Berkisah tentang kehidupan Jamal yang penuh akan canda tawa, tangis dan berbagai macam hal lain yang membuat hudupnya berwarna. Dia sempat menutup pintu hatinya karena masih belum bisa melupakan seorang perempuan yang hampir menjadi istrinya. Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pantaskah seseorang sepertiku mencintaimu?"—Denandra
*****************WAKTU*****************
Januari, 2018
Mereka, kedua kakak beradik itu pun sampai di kediamannya. Jamal dan Ashlea pergi ke kamar masing-masing. Tepat saat gadis itu merebahkan tubuhnya diatas kasur yang empuk, sebuah panggilan telpon masuk. Membuatnya kembali terduduk.
Denandra is calling....
"Lea~" panggil Denandra di sebrang sana dengan suara yang terdengar gemetaran.
"Gue boleh nginep di rumah lo nggak?" tanya Denandra lagi.
"Ah? Keluarga lo kenapa lagi?" tanya Ashlea yang sudah menebak apa yang tengah terjadi.
"Nanti gue cerita di rumah lo," kata Denandra.
"Yaudah, hati-hati ya," kata Ashlea.
Denandra merupakan sahabat Ashlea sejak kecil bahkan dulu mereka adalah tetangga. Sayangnya, karena Denandra pindah rumah, mereka tidak tetangaan lagi. Meskipun begitu, Denandra tetap bersekolah dengan sekolah yang sama dengan Ashlea hingga tingkat menegah atas.
Setelah kuliah, mereka memilih berpisah mengenyam pendidikan di kampus impian masing-masing. Ashlea sudah hafal jikalau Denandra menelpon malam-malam dengan suara yang parau, pasti dia baru saja melihat hal yang membuatnya merasa tidak mengenakkan hati.
Perjalanan yang panjang membuat Denandra sampai di rumah Ashlea tepat setelah ia melaksanakan salat isya sebentar di masjid depan kompleks perumahan kediaman Ashlea.
Jamal yang baru saja selesai mengaji dan sedang menuruni tangga untuk membuat makan malam. Biasanya, kedua orang tua mereka menyiapkannya, tetapi sekarang tidak ada. Karena mereka sedang melakukan kegiatan umroh di tanah suci Mekkah.
Ting... Nong... Ting... Nong...
Jamal yang hendak melangkahkan kakinya ke arah dapur pun membelokkan langkahnya menuju ke pintu rumah. Di luar hujan sangat deras, Jamal mengernyitkan dahinya menerka-nerka siapa yang datang bertamu hujan begini. Apalagi ini sudah malam.
Jamal mengambil payung yang ada di beranda rumah. Betapa terkejutnya dia melihat Denandra yang basah kuyup di depan gerbang rumahnya. Dengan cepat, Jamal membukakan gerbang rumah dan memayungi Denandra.
