"Berbalik"
Lenguhan pelan Jeno keluarkan, masih menetralkan deruh nafasnya.
"Sayang, cepat. Mau ku hamili tidak?" ujarnya.
"Mau, Jisung"
Ia berbalik, bertumpu pada lutut dan siku. Meraih bantal agar ada yang bisa ia gigit, punggung ditekan ke bawah mempertemukan permukaan dada dan ranjang. Jeno menungging dengan satu lengan tertahan dibelakang dalam genggaman tangan besar Jisung."Akh! Jisung! Akh! Sakit, Jisung!"
Jeno mengerang keras begitu bagian bawahnya di desak benda dengan ukuran besar itu. Kepala berbentuk jamur itu mendesak tak sabaran meski tubuh Jeno terasa begitu ketat. Entah kenapa rasanya begitu kering sekarang.
Miliknya terus melesak hingga hampir seluruh bagiannya menancap.
"Sakit..Khhh! Jisung.. "
Liquid bening itu jatuh satu persatu dari balik kelopak terpejam erat. Tautan kedua alis menandakan tubuh Jeno menolak benda asing menginvasi tubuhnya. Jisung benar-benar menghujamnya tanpa ampun kali ini. Jeno tidak suka. Bukankah Jisung bilang ia akan bermain dengan sangat lembut?
"Tahan sebentar, sayang"
Tanpa memberi kesempatan Jeno untuk membiasakan keberadaan milik Jisung berada dalam tubuhnya, Jisung mulai menyodokkan miliknya sampai tubuh kecil di bawahnya melonjak-lonjak kecil.
Berpuluh-puluh tusukan yang Jisung layangkan perlahan membuat bagian bawah Jeno itu lebih elastis. Basah, lengket dan licin, semua menjadi satu. Hangat dan ketat, semua yang Jeno miliki benar-benar memuaskannya.
Jisung memang sudah kehilangan kewarasannya meski si manis yang kepayahan menahan hempasan pinggulnya tengah terisak-isak. Atau bagaimana tubuh itu berkali-kali terhuyung ke depan namun tertahan akibat lengan yang masih ditawan.Cengkraman dinding sempit yang bergerinjal-gerinjal pada miliknya membuat Jisung semakin betah untuk menggesek-gesekkan kemaluannya berulang kali. Mengabaikan bagaimana merah sekitaran liang yang tengah ia sodoki.
"Sudah..Jisung, ini menyakitkan"
"Sakit? Kamu ingin berhenti, sayang?"
Tanya Jisung yang masih terus mendorong masuk miliknya yang kokoh ke dalam liang kenikmatan yang langsung menyambut dengan himpitan kuat. Menghisap namun mendorong keluar menolak keberadaan.Prostat Jeno cukup mudah ditemukan, hanya menekan di ke dalaman serta titik yang tepat.
"Nghhh..Astaga!"
"Masih ingin berhenti, sayang? Hm?"
Pinggang kembali direngkuh, Jeno terangkat setengah bersimpuh masih dengan tubuhnya yang terus digarap.
Satu lengan Jisung membelit dada Jeno, mencegah supaya anak itu tidak ambruk sewaktu-waktu. Tidak lupa memberi sentuhan ekstra pada dada Jeno."Jisung..Akh! Jisung.. "
"Kenapa kau bisa senikmat ini!?"
Jeno kelimpungan, prostatnya ditekan terus-menerus. Dinding bagian dalamnya digaruki sedemikian rupa hingga bernapas pun terasa sulit.
Tubuh tak berdayanya memantul ke atas dan bawah hasil dari gaya dorong yang Jisung berikan. Pipi pantat berguncang jadi bukti hempasan yang Jisung lakukan tidak main-main. Pun suara becek serta tamparan kulit beradu memenuhi ruang diantara napas tersengal maupun engahan.
Jisung hampir sampai pada klimaks, miliknya membesar di dalam tubuh Jeno yang kini becek oleh precum dan cairan Jisung. Jeno menggeleng panik. Perutnya makin terasa penuh. Perutnya seolah diaduk oleh rasa nyeri sekaligus nikmat. Pekikan kencang terlontar saat dadanya dicubit kuat.
Jisung menciumi sisi leher berkeringat Jeno selagi menggaruk kasar pucuk dada. Menstimulasi titik-titik sensitif milik Jeno. Menyeret anak itu terhempas pada jurang akhir selepas pendakian mereka. Jeno menggelepar seirama dengan cairannya yang berhamburan melingkupi milik Jisung. Jisung menghentikan sodokan, berbaik hati membiarkan sang kekasih mengalami ejuklasinya terlebih dahulu.
Jeno ambruk seketika, tidak sanggup lagi memaksa lutut lemasnya menahan bobot tubuh. Milik Jisung ikut terlepas kendati belum ada lelehan sperma dari sang dominan.
Jisung berbaring di belakangnya, lagi-lagi meraih pinggangnya sementara tubuh Jeno diposisikan miring. Jisung memberi beberapa kocokan di miliknya sendiri dan berhenti saat batang itu berdenyut.
Tidak senikmat saat berada di dalam sana. Maka Jisung desakkan kepala miliknya membelah celah basah."L-lagi?!"
Jeno terbelalak tak percaya. Keliru karena sempat berpikir semuanya sudah usai.
"Tahan sebentar, sayang. Aku belum keluar.."
Tidak ada jawaban lagi, tapi Jisung tahu Jeno masih terjaga. Respon tubuh menegang saat tubuhnya di paksa menelan habis cukup menjadi pertanda. Dengan itu Jisung menggempur tubuh Jeno lebih kuat dan dalam. Satu kaki terangkat guna menjadi tumpuan dorongan.
Tidak butuh waktu lama, Jisung juga tidak berniat menahan diri lebih dari batas. Jeno terenggut dalam satu pelukan kuat saat akhirnya getaran tubuh di belakangnya menjadi akhir dari semua hempasan. Sensasi kental hangat beberapa kali menciprati dindingnya, mengisi rongga kecil dalam perutnya.
Cairan Jisung tumpah seluruhnya di dalam hangat tubuh Jeno. Masih bergerak pelan beberapa kali hingga nafsu mereda. Jisung melepas tautan tubuh, menyematkan kecupan dalam pada kelopak mata yang hampir terlelap.
KevanoAlvynSuldarta
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Pure Love (SungNo)
Novela JuvenilAwalnya Jisung dan Jeno bermusuhan, lalu mereka berdua berbaikan, mereka hidup bahagia bersama, lalu berpisah. Tapi kenapa..?