03. Lavender Eyes

165 20 0
                                    

Anneline mengigit kuku ibu jarinya, salah satu kebiasaan buruknya saat cemas atau berpikir keras. Tidak peduli jika kuman yang ada di kukunya berpindah ke saluran pencernaan. Tidak peduli jika jarinya akan berdarah nantinya.

“Nona? Ada masalah?”

Gadis itu menoleh dan menggeleng. “Tolong tinggalkan aku.” Anneline memberi perintah yang langsung dituruti. Anneline menatap cangkir tehnya dengan kerutan halus di kening.

Guk guk!

Gonggongan anjing itu membuat Anneline sedikit terlonjak, mata hijau itu melebar. “Zzar!” serunya dengan senyuman lebar.

“Kamu berkeliaran sendirian?” bisiknya pelan sembari mengusap bulu-bulu halus anjing itu. “Bagaimana jika Sam mencari?” bisiknya.

“Keadaanmu separah itu?”

Suara husky itu membuat Anneline menoleh, menatap tajam pria yang berjalan santai mendekatinya. Anneline membuat gestur waspada seketika. Bahkan Zzar yang berada di kakinya juga tampak menggeram rendah.

Pria itu mendengkus melihat keduanya. "Kamu gila?" ucapnya dengan tekanan nada rendah.

"Siapa kamu?" tanya gadis bermata hijau itu tak ramah. Disahuti oleh suara menyalak anjing dachshund yang terkenal akan kepintaran dan kewaspadaannya.

Keduanya tampak serasi.

Pria itu tersenyum culas. “Kamu benar-benar lupa ingatan?”

Anneline mengerut sembari menjauhkan wajahnya saat pria itu menunduk dan menatapnya dengan lamat. “Tidak bisakah anda berlaku sopan, sir?”

Pria jangkung dengan kulit pucat itu menaikkan alis. Iris mata lavendernya tampak bersinar dengan sinis. “Should I apologize?” bisiknya sembari mengulurkan tangan dan mengambil beberapa helai rambut legam Anneline.

Perempuan Castova itu mengangguk, tidak ragu. Tangannya bergerak menarik pelan helaian rambutnya dari tangan besar pria asing itu.

“Aku akan melakukannya, jika kamu mengingat namaku,” bisiknya lalu berbalik dan pergi.

Anneline mengerutkan kening dalam lalu menatap Zzar yang menatapnya sembari mengibaskan ekor. “It's okay, he's gone.”

“Haruskah aku melaporkannya pada bibi? Mungkin dia berbahaya,” gumam Anneline sembari mengangkat tubuh anjing kesayangan sepupunya. Berjalan dengan langkah cepat menyelusuri lorong kediaman Castova.

Namun Anneline berhenti, langkah kakinya tertahan. “Zzar... Kurasa aku kenal dia...” Mata hijau itu melebar lalu berbalik dan berlari kencang. Mendekap erat anjing yang hanya bersuara semangat sembari menjulurkan lidahnya.

Anneline tidak peduli dengan tatapan penuh khawatir pelayan yang dilewatinya. Walau nafasnya memburu dengan bulir keringat di keningnya. Kaki ramping itu bergerak walau sesekali rok gaun panjangnya menggangu pergerakannya.

“Iris!”

Pelayan itu menoleh lalu melebarkan matanya. “Nona! Ada apa?!” tanyanya dengan raut khawatir. “Ada yang menganggu? Kenapa berlarian? Dimana para pengawal?”

Anneline menggeleng, melepaskan Zzar yang memberontak di pelukannya. “Ada tamu yang datang?” tanyanya sembari mengatur nafas. Iris menyodorkan sapu tangan bersih kepada majikannya.

Running To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang