part 22

1.8K 229 0
                                    

"Berikan padaku"

Jeno mendongak, lalu menatap kearah tangan Jisung yang terulur meminta pisau yang sedang ia pegang.

"Jisung, aku bisa sendiri"

Jisung mengabaikan perkataan istrinya dan mengambil alih pisau di tangan Jeno.

"Duduklah, biar aku yang bekerja. Katakan saja apa yang harus ku lakukan"

"Jisung.."

"Sayang, dengarkan aku, oke?"

Jeno terdiam. Ada senyum sedih di wajahnya yang kian pucat.

"Aku..begitu tidak berguna, kan?"
Ucap Jeno dengan wajah lesuhnya.

Jisung tertegun.

"Benarkan?"

Pisau di tangannya diletakkan. Jisung menoleh.
"Jangan berkata seperti itu. Siapa yang bilang kau tidak berguna?"

Jeno menatap suaminya, matanya berkaca-kaca.

"Aku memang tidak berguna"
Ucapnya.

"Aku selalu menyusahkanmu"
Lanjut Jeno dengan kedua matanya yang mulai menjatuhkan air mata.

"Sayang.."

"Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tidak bisa memberimu anak. Aku tidak bisa mengurus rumah dengan baik. Seharusnya..seharusnya kita tidak pernah menikah, kan?"

Jisung mencengkeram bahu Jeno, menatapnya lurus.
"Sayang, dengar. Menikah denganmu adalah salah satu kebahagian ku. Apa yang kau katakan? Aku mencintaimu. Aku menikah denganmu karena ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Aku tidak meminta apa-apa. Jangan menyakiti dirimu sendiri"

Jeno terisak. Jisung menariknya ke dalam pelukan.

"Hidupku..hidupku tidak lama lagi, Jisung. Aku bisa apa?"

Mata Jisung berkaca-kaca, namun ia berusaha menahan kesedihannya sendiri.

"Jangan bicara seperti itu, sayang. Kita akan tetap bersama. Kau akan sembuh. Kita akan kembali tersenyum seperti dulu"
Ucap Jisung menahan tangisnya. Menarik tubuh sang istri untuk menatap kedua matanya dengan tatapan tegar. Menyemangati sang istri yang mulai pasrah dengan hidupnya.

"Maaf kan aku.."
Ucap Jeno dengan lirih. Memeluk sang suami dengan erat. Menangis sejadi-jadinya. Berharap semuanya akan membaik jika ia berhenti menangis nanti.

Elusan lembut Jisung berikan pada rambut sang istri. Air mata jatuh begitu saja di pipi pria tampan itu. Rasanya begitu sakit, begitu takut, merasa tidak yakin akan menerima apa yang akan terjadi nantinya.

Jika suatu hari nanti Jenonya akan pergi. Apa ia akan sanggup?















































KevanoAlvynSuldarta

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your Pure Love (SungNo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang