Aire menangis tak ingin ditinggal Ares yg harus pergi ke SMA, ia terus memeluk Ares agar tak pergi dan menahan Ares yg ingin melepas pelukannya.
Aire yg demam karena kejadian kemarin itu benar benar tak mau lepas dari Ares. Bahkan Kasa, Abang Aire tercingtah juga tak berhasil membujuknya.
Aire akhirnya ikut ke SMA Ares, "Aire, mau ke UKS aja atau dikelas Ares?" Aire yg menggunakan seragam sekolah Ares itu hanya diam dengan plester demam dan tubuh yg terasa sangat panas.
"Ke UKS nanti ditinggal Ares, kalo dikelas Ares nanti GK nyaman" gumam Aire, setelah beberapa detik ia memilih untuk berada di kelas Ares.
"Ares, mau page" Ares mengeluarkan boneka kelinci dari dalam tas yg ia bawa untuk keperluan Aire.
Aire memegang bonekanya sembari memeluk leher Ares karena ia sedang digendong, Ares menggeser pintu kelasnya lalu masuk.Kelas yg tadinya sunyi langsung berisik karena kedatangan Aire "Widih, tumben Aire ikut" Erika, sahabat se-geng motornya itu menoel noel pipi Aire.
Aire menepis tangan lelaki itu lalu menatapnya tajam, "you fucking bitch" Erika langsung tertawa keras.
"Kamu jahat banget, kata mama GK boleh gitu" Erika yg dikata seperti itu langsung pura pura sedih, "Aire, jangan ngumpat" Aire menggembungkan pipinya lalu menggigit leher Ares.
"Ngh!" Ares merasakan cairan mengalir dari lehernya, Ares menurunkan Aire di meja lalu memegang lehernya.
Ia hanya bisa menghela nafas begitu darah ada di jarinya. Ia mengulurkan jarinya yg penuh darah pada Aire, Aire langsung menjilatnya.
Ia menjilat bersih jari Ares lalu memeluk lehernya dan menjilat luka yg ia buat. Ares menurunkan Aire lalu mendudukkannya di kursi sebelahnya yg memang kosong.
"Aire bisa ngibul guru kata gw mah" Erika kembali menoel noel pipi Aire, Aire langsung mengamuk.
Ia melempar bonekanya lalu memukul meja, untung kelas sedang sepi karena memang masih pagi dan anak kelas Ares jarang ada yg datang pagi selain mereka berdua.
Ares menghela nafas, "lu yg nenangin" Erika langsung panik, pemuda itu kebingungan karena Aire yg mengamuk sambil menangis keras.
Setelah 10 menit, Aire masih tak berhenti menangis. "Ares, tolongin plis" Ares hanya memainkan hpnya dengan earphone yg ada ditelinga.
Ia pura pura tak mendengar suara Erika yg memohon kepadanya. "Kan, udah gw bilang" Ares akhirnya berdiri dari duduknya lalu menaruh bantal di mejanya.
Ia lalu menidurkan Aire yg masih mengamuk dan menangis, Ares membuka kancing baju Aire lalu mengeluarkan minyak telon dari tas Aire.
Ia membalurkan minyak telon ditangannya lalu mengusap tangannya di perut Aire yg rata, Aire mulai berhenti menangis lalu mulai terdiam.
Ia menghisap jarinya secara tidak sadar, Ares mengeluarkan paci dari tas Aire lalu memasukkan paci kemulut Aire.
"Er, ambilin bonekanya deh" Erika, pelaku yg membuat Aire nangis itu langsung mengambil boneka tak bersalah yg dilempar sikecil.
Aire memeluk boneka sembari menghisap pacinya, Ares menurunkan Aire dari meja lalu duduk di kursi dengan kepala Aire yg ada di pahanya.
Ares menutupi tubuhnya dengan selimut lalu membiarkan Aire memainkan tab di dalam selimut.
Anak kelas Ares mulai mengisi kelas yg tadinya hanya ada mereka menjadi penuh dalam waktu 5 menit.
Sudah jam 6:55 dan kelas Ares baru terisi. Banyak yg mengira jika Ares membawa cewe dan menyembunyikan sosoknya dibalik selimut.
Padahal dibalik selimut, hanya ada Aire yg sedang tertidur setelah bermain tab. Saat tengah jam pelajaran, Aire terbangun.
Ia duduk tanpa membuka selimutnya membuat wajahnya tak terlihat, "Ares, mau susu" satu kelas langsung berisik karena mendengar suara Aire.
Mereka mengira ia benar benar seorang perempuan, Aire yg kebingungan karena suara teriakan mereka langsung membuka selimutnya.
Ia menatap mereka semua kebingungan, Aire lalu lanjut memfokuskan dirinya pada Ares. "Mau susu" Aire menarik narik lengan baju Ares sembari menggoyangkannya.
Ares mengeluarkan botol susu lalu mengisi botolnya dengan air panas, ia juga menuang air biasa untuk menyeimbangkan suhunya lalu menambahkan madu.
Setelah suhunya pas, Ares langsung menyerahkan botol susunya pada Aire. Aire yg sudah mendapat apa yg ia mau langsung kembali bersembunyi di balik selimut dan tiduran di paha Ares.
Anak kelas Ares langsung mendekati Ares yg kembali tenang mencatat, mereka melihat jelas jika sosok 'cewe' yg ada di paha Ares itu menggunakan rok, jadi mereka kebingungan karena Ares paling tidak bisa dekat dengan perempuan.
"Kenapa?" Mereka semua hanya diam menatap Ares dengan wajah yg aneh "Res, itu cewek lu?" Ares menatap mereka bingung.
"Hah?"
"Cewe?" Aire langsung bangun dari tidurannya, "Ares!" Aire menunjukkan botol susunya pada Ares.
"Susunya nggak enak" Ares menghela nafas, ia menambahkan madu lagi di botol susu Ares lalu mengocok botolnya.
Ia menyerahkan botolnya pada Aire lalu Aire lanjut tiduran di paha Ares. Bel istirahat berbunyi, "Ares, mam" Ares mengeluarkan bekal dari dalam tas Aire.
Aire membuka kotak bekalnya, melihat ada nasi dan beberapa lauk. "Ares, mam" Ares menggeleng.
"Nggak usah, Ares nanti makan di kantin" Aire menatapnya lalu menutup bekal lagi, "ikut" Ares berdiri dengan Aire yg bersembunyi di balik selimut, ia menggendong Aire bridal style dan Aire menutup wajahnya dengan selimut.
Erika juga ikut bersama mereka karena ia yg mengajak Ares untuk pergi. Aire memeluk leher Ares erat, "Aire mau makan apa?" Aire menggeleng, "mau susu aja" Ares mengangguk.
Ia memberi duit pada Erika untuk memesan susu Aire, Ares memangku Aire lalu membuka kotak bekalnya.
Ia menyuapi Aire, Ares sesekali juga makan karena paksaan Aire. Erika kembali dari warung di kantin, ia memberi Aire susu Kotaknya lalu makan apa yg ia pesan.
Orang orang benar mengira Aire perempuan karena bawahannya yg seperti rok. Wajahnya juga tak terlihat, orang semakin berpikir perempuan itu beruntung untuk bisa mendekati Ares.
Aire memeluk leher Ares saat ia sudah kenyang, Ares akhirnya memakan sisa makanan Aire.
Aire digendong kembali ke kelas dan ia kembali menghisap pacinya setelah menggosok gigi bersama Ares tadi.
Ares menepuk bokong Aire agar tidur dikelas, ia memangku Aire karena Aire tidak mau melepasnya, jadi selama istirahat Ares hanya bergerak kekanan dan kekiri untuk menidurkan Aire yg mulai rewel.
Ia juga mengganti plester Aire karena sudah beberapa jam dan plesternya sudah tak menempel, Ares mengelus kepala Aire yg berkeringat lalu mengecupnya. Ares menyanyikan lagu, Aire dengan cepat tertidur setelah mendengar nyanyian Ares di kelas yg sunyi itu.
Boo! Did it scares you?