Aire menatap lapangan luas dari atas rooftop, ia melihat Ares yg sedang duduk di bawah pohon tertidur lelap.
Aire melompat turun dari pembatas lalu mendekati Ares, Ares yg merasa ada seseorang di sampingnya langsung membuka mata. (Do not try, you'll be dead if you follow Aire like that)
"Kenapa?" Aire yg terus menatapnya menggeleng lalu mendudukkan dirinya di samping Ares, Ares menutup mata lagi lalu melanjutkan tidurnya saat merasa Aire tak akan melakukan apapun padanya.
Aire membuka matanya, ia melihat sekitar. "Ares!" Ares yg sedang tertidur langsung terkejut, ia melirik Aire lalu menyadari jika Aire sedang little.
"Fian, Aire nya mana?" Fian mengangkat bahu Aire, Ares memindahkan tubuh Aire menjadi duduk di pahanya, Aire memegang rambut Ares yg panjang lalu mengepangnya.
Ares tak pernah terkena razia karena ia selalu menguncir rambutnya, dan karena tak melebihi alis jadi tak pernah di razia.
Aire mengepang rambut Ares lalu menguncinya, "kamu mau bikin rambut aku gimana?" Aire tak menjawab dan tetap fokus mengepang rambutnya.
“aku GK tau cara deskripsiin kepangan nya tapi pokoknya kepangan nya tuh gini, cuma rambutnya Ares lebih pendek lagi”
"Aire, udah?" Aire menatap Ares lalu mencari sesuatu di kantungnya, ia mengeluarkan jepitan berbentuk bintang dan bulan lalu menjepit poni Ares agar tak mengganggu matanya.
"Udah?" Aire mengangguk, ia mengambil photo Ares menggunakan kameranya lalu menunjukkannya pada Ares, "bagus" Ares menepuk nepuk kepala Aire sembari tersenyum padanya.
"Makasih ya" Ares berdiri lalu menarik Aire bersamanya. Sekolah Aire sudah libur, sekolah Ares masih mengadakan classmeet, jadi Ares masih diharuskan masuk untuk absen.
Agar tidak bosan, ia membawa Aire untuk ikut. Ia membiarkan Aire pergi kesana kemari selama masih diperhatikan oleh teman temannya. Ares sudah lelah, ia belum tidur dari kemarin karena mengerjakan tugas yg tak ia selesaikan tepat waktu.
Jadi ia hanya duduk di bawah pohon belakang sekolah untuk tidur, dan Aire memutari sekolah untuk pemotretan. Sudah tiga jam dan Aire datang kepadanya karena sudah mendapatkan foto target targetnya.
"Ares, kita mau kemana?" Ares terus menarik tangan Aire hingga mereka sampai di kelasnya, Ares mendudukkan Aire di kursinya lalu ia merebahkan tubuhnya dan menaruh kepalanya di paha Aire.
"Mau pake almet aku nggak?" Ares mengangguk, Aire melepas almamaternya lalu memberinya pada Ares, Ares menutupi wajah dan tubuh bagian atasnya dengan almamater Aire.
Aire mengelus kepala Ares sembari mengecek foto yg ia ambil tadi, Aire tersenyum bangga saat melihat hasil fotonya. Beberapa jam berlalu, sudah diperbolehkan untuk pulang dan Ares masih tertidur.
Aire mengelus pipi Ares sembari sesekali mencubit pipinya agar ia bangun, Ares yg merasa terganggu akhirnya membuka matanya sedikit. "Bangun njir, udah pulang woeee" Ares mendudukkan dirinya lalu melirik sekitar yg sudah sepi.
"Pulang yuk" Aire masih duduk diam di kursi, Ares berjalan lunglai lalu hampir terjatuh, "Res, duduk dulu lah" Ares langsung menjatuhkan tubuhnya di lantai.
Ia terduduk di sana selama beberapa menit sebelum berdiri sembari dirangkul Aire, "dah sadar lu? Yuk pulang" Ares ditarik oleh Aire ke parkiran.
Aire memasukkan tubuh Ares ke dalam mobil lalu mengitari mobil dan masuk ke kursi pengemudi. Selama mengemudi kerumah, Aire justru salah fokus dan ia berhenti di pinggir jalan untuk membeli sesuatu.
Ares yg terbangun melirik sekitar, ia melihat jika ada seseorang yg mengitar mobil mereka. Aire tak mengunci mobil, Ares sudah bersiap jika sesuatu yg buruk akan terjadi.
Dan benar saja, pintu mobilnya dibuka oleh orang tak dikenal itu. Ares langsung berpura pura tertidur lalu membiarkan orang itu mencari sesuatu di mobil.
Ares mengangkat sedikit almameter Aire yg masih ia kenakan lalu langsung menembak jantung orang itu.
"Asu Aire, gw ditinggal" Ares menendang mayat itu ke kursi belakang dan mengunci pintu mobil. Aire kembali dari ramainya pengunjung, ia mencoba membuka pintu namun tak berhasil.
"Bjir, dikonciin" Aire mengetuk pintu mobil sembari menunjukkan puding kesukaan Ares, Ares yg melihat langsung membuka pintu mobil.
Aire langsung membuka pintu lalu memberikan puding itu pada Ares, ia melirik kaca spion melihat ada mayat tergeletak.
"Anjir! Apaan tuh?" Aire menoel noel tubuh yg tak bergerak itu. "Bjir" Aire lalu mengemudi kerumah setelah selesai menginterogasi mayat itu.
“masa tadi panic attack gegara Ayah dipanggil buat absen tapi beliau lagi pergi༎ຶ‿༎ຶ༎ຶ‿༎ຶ aku disuruh dengerin mata kuliahnya yg aku aja GK paham, ueueueu“