****** WAKTU ********
Pagi-pagi sekali, Hasna sudah mengantarkan obat untuk diberikan kepada Denandra. Dia beberapa kali mengucapkan terima kasih pada Hasna. Karena dia menolak saat diberi uang untuk obat itu.
Jamal yang baru saja selesai membantu adiknya memasak sarapan. Dia makan terlebih dulu karena akan ada kelas pagi. Sekaligus hari ini adalah hari dia akan menyetirkan hafalan Al-Qur'an sebagai suarat untuk membuat skripsi di semester tahun depan.
Denandra melihat Jamal yang sudah rapi dan lengkap dengan tas yang melintang di tubuh atletisnya.
"Pagi banget berangkatnya, Bang?" tanya Denandra sembari melihat Jamal yang nampak terburu-buru selesai menaruh belas sarapan dia di westafel."Mau setir hafalan, Dena," jawab Jamal tanpa melirik pada Denandra. Membuat gadis itu semakin kagum padanya.
Jamal malah mengelus-elus rambut panjang Ashlea sebelum dia pergi ke luar rumah. Ashlea menyalami tangan Jamal dengan mencium punggung tangannya.
"Abang berangkat ya, kamu kan ada kelas siang. Kalo ada apa-apa kabarin aja. Assalamu'alaikum," pamit Jamal yang langsung melenggang melangkahkan kakinya ke luar rumah.
"Wa'alaikumussalam... hati-hati jangan ngebut kalo bawa mobil," pesan Ashlea pada Jamal yang sudah ada di ujung pintu rumah.
Denandra menatap punggung tegap Jamal dengan tatapan yang sulit diartikan. Mendengar jawaban Jamal tadi saja sudah membuatnya merasa bahwa pemuda itu semakin sulit untuk dia gapai.
Denandra memakai kembali pakaiannya yang semalam sudah dicuci bersih oleh Ashlea dan langsung dikeringkan. Dia menemani sebentar sahabatnya itu sarapan. Dan pangsung meminum obat pemberian Hasna.
"Habis ini lo mau kemana?" tanya Ashlea pada Denandra yang masih terlihat kebingungan.
"Mungkin mau pergi ke tempat nenek untuk sementara. Kebetulan deket sama kampus gue," jawab Denandra yang sudah terpikirkan akan pulang kemana. Siapa lagi jika bukan nenek tercinta. Karena dari dulu, jika kedua orang tuanya tidak akur dia selalu tinggal sementara dengan sang Nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU || Ft. Jaehyun
General FictionBerkisah tentang kehidupan Jamal yang penuh akan canda tawa, tangis dan berbagai macam hal lain yang membuat hudupnya berwarna. Dia sempat menutup pintu hatinya karena masih belum bisa melupakan seorang perempuan yang hampir menjadi istrinya. Namun...