Caffe Melody

49 27 5
                                    

Bintang baru saja keluar dari kelasnya. Tas hitam miliknya sudah ia lampirkan di salah satu bahunya. Beberapa orang melihat kearah Bintang, namun laki-laki itu hanya fokus ke ponsel miliknya saja.

Sejujurnya gaya pakaian Bintang dengan kebanyakan mahasiswa lainnya sama saja. Celana panjang hitam entah jeans atau bahan, sesuai peraturan dari dosen masing-masing. Kemeja, tas, sepatu, jam tangan dan lainnya.

Hanya saja, Bintang ini memang menjadi sorotan khusus bagi mahasiswi, terutama mahasiswi yang single.

"Tang, ikut gak ke caffe depan tuh?!"

"Nanti gua nyusul, mau ketemu Jian dulu."

"Lu kagak pacaran sama Jian kan Tang?"

Bintang tertawa sebagai respon awal dari pertanyaan teman satu kelasnya itu.

"Boy, pernah liat gua sama Jian ciuman kagak?"

"Anjing!"

"Jangan sebar gosip aneh-aneh dah Boy, Jian masih normal kok. Cewenya dia sepupu gua."

"Lu sama Jian nempel mulu! Banyak yang nebak lu homo, Tang!"

"Nempel gak harus jadi pacar Boy! Tolong bilangin aja ini mah sama orang lain yang nebak gua sama Jian pacaran. Kasian Jian, kalau gua mah bodo amat ya!"

"Iya iya Tang, nanti gua jelasin ke orang orang."

"Sip, lu duluan aja nanti gua nyusul."

"Oke."

Boy teman satu kelas Bintang, mereka sudah pernah satu kelas di semester sebelumnya dan juga pernah bertemu di masa SMP. Namun mereka tidak dekat, hanya satu sekolah bukan satu kelas. Lagi pula selama sekolah Bintang juga tetap menyendiri dan fokus dengan pelajaran sekolah saja.

****

"Ji?"

"Mana?!"

"Nih, tumben banget pulpen lu masuk ke tas gua? Kenapa gak beli aja sih Ji?"

"Pulpen dari cewe gua!"

"Bucin najis!"

"Diem lu!"

Bintang bertemu sama Jian memang untuk memberikan pulpen milik Jian yang ternyata ada di dalam tas Bintang. Tidak ada yang tau kenapa benda tersebut bisa ada disana. Tetapi Jian dari tadi sudah mengirimkan pesan dengan jumlah yang banyak agar Bintang segera menghampiri dirinya.

"Masih kelas lu?"

"Hm, masih. Kenapa?"

"Nebeng." Jawaban yang di serta seringai lebar dari Bintang membuat Jian emosi.

"Tai!"

"Baliknya ke caffe, jemput gua ya Ji!"

"Motor lu kemana anjing?!"

"Kos, tadi gua kesini dapet tumpangan."

"Tai emang!"

Bintang hanya tertawa lalu pergi meninggalkan Jian. Meskipun Jian marah-marah terus tetapi Bintang yakin kalau laki-laki tersebut tidak pernah keberatan jika dirinya selalu pulang bersama.

Sejujurnya Bintang itu pernah mengenal Jian di waktu dirinya masih kecil. Hanya saja Bintang yang mengingatnya sedangkan Jian tidak sama sekali. Jadi Bintang lebih memilih diam dan menjalani pertemanan lagi dengan Jian.

Hubungan Jian dan Bintang dari kecil memang sangat baik. Maka dari itu Bintang juga akan membuat hubungan pertemanan mereka di saat ini lebih baik dari sebelumnya.

Berjalan menuju caffe depan Universitas memang cukup jauh tetapi Bintang menikmatinya. Dirinya merasa tidak terlalu jauh, karena sepanjang perjalanan banyak orang yang menyapa dirinya.

"Kak Bintang mau kemana?"

"caffe depan."

"Boleh ikut?"

"Mau ikut?" Jurus andalan Bintang adalah bertanya balik. Sering sekali orang-orang yang bertanya kepada Bintang lalu mendapatkan respon seperti itu.

Tetapi jika sudah di tanya seperti itu, mereka akan merasa tidak enak dengan Bintang. Tentu Bintang tidak tau maksud dari hal tersebut.

"Masih ada kelas kak, hati-hati di jalan ya." Setelah itu junior bintang segera pergi dari sana.

Bintang tentu melanjutkan perjalanannya. Beberapa menit kemudian, dirinya sudah tiba di depan caffe Melody. Nama yang aneh menurut Bintang tetapi rasa minuman dan makanan yang di jual cukup enak dengan harga yang ramah di kantong anak kuliah.

Sebelum menuju pintu masuk caffe, Bintang melihat seorang wanita, dengan dres selutut berwarna navy memasuki caffe tersebut. Rambut hitam panjang itu membuat Bintang terpesona. Belum pernah ia melihat wanita seperti itu.

Jantungnya berdegup kencang tentu Bintang tidak tau maksud ini. Ia mencoba menghilangkan perasaan itu dan segera menuju kasir untuk memesan minuman serta camilan lalu duduk bergabung dengan Boy.

****

Kalau segini merasa kedikitan gak sih?

Diriku yang pernah bilang bahwa cerita ini akan di upload setelah Only Night selesai, sepertinya tidak bisa.

Aku akan upload cerita mana saja yang menurut memang sudah harus dipublikasikan. Hehehehe

Tolong berikan kesan pesan nya.
Insya Allah di chapter selanjutnya akan di buat lebih sedikit panjang dari chapter ini. Terima kasih dan selalu berbahagia lah kalian semua🤗

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang