turun hujan

10 2 0
                                    

15 tahun aku dan adikku tinggal di jakarta, ntah kabar ayahku bagaimana meskipun aku benci ayah tapi jujur dilubuk hati yang dalam aku tidak bisa membenci ayah dibenakku selalu tersimpan memori yang dulu bersama keluargaku dengan diringi canda tawa.
aku berpikir 3x pulang ke desa atau tidak ntah lah masih binggung. takut untuk terulang kembali perkataan ayahku yang dulu menyakiti hatiku huh seandainya waktu bisa terulang kembali pasti aku akan memperbaiki semuanya tapi percuma itu hanya sia" sudah menjadi bubur yang tidak bisa berbentuk nasi lagi.

ntah lah aku juga akhir" ini bermimpi ayahku tapi tidak ingat di dalam mimpi itu, hanya satu perkataan yang aku ingat terucap dimimpiku yaitu "nak tolong" huh sangat sulit terucap.
Di saat aku merenung, tiba-tiba hpku berdering dengan getaran dimejaku aku pun mengambil hpku di nakas ntah nomer yang tidak dikenal aku pun dengan cepat mengangkat telpon itu.
"nak ini ibu, tetangga yang dulu"ucap di sebrang telpon
"oh ibu toh, ada apa bu telpon"ucapku

oh tetanggu tahu nomerku karena dulu aku pernah ngasih nomerku pada dia sebab ntah kenapa aku ngasih nomer kepada tetanggaku.

"nak, maaf mengganggu malam-malam gini bolehkah kamu pulang ke desa"ucap tetanggaku
"emang kenapa bu ada apa di desa?"ucapku
"anu nak, udah kesini aja nanti ibuk jelasin"ucap tetanggaku
"baik bu, besok aku ke desa"ucapku
"yasudah saya tutup dulu telponnya Asslamu'alaikum wr.wb"ucap tetanggaku
"wa'alaikumsalam wr.wb"ucapku

aku berfikir kenapa tetanggaku menyuruhku untuk kesana, apa ada masalah disana? apa karna ayahku? tapi mungkin tidak setauku ayahku sudah bahagia, ah ntahlah aku pesan aja tiket untuk kesana. setalah itu aku cepet-cepet tidur untuk berangkat ke desa besok.

                              .......

keesok harinya aku pun bersiap-siap untuk berangkat kedesa, aku pun turun tangga untuk menjumpai adikku
"dek,jaga rumah yah kakak mau pulang ke desa ada urusan sebentar"ucapku
"ada apa kakak pulang ke desa disana tidak ada siapa-siapa kak. apa aku ikut kakak juga kesana"ucap adikku
"tidak usah, kakak hanya sebentar aja tidak lama, kamu cukup jaga rumah dan restauranya sementara tutup, kamu nanti kuliahkan?"ucapku

oh iya adikku udah kuliah umurnya 19 tahun jurusan kedokteran

"iya kak nanti kuliah mungkin berangkat siang "ucap adikku
"ya sudah kakak berangkat ya,kamu hati-hati disini kalau keluar kunci rumah selama tidak ada kakak jangan nakal-nakal awas kamu"ucapku
"iya siap kakak bawel"ucap adikku
"idih itu juga demi kebaikanmu, yah sudah kakak pergi dulu jangan lupa makan"ucapku
"baik kak"ucap adikku

setelah aku keluar rumah aku pun naik taksi menuju stasiun setibanya di stasiun aku langsung turun dan menuju kereta api untung saja tidak telat,
setelah berapa jam kemudian sampailah kedesaku dengan menggunakan gojek. aku segera bergegas menuju desa kemudian dari kejauhan aku melihat tetanggaku ada di depan aku pun nyamperin kesana
"Assalamu'alaikum wr.wb"ucapku
"wa'alaikumsalam wr.wb" ucap tetanggaku
"ada apa bu kemarin telpon"ucapku
"masuk dulu nak"ucap tetanggaku
aku pun masuk kedalam rumah tetanggaku baru lah ibu tetanggaku berucap
"gini nak selama 15 tahun ini kamu pergi sebelum itu 5 tahunnya ayahmu ditinggal istirnya dengan laki-laki lain karena ayahmu sudah miskin tidak punya apa-apa hartapun tidak ada mangkanya istrinya meninggalkan ayahmu. nah 1 tahunnya ibu berjumpa dengan ayahmu, dia bekerja sebagai pemulung nak, ibu tak tega melihat ayahmu seperti itu jadi lah ibu nyamperin ayahmu"ucap tetanggaku

flasback on

"loh pak budi kok disini kemana istrinya"ucap tetanggaku
"itu rat pisah"ucap ayahku
"lah kok bisa"ucap tetanggaku
"karena aku tidak punya lagi harta dan ekonomi pun sulit ku dapatkan mangkanya istriku meninggalkanku dengan laki-laki lain saat aku melihat sendiri di hotel"ucap ayahku
"wah kok gitu sih, terus pak budi sama siapa tinggalnya"ucao tetanggaku
"wah masalah tinggalnya di tempat bawah jembatan"ucap ayahku
"astaga pak budi kok nggak bilang sih pada saya, rumah yang dulu kemana?"ucao tetanggaku
"aku malu rat untuk menyampaikan kepadamu, untuk rumah aku jual rat karena kesulitan ekonomi, aku juga kangen anakku tapi aku sendiri sudah menyakitinya"ucap ayahku
"ya sudah pak budi kamu tinggal dirumah saya aja dari pada dibawah jembatan"ucap tetanggaku
"tidak usah ratna saya ngerepotin"ucap ayahku
"udah gapapa"ucap tetanggaku
"jangan bilang anakku ya ratna saya malu"ucap ayahku
"iya pak budi"ucap tetanggaku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pemuda rantau yang rindu pada keluarganyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang