkuk di atas kasur lebarnya.

“Annette!”

Beberapa langkah kaki mendekatinya, seorang wanita dengan jas panjang memberikan wewangian herbal ke hidungnya. Sesudah beberapa saat, Anneline mengangguk, membuat tabib itu menyingkirkan botol berisi minyak wewangiannya. Beberapa kali tabib itu tampak memeriksa suhu tubuh bahkan hingga nadinya.

“Annette baik-baik saja?”

Tabib itu mengangguk. “Hanya demam ringan,” jawabnya lalu tersenyum ringan menatap Anneline. “Untuk sementara waktu, saya harap Lady Castova istirahat dengan baik. Jangan terlalu banyak pikiran agar tidak menimbulkan stress, konsumsi obat dan makanan sehat yang teratur akan membantu kondisi anda agar lebih baik.”

Wanita yang duduk di pinggir ranjang itu mengangguk, menatap Anneline dengan tatapan khawatir. “Oh, poor little lady... My Annette...”

Tabib itu menunduk, “Ada satu berita lagi...” ucapnya dengan enggan. “Lady, anda ingat saya? Atau pelayan itu?”

Mata hijau Anneline menatap tabib lalu pelayan— orang pertama yang membuka pintu. Menggeleng, tatapannya tampak ragu. “Aku tidak tahu... Siapa?”

Wanita bergaun itu menahan nafasnya, “Anne... Kamu melupakan bibi juga?”

“Benturan keras di kepala Lady Castova saat terjatuh adalah alasannya kehilangan ingatan. Atau mungkin itu disebabkan trauma, membuat otaknya menghilangkan memori-memori tertentu.”

***

“Dia melupakan mommy, Sam. Dia melupakan kita...” bisik Patricia sembari menatap Anneline yang tampak duduk diam di gazebo taman.

Kondisinya perlahan mulai membaik, tabib Liyane selalu datang untuk memeriksa perkembangan Anneline. Bahkan berat badan Anneline berangsur-angsur naik sejak dua bulan mengalami koma hingga membuatnya kehilangan banyak berat badan. Nafsu makannya juga tampak meningkat.

“Yang penting Annette sudah sadar, itu sudah baik. Memorinya akan kembali, cepat atau lambat. Mommy tidak perlu khawatir...” Samuel menatap Anneline yang tersenyum dan melambaikan tangan pada mereka. Sepupunya tampak berbeda.

Kehilangan ingatan membuat Annette Castova berubah menjadi anjing jinak.

“Zzar!”

Running To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang