Chapter 2 : Hubungan

22 2 0
                                    

"Mau sampai kapanpun, mesin ini selalu membuatku pusing setiap kali melewatinya." Keluh Alex sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Elioenai.

"Soalnya kamu jarang melewati mesin ini, sih. Kalau sudah terbiasa nanti juga tidak akan merasakan apa-apa." Sahut Elioenai sambil terkekeh.

Tidak membalas ucapan Elioenai, Alex langsung menyambar sebuah botol kaca dan meneguknya hingga tandas.

"Jadi, kapan utusan si prajurit itu datang?" Tanya Alex sambil mengisi ulang botol kaca itu dengan air menggunakan sihirnya.

"Zachary Lysander. Itu namanya, bukan 'si prajurit itu', Alex." Tegur Elioenai sebal.

"Iya, iya. Jadi kapan?" Tanya Alex makin tidak sabaran. Belum sempat menjawab, tiba-tiba seorang lelaki dengan pakaian kesatria menghampiri mereka. Terlihat ada lambang pedang yang dikelilingi oleh duri di dadanya.

"Oh, baru dibicarakan." Gumam Alex.

"Salam kepada Matahari Constantine dan Bintang Constantine. Saya adalah utusan Duke Lysander sekaligus Raja Camellias Montgomery. Saya akan mengantar Anda sekalian ke istana kerajaan terlebih dahulu." Pria itu menjelaskan dengan tegas. Tangannya langsung dilipat ke belakang setelah menjelaskan.

"Baiklah. Silahkan, tunjukkan jalannya." Ucap Elioenai sambil menarik tangan Alex.

...

Tidak seperti yang Alex kira, ternyata hubungan Elioenai dan Camellias Montgomery itu sangat baik. Seperti teman akrab. Mereka sekarang sedang asik berbincang, meninggalkan Alex dan seorang pria terduduk diam di hadapan mereka.

Karena tidak ingin dianggap orang kurang ajar di pertemuan pertama mereka, Alex diam-diam memasang mantra sihir yang hanya bisa di lihat oleh Elioenai. Dia menata sihir benang itu agar membentuk sebuah kalimat.

'Berhenti mengobrol.'

Melihat hal itu, Elioenai buru-buru menyudahi percakapannya dengan Camellias. "Ah, sepertinya kita terlalu asik berbicara. Maafkan kami, kalian jadi lama menunggu." Elioenai menyudahi percakapan mereka dengan mulus.

"Astaga. Maafkan kami, ya." Camellias baru menyadari mereka sudah mengobrol terlalu lama dan meminta maaf. Wajahnya terlihat tulus.

Alex dan pria itu hanya mengangguk. Diam-diam di dalam hatinya, Alex memasang wajah kemenangan.

"Karena saya dengar Nona Alexandria tidak suka orang yang bertele-tele, jadi saya akan langsung ke intinya." Ucap Camellias memulai rapat mereka. Mendengar hal itu, Alex langsung memicingkan matanya ke arah Elioenai. Orang yang ditatap berusaha menghindar dengan menatap Camellias.

"Seperti yang kalian ketahui, pernikahan politik ini dilakukan untuk menjadi simbol baru persahabatan Kerajaan Constantine dan Kerajaan Montgomery yang sempat 'retak' karena rumor yang tidak diinginkan. Tentunya dengan persetujuan kedua belah pihak. Benar?" Tanya Camellias untuk meyakinkan.

"Benar, Yang Mulia." Alex dan pria itu menjawab.

"Perlu saya ingatkan sekali lagi, penceraian di Montgomery adalah hal yang tabu. Tetapi, jika misalnya kalian berada di kondisi di mana kalian harus bercerai, kita bisa melakukannya secara diam-diam. Saya tidak mempersalahkan. Penceraian adalah hal yang tabu itu hanyalah tradisi." Camellias menjelaskan.

"Zach, kau benar-benar tidak masalah?" Terlihat wajah Camellias mengkhawatirkan pria itu.

"Tidak masalah. Jika ini agar masyarakat kita tidak berperang, saya akan melakukannya dengan senang hati, Yang Mulia." Zachary tersenyum tipis ke arah Camellias.

"Alex?" Elioenai memanggil Alex. Dari wajahnya seolah menanyakan hal yang sama dengan Camellias.

"Aku sudah hidup terlalu lama. Biarlah aku menuruti permintaan kalian. Juga, tidak lucu jika kedua kerajaan ini berperang hanya karena rumor yang konyol." Jawab Alex. Meski jawabannya terdengar ketus, mereka tahu jika Alex peduli dengan kondisi kedua kerajaan.

"Mungkin hanya segitu saja yang ingin disampaikan. Apakah ada pertanyaan?" Ucap Camellias.

Alex mengangkat tangannya sejajar dengan kepalanya. "Kapan pernikahannya diselenggarakan?" Tanya Alex.

"Seminggu lagi." Elioenai tersenyum sumringah. Alex menahan diri agar tidak memukul wajah Elioenai.

Seminggu lagi!? Apa kau gila? pikir Alex marah.

Alex langsung beranjak dari tempat duduknya dan menarik tangan Elioenai dengan paksa. Sepertinya, Elioenai akan melewati neraka yang panjang.

"Saya pinjam kakak saya sebentar, Raja Camellias. Kami ingin menikmati tur kami di istana sebentar." Alex menjelaskan sambil memasang senyuman seperti malaikat. Saking indahnya, senyuman Alex terasa mengerikan.

...

Camellias hanya bisa tertawa keras ketika melihat penampilan sahabatnya yang terlihat babak belur saat memasuki ruang kerjanya.

"Adikmu ini, dia memukul dan setengah-setengah menyembuhkanmu?" Camellias berkomentar dan masih sambil tertawa terbahak-bahak.

"Kuharap kau segera mengalami penderitaan ini." Elioenai menyumpahi Camellias sambil merapalkan mantra penyembuhan untuk dirinya sendiri.

"Jadi bagaimana? Apakah kau keberatan adik tersayang mu itu sekarang telah menikahi lelaki lain?" Goda Camellias sambil membantu Elioenai merapalkan mantra penyembuhan.

"Mereka belum menikah. Lagipula, itu dulu. Justru sekarang aku bersyukur dia mendapatkan seseorang yang bisa menemani dirinya selamanya." Jelas Elioenai jujur.

"Tidak seperti Alex, aku seperti manusia biasa. Bisa menua, bisa mati karena penyakit. Hanya karena aku dulu tidak sengaja meminum anggur dari Gelas Kemenangan, makanya sekarang aku terus menerus bereinkarnasi." Elioenai mulai bercerita.

"Dulu sekali, Alex sangat mencintai manusia, seperti sosok Zachary sekarang. Sekarang Zachary sudah berumur 500 tahun, kan?" Camellias mengangguk mengiyakan.

"Aku terkejut Zachary masih memiliki perasaan itu. Alex memiliki perasaan itu hanya saat 250 tahun pertama dia hidup, dan perlahan-lahan dia menjadi takut menjalin hubungan dengan manusia. Dia sudah terlalu banyak kehilangan rekannya, dia pasti sangat takut untuk memulai hubungan dengan manusia. Jadi, kurasa Zachary adalah orang yang tepat bagi Alex, mungkin dengan bersama Zachary, Alex bisa pelan-pelan dengan berani menjalin hubungan dengan manusia. Karena aku lebih tahu dari siapapun, Alex adalah sosok yang paling mencintai manusia di dunia ini. Bahkan—" Elioenai merasa tidak sanggup melanjutkan kisahnya, dia sudah duluan terisak.

"Aku tahu. Selama 700 tahun ini, tidak ada invasi dari bangsa iblis, dan itu berkat adikmu, kan? Setiap 50 tahun, bangsa iblis pasti selalu bangkit, dan setiap 50 tahun itu juga, sebelum bangsa iblis sempat berulah Alex sudah menghancurkan mereka hingga ke akarnya." Ucap Camellias sambil menepuk-nepuk punggung Elioenai.

"Sebenarnya, Zach juga sempat mengalaminya. Takut menjalin hubungan dengan manusia. Itu terjadi saat perang besar dengan Kerajaan Roan. Tapi tidak butuh waktu lama agar dia bisa bangkit dari ketakutan itu, seolah ada sihir yang memberikannya keberanian. Saat kutanyakan apa yang bisa membuat dia bangkit, dia malah merahasiakannya." Jelas Camellias sambil tertawa kecil.

"Tapi, mungkin Zach akan memberitahukannya pada adikmu, jadi jangan terlalu bersedih, ya?" Camellias berusaha membujuk Elioenai.

Hening. Suasana menjadi sunyi untuk beberapa saat.

"Camel, sediakan penjahit yang sangat hebat. Alex harus tampil sangat cantik saat pernikahannya nanti. Kita harus berusaha agar mereka bisa saling mencintai!" Elioenai langsung bangkit dari kesedihan. Camellias tersenyum antusias.

"Kita akan membuat pernikahan mereka sangat meriah!" Seru mereka berdua sambil melakukan tos dengan senyum sumringah.

to be continued...

Eternal MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang