L.I.M.A

344 68 18
                                    

Jisung bangun lebih dulu daripada Jaemin, dia terkejut saat menyadari bahwa dirinya tengah memeluk Jaemin, bahkan saat ini dia berada di sisi ranjang yang merupakan bagian Jaemin. Jisung langsung saja bergegas menjauh, dia takut Jaemin akan mengetahui hal ini lalu menjadikan dirinya babu selama seminggu.

"Huft, untung saja aku bangun lebih dahulu daripada Jaemin! Jika tidak, aku akan menjadi babunya selama seminggu!" Gumam Jisung, dia buru-buru bangkit dari tempat tidurnya, dia harus mandi dan menyiapkan sarapan untuk Jisung. Hari ini dia dan Jaemin akan kembali bersekolah, lalu acara pernikahan mereka akan dilaksanakan sekitar 3 bulan lagi.

"Apa yang harus aku lakukan ya? Aku hanya bisa memasak mie instan, masak air, masak nasi goreng kepedasan, lalu memanggang roti dan membuat sandwich." Gumam Jisung, dia menyebutkan segala prestasinya dalam hal memasak.

Jisung menatap Jaemin yang masih terlelap, rasanya sangat kesal ketika melihat pemuda itu tidur dengan nyenyak sedangkan dia harus bangun pagi-pagi dan berpikir untuk memasak apa hari ini ataupun harus menyiapkan perlengkapan sekolah untuk dia dan Jaemin. Sungguh ini tidak adil sama sekali!

"Kenapa sih posisiku di sini harus pihak bawah? Kan aku tidak bisa menikmati hidup!" Pekik Jisung kesal.

Jisung berjalan dengan kesal menuju kamar mandi, dia terus menerus mengeluhkan ketimpangan sosial yang dia rasakan. Padahal Jaemin tidak pernah meminta Jisung untuk melakukan itu, Jaemin mengatakan jika sempat kerjakan tapi jika tidak maka tidak perlu dilakukan. Hanya Jisung bahan bertengkar setiap harinya jadi ketimpangan sosial ini bisa dia jadikan bahan berdebat dengan Jaemin.

Prinsip Jisung saat ini, jika tidak bisa melepaskan diri dari perjodohan absurd ini. Maka mari menjadi pasangan yang setiap hari melakukan pertengkaran.

Setelah selesai, Jisung memakai seragamnya. Dia juga menyiapkan seragam untuk Jaemin, Jisung melakukan ini semua karena keuangan diatur oleh Jaemin. Jika dia macam-macam takutnya Jaemin malah tidak memberikan Jisung jajan, nah kalau tidak jajan Jisung akan sengsara apalagi jika dia tidak bisa membeli kue ikan kesukaannya, hidupnya pasti tidak akan bahagia.

"Apa yang harus kita masak ya?" Gumam Jisung bingung.

"Hmm, nasi goreng saja!" Ujar Jisung ketika dia sudah mendapatkan ide untuk memasak sesuatu.

Sebelum ke dapur Jisung membangunkan Jaemin, "Hei, beban keluarga! Bangunlah! Jika tidak kita akan telat!" Jisung berteriak tepat di sebelah telinga Jaemin.

Jaemin yang mendengar teriakkan sontak bangun dengan terkejut bahkan sampai jatuh dari tempat tidur, Jaemin memasang wajah terkejut, wajahnya saat ini benar-benar lucu, rambutnya yang berantakan, dengan mata melotot, bibir terbuka, ada sedikit liur di sudut bibirnya.

Jisung yang melihat penampilan mengenaskan itu tertawa dengan keji, "Hahahaha, gelandangan dari mana ini?"

Jaemin yang setengah sadar, dia tadi bermimpi memiliki keluarga yang manis bersama Jisung dengan kedua anak kembarnya tetapi impian itu hancur karena teriakan nyaring Jisung. Kesadaran Jaemin kini kembali sepenuhnya, dia menatap Jisung dengan jengkel.

"Kenapa kau membangunkan ku dengan cara seperti itu?" Tanya Jaemin kesal.

"Kau tidak suka? Baiklah besok aku akan membangunkan dirimu dengan cara menendang dirimu hingga terjatuh dari tempat tidur!" Ucap Jisung dengan santainya, dia benar-benar merasa tidak bersalah sama sekali.

"Kau! Dasar menyebalkan!" Ucap Jaemin.

"Memang~" jawab Jisung.

Jaemin bangkit dari duduknya, Jisung hanya memandang Jaemin. "Sekarang gembel-ku ini harus mandi, kita harus pergi ke sekolah! Pakaian mu sudah aku siapkan, lalu setelah selesai lekas ke ruang makan, aku akan membuatkan sarapan untuk kita berdua," ucap Jisung lalu pergi begitu saja.

"Gembel-ku katanya? Dasar manusia aneh!" Ucap Jaemin kesal, seharusnya acara paginya itu disambut dengan senyuman manis Jisung.

Tapi apalah daya pasangan Jaemin adalah pasangan dengan tingkat kegilaan di atas rata-rata jadi jangan harapkan ada keromantisan dalam hubungan ini karena yang ada hanya kekesalan yang dibalut dengan rasa sayang.

Jisung memasak dengan tenang, lalu dia melirik ke arah jam. Ternyata ini sudah waktunya serial kartun kesayangan muncul di layar tv, Jisung buru-buru lari ke ruang tamu menyalakan televisi yang menampilkan tayangan Masha and the Bear.

Jisung melihat televisi dengan riang hingga dia mencium bau gosong, "Gawat aku melupakan masakanku!"

Jisung langsung berlari menuju dapur, dia mematikan kompor. "Sekarang apa yang harus aku lakukan? Dibuang sayang! Sepertinya sarapan pagi ini aku dan Jaemin harus memakan makanan tidak sehat ini."

Tak lama Jaemin muncul, dia menatap Jisung dengan riang karena pemuda itu telah menyiapkan sarapan, kebetulan perutnya sudah lapar.

"Kau memasak apa?" Tanya Jaemin semangat.

"Nasong!"

"Hah? Apaan itu? Menu baru ya?"

"Iya, Nasong itu nasi gosong!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Husband? No! We are Enemy! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang