E.M.P.A.T

815 115 19
                                    

Jisung tertidur dengan lelap, bibirnya mengerucut ke depan, pipinya menggembung lucu saat pipinya terhimpit bantal dan boneka kelinci berwarna kuning yang Jisung bawa, wajahnya begitu menggemaskan saat sedang tertidur.

Jaemin yang belum tidur kini memperhatikan boneka kelinci berwarna kuning yang tidak asing di ingatannya. Bisa dikatakan Jaemin lah yang memberikan boneka itu pada Jisung.

Awalnya Jaemin tidak mau memberikan boneka itu pada Jisung, saat itu Jaemin hanya terlalu bosan kemudian melihat boneka kelinci berwarna kuning dengan berbordir huruf 'J' yang diobral oleh toko pinggiran kota. Jaemin dengan implusif membeli boneka kuning itu, setelahnya dia kebingungan ingin menaruh boneka itu di mana.

Akhirnya dia menaruh boneka itu di loker Jisung, dia berharap Jisung akan mengingat dirinya dan akan selalu kesal saat melihat boneka itu. Tapi nyatanya Jisung malah memeluknya dengan erat

"Kau sangat menyukai hadiah pemberian dariku ya?" Gumam Jaemin pelan.

Jaemin membaringkan tubuhnya menghadap ke arah Jisung, dia tanpa sadar menyingkirkan guling yang menjadi pembatas bagi mereka.

Jaemin kini bisa memperhatikan wajah Jisung secara utuh, bibirnya ia gigit karena gemas. Sungguh Jisung yang tertidur itu sangat menggemaskan seperti bayi, tapi lain cerita jika sudah terbangun maka bayi yang imut berubah jadi makhluk super menyebalkan yang tidak mau mengalah.

Jaemin terus memperhatikan wajah Jisung, dia penasaran dengan pipi yang menggembung itu. Apakah jika Jaemin menyentuhnya akan lembut? Apakah pipi itu sangat kenyal? Apakah jika Jaemin menggigitnya maka pipi itu akan memerah?

Jaemin juga menatap bibir merah itu, dia sama penasarannya dengan bibir merah itu, apakah rasanya akan manis jika disesap?

Jaemin mulai berpikir keras apakah dia harus mencobanya? Tapi bagaimana jika Jisung terbangun? Pasti Jaemin akan diejek habis-habisan oleh makhluk menyebalkan itu.

Jaemin kembali menatap pipi dan bibir Jisung, mereka seakan-akan menggoda Jaemin untuk melakukan hal-hal yang ada dalam pikirannya.

"Mari kita coba dengan menoel-noel pipinya! Dia pasti tidak akan terganggu," gumam Jaemin, akhirnya dia kalah dengan rasa penasarannya.

Jaemin menusuk-nusuk pipi Jisung, matanya membulat saat merasakan betapa empuknya pipi itu. Kini Jaemin lebih berani lagi, dia mulai mendekati Jisung kemudian mengecup pipi Jisung.

Jaemin membuka mulutnya dan mulai menggigit pipi Jisung, untung sekali karena terlalu lelah Jisung sama sekali tidak terganggu dengan kegiatan Jaemin yang mengunyah pipinya.

"Wow, ini lembut." Puji Jaemin, dia mengecup pipi Jisung berulang kali, dia menyukainya, pasti Jaemin akan memainkan pipi Jisung setiap harinya tentunya setelah Jisung tidur, jika dia melakukannya saat Jisung sedang sadar sudah dipastikan bahwa mereka akan berakhir dengan pertengkaran.

Kini Jaemin menatap bibir Jisung, dia berbinar. Apakah lembutnya sama dengan pipi gembil Jisung? Atau malah lebih lembut daripada pipi ini.

Jaemin menyentuh bibir Jisung menggunakan jarinya, "Lembut sekali, bolehkah aku merasakannya? Sepertinya boleh! Lagipula aku akan menjadi pasangannya di masa depan jadi tidak masalah bukan?"

Jaemin mulai memberanikan dirinya mengecup bibir merah itu...

Cup!

.... Jaemin memejamkan matanya merasakan betapa lembutnya saat bibirnya menempel dengan bibir Jisung. Matanya terpejam, jantungnya berdebar kencang, ada rasa senang karena merasakan bibir merah itu, ada perasaan takut jika tiba-tiba Jisung bangun dan memukul kepalanya lalu mengatai dirinya bajingan mesum. Tapi Jaemin sebenarnya tidak mesum, dia hanya penasaran.

Setelah cukup lama menempel akhirnya Jaemin mulai berani menyesap bibir merah itu, pipinya bersemu merah saat merasakan betapa manisnya bibir Jisung. Jaemin jadi ketagihan, Jaemin tanpa pikir panjang langsung menyesap bibir itu dengan sangat kencang, dia melupakan rasa takutnya.

Lagipula Jaemin yakin jika sudah tertidur maka Jisung akan sulit bangun, jadi ini adalah kesempatannya untuk merasakan bibir dan pipi Jisung yang empuk.

"Mhhh...." Lenguh Jisung dalam ciumannya.

Jaemin masih terus menyesap bibir Jisung, dia menatap wajah Jisung yang nampak begitu indah, tangannya kini mengelus-elus pipi Jisung, dia mengangumi keindahan yang ada di depan matanya.

Jaemin memejamkan matanya menikmati bibir Jisung walaupun tidak mendapatkan balasan namun, tiba-tiba saja Jisung membalas ciumannya, Jisung menyesap bibir Jaemin.

Jaemin terkejut, dia langsung melepaskan ciumannya, dia menatap Jisung yang ternyata masih memejamkan matanya.

"Permennya enak, hehe..." Ucap Jisung dalam tidurnya, dia tersenyum manis sekali.

Jaemin menghela napas, ternyata Jisung bermimpi sedang memakan permen.

"Iya, ini permen yang enak! Permen yang membuat bahagia kita berdua!" Gumam Jaemin yang kemudian kembali mencium Jisung.

Kini Jaemin lebih berani, dia mencium sembari memeluk Jisung, melupakan bahwa dialah yang membuat batas agar mereka tidak bersentuhan.

Husband? No! We are Enemy! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang