Berkisah tentang kehidupan Jamal yang penuh akan canda tawa, tangis dan berbagai macam hal lain yang membuat hudupnya berwarna. Dia sempat menutup pintu hatinya karena masih belum bisa melupakan seorang perempuan yang hampir menjadi istrinya. Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
______________________________________________
Oktober, 2017
Seorang pemuda tampan baru saja keluar dari kelasnya. Kaum hawa yang melihatnya pun memusatkan perhatian padanya. Sementara dia tidak menghiraukan itu. Dia fokus pada dirinya yang akan bersiap untuk mengikuti rapat organisasi kampus karena dirinya merupakan wakil kahim di dalam jurusan mereka.
Setiap langkah kakinya disoroti oleh orang.
"Buset dah, Mal. Fans lo banyak amat," bisik Maul padanya. Jamal hanya menanggapi dengan senyuman.
'Ya Allah kenapa makin hari Jamal makin ganteng.'
'Tapi dia nggak bisa digapai woy! Minimal lo harus rajin ibadah kayak dia.'
'Tapi terobos ajalah jodoh mah nggak akan ada yang tahu.'
Seorang gadis yang mengenakan kain kecil sebagai penutup wajah alias cadar yang mendengar celotehan teman sekelasnya yang melihat Jamal lewat pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Kalian ini syahwatnya dijaga," tegur Maryam pada ketiga temannya barusan yang amat memuja ketampanan Jamal.
Ketiganya menghampiri Maryam.
"Emang kamu nggak suka sama Jamal?" tanya Bilqis.
"Kalaupun suka aku nggak akan segila kalian. Aduh kalian ini gayanya aja ngambil jurusan ilmu agama islam tapi nggak tahu—" kata-kata oanjang Maryam dipotong dengan cepat oleh Yasmin.
"Iya deh bu ustadzah~"
"Emang kamu tuh luar biasa hihi," puji Sarah pada akhlak Maryam yang memang sangat taat pada aturan agama. Gadis itu bahkan selalu menunduk saat melewati yang bukan mahramnya.
"Maryam!" panggil seseorang dari luar padanya sembari melambaikan tangannya dengan ceria. Dia adalah sahabat Maryam.
"Mau ikut kumpulan juga kamu? Ayo bareng! Eh aku duluan ya," pamit Maryam pada ketiga teman sekelasnya.
Kali ini mereka akan mengikuti rapat kepengurusan himpunan untuk membahas ulang tahun jurusan. Maryam mengemban beban sebagai sekertaris terpaksa harus mengikuti kumpulan.
"Si Jamal dilihat-lihat makin populer ya. Udah mah pinter, sholeh, apalagi coba," kata Nurul. Yang lagi-lagi membahas Jamal. Maryam hanya menggelengkan kepalanya, dia sangat terheran-heran dengan semua orang.
