Manipulasi Yang Sebenarnya

2.3K 380 93
                                    

"Ini salinan rekaman dari bioskop dan restoran pada tanggal 11 Oktober, benar apa yang Chika bilang, mereka ada di sana." Alex menunjukan dua rekaman CCTV dalam waktu yang bersamaan. "Lagi, kita tidak bisa membuktikan bahwa Chika bersalah, dua rekaman CCTV ini sudah cukup menunjukan bukan dia pelakunya. Kita tidak punya alasan untuk tetap menuduhnya."

"Masih punya." Viny menyimpan segelas kopi yang baru saja ia teguk. "Kita belum punya bukti koper apa yang dibawa Azizi." Viny merenung cukup lama, ia masih memikirkan sikap Ara tadi kepadanya, kenapa Ara menantangnya? Kenapa Ara sangat yakin bahwa ia akan kalah? Apa ada sesuatu yang sudah Ara siapkan? Padahal jika memang bukan Chika pelakunya, Ara tidak perlu bersikap sedingin tadi.

"Kita dapat izin untuk kembali menyelidiki Chika." Veranda yang baru saja datang langsung menyimpan selembar surat tugas di meja, sekarang, penyelidikan Viny legal. "Aku juga udah punya rekaman CCTV dari King Laundry sama CCTV jalan raya yang Azizi lewatin, kita bisa tonton bareng." Veranda mengayunkan langkah ringan menuju beberapa komputer dan mulai membuka rekaman itu satu persatu.

Dalam rekaman yang Veranda bawa, terlihat Azizi meninggalkan perumahan rumah Chika, rekaman terus berlanjut hingga akhirnya Azizi sampai di depan sebuah laundry, rekaman sekarang beralih pada kamera CCTV di King Laundry, Azizi mengeluarkan tiga koper sekaligus termasuk koper milik Chika. Sekali lagi, CCTV menunjukan bahwa ucapan mereka benar, Viny sampai nyaris memukul meja saat melihat rekaman itu, benar-benar di luar dugaannya.

"Dan ini rekaman selanjutnya yang kita dapatkan dari beberapa CCTV jalan raya, mobil Azizi kembali ke rumahnya, koper itu koper kosong." Veranda mengambil segelas air putih dan meneguknya sampai habis, ini pertama kali ia menangani kasus yang tidak ada jalan keluar sama sekali, semua petunjuk yang didapatkan bisa dengan mudah terpatahkan.

"Ini gak masuk akal." Viny menggeleng tidak mengerti. "Aku yakin, orang yang keluar dari rumah Chika itu bukan adik aku, tapi gimana cara mereka mengeluarkan Gita dari rumah itu?"

"Mereka akan semakin curiga dengan pergerakan Azizi bawa koper dan mereka akan fokus untuk menyelidiki ke mana Azizi pergi. Dalam waktu bersamaan saat Azizi datang bawa koper, gue akan ambil koper yang beda lewat pintu belakang yang gak tersorot CCTV sedikitpun." Adel mengangguk yakin dengan rencananya. "Terlalu riskan kalo pake truk."

"Ah iya, terus selanjutnya apa?" tanya Ara.

"Beli dua hp baru dan dua kartu baru yang udah di regist pake nama orang, kita akan komunikasi pake hp itu agar saat hp kita diperiksa, kita tidak meninggalkan jejak apapun."

"Terus?"

"Gue akan hubungin lo dan kasih petunjuk ke mana mobil Gita harus dibawa, gue minta duit buat sewa truk besar dan bawa mobil itu ke luar kota."

"Harus banget di luar kota?"

"Gita harus ditemukan setidaknya paling singkat dua minggu setelah penyelidikan, dalam waktu dua minggu, kita mempersiapkan segalanya."

"Setengah rencana mereka yang aku baca gini-" Viny menggantungkan kalimatnya sejenak, memikirkannya sekali lagi sebelum meneruskannya, "Chika melakukan sesuatu pada Gita malam itu, dia nyuruh orang datang ke rumahnya untuk membantu dia dan akhirnya ada orang yang menyerupai Gita keluar dari sana untuk menciptakan alibi bahwa Gita udah keluar dari sana."

"Ini kayanya terlalu perfect rencananya kalo dibuat sama anak seumuran mereka." Kinal masih menyangkal bahwa pelakunya adalah mereka. "Atau mungkin ini cuma skenario maksa di otak lo, lo gak liat semua bukti yang ada, lo cuma fokus sama feeling lo sendiri, kalo cara lo menangani kasus kaya gini, gak akan ada yang nunggu lo diakhir jalan selain jurang."

"Terus kenapa harus ada detektif kalo semua kasus hanya butuh dipecahkan lewat bukti yang ada di depan mata?" Viny tidak terima, ia berdiri dengan tatapan tajamnya mendekati Kinal. "Kenapa harus ada penyelidikan yang sangat dalam kalo keterangan dari terduga saja sudah cukup? Lo pengacara, lo udah terbiasa menangani kasus lewat bukti yang ada di depan mata, lo cuma menghafal undang-undang, lo gak akan pernah ngerti." 

KLANDESTIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang