Persiapan pernikahan yang semakin dekat ini membuat energi Alex terkuras habis. Jika dipikir-pikir, kapan ya terakhir kali Alex sesibuk ini? Apakah saat di mana Alex masih menjadi seorang putri yang lugu? Alex sudah tidak ingat lagi. Jika bisa, dia ingin menutup ingatan itu rapat-rapat.
"Ini, sudah gaun yang keberapa?" Tanya Alex menahan rasa kesalnya setengah mati. Dia ingin marah sekarang juga, tapi dia harus menahannya. Karena jika dari awal saja dia sudah blak-blakan, bisa saja dia mencemari nama baik orang yang akan menjadi suaminya nanti, yaitu Zachary.
"Sudah gaun yang ke-20, Nyonya." Jawab seorang pelayan yang mendampingi Alex.
Alex menghela napasnya berat. "Tidak usah terlalu rumit. Aku akan pilih salah satu dari gaun-gaun yang telah aku coba." Ucap Alex sambil berjalan menuju etalase yang berisi gaun-gaun yang telah dia coba tadi. Tetapi tiba-tiba ada satu gaun yang menarik perhatian Alex. Gaun putih sederhana yang dapat mengekspos pundak penggunanya, dengan potongan punggung yang lumayan lebar dihiasi dengan motif bunga yang transparan. Gaun itu tidak mengembang yang membuat Alex terlihat bulat, namun justru kain gaun itu seolah jatuh melewati kaki penggunanya dan menjiplak bentuknya. Gaun itu sudah cukup untuk membuat Alex terpesona.
"Ini! Ini saja! Ini gaun yang sangat luar biasa!" Seru Alex bahagia sambil menunjukkan gaunnya pada para pelayan. Mereka tidak akan bisa memprotes pilihan Alex. Siapa juga yang berani mengganggu kesenangan Alex? Setidaknya bagi para pelayan, Alex terlihat sangat bahagia dan menggemaskan.
Para pelayan itu membantu Alex memasangkam gaunnya dan membiarkan Alex berdiri di hadapan kaca. Meski tanpa riasan dan rambut yang ditata, Alex sudah terlihat sangat mempesona. Sulit dibayangkan bagaimana jadinya saat hari pernikahan nantinya. "Astaga! Siapa ini?" Seru Alex seketika ia melihat pantulan dirinya sendiri. Ia bahkan tidak menyangka bahwa dirinya sangat rupawan.
"Pft! Itu adalah diri Anda sendiri, Nyonya." Jawab seorang pelayan yang tidak sengaja kelepasan. Alex otomatis melihat ke arah pelayan itu dan memasang wajah kesal.
"Kau ketawa? Kau menertawaiku, ya!?" Gerutu Alex. Untungnya bukan hal serius. Di momen ini, para pelayan terhibur dengan tingkah laku Alex yang menggemaskan bagi mereka.
"Untuk ukuran seorang 'Penyihir Agung', bukankah kau terlalu polos?" Tiba-tiba suara seorang pria mendominasi isi ruangan itu. Saat melihat ke arah suaranya, tidak lain yang berbicara adalah Zachary.
Alex tidak merespon apa-apa dan hanya menatap Zachary diam. Tangan Zachary memberikan isyarat agar semua orang yang berada di ruangan, kecuali mereka berdua, untuk keluar. Setelah ruangan benar-benar hening dan menyisakan mereka berdua, Zachary benar-benar berada sangat dekat di hadapan Alex.
"Apakah Anda benar-benar membenci manusia?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Zachary membuat Alex terdiam membeku. Dia berpikir beberapa saat tentang pertanyaan itu.
"Benci, ya? Rasanya seperti aku benci, tapi aku tidak benar-benar benci. Aku hanya takut. Takut ditinggalkan. Tiap hari aku dihantui dengan rasa takut kehilangan. Kematian itu, bukan hal yang menyenangkan." Jawab Alex spontan mengutarakan pikirannya. Alex merasa bahwa dia harus jujur pada perasaannya sekarang.
"Apakah sampai sekarang, Anda masih takut?"
"Tentu saja aku takut! Meski aku sudah mengasingkan diri pun, para manusia-manusia itu tiada hentinya mendekatiku! Bahkan Elio! Aku tahu dia selalu reinkarnasi, tapi setiap dia mati, aku selalu merasakan sakit yang tidak terbendung!" Semakin lama Alex semakin meninggikan suaranya. Tentu dia merasa frustasi.
"Apa yang membuat Anda bertahan?"
"'Apa yang membuat Anda bertahan?' katamu? Hah! Sebelum berangkat juga ada seorang nenek yang menanyakan hal sama juga, orang-orang sedang ingin mengujiku apa bagaimana sih?" Kekesalan Alex sudah tidak terbendung, sedangkan Zachary masih terlihat tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Marriage
FantasyAlexandria Constantine adalah seorang penyihir hebat yang sudah hidup sangat lama. Meski dia adalah manusia, ketidaksukaannya terhadap manusia membuatnya terlihat seperti penyihir jahat. Orang seperti itu malah bertemu dengan Zachary Lysander, seora...