CHAPTER - 02

1.2K 126 13
                                    

Azalia, gadis itu kini tengah berdiri di depan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azalia, gadis itu kini tengah berdiri di depan cermin. Ia sedang mengenakan khimar berwarna hitam, senada dengan warna abaya nya.

Seperti yang di rencanakan semalam. Hari ini Azalia dan kedua orang tua nya akan melihat-lihat pesantren di sekitaran Bandung.

Setelah selesai memakai khimar. Azalia mengambil tas ransel nya, kemudian berjalan menuruni anak tangga secara perlahan, dan menghampiri kedua orang tua nya yang kini sudah berada di depan rumah, seraya menunggu nya.

"Udah siap, nak?" tanya Zein saat putrinya masih berdiri berjarak lumayan jauh.

"Udah Ayah. Bentar," jawab Azalia sedikit berteriak

"Ayo!" seru nya.

Melihat ke-antusias-an putrinya, membuat mereka terkekeh gemas. Azalia terlihat begitu sangat semangat. Padahal, tanpa ia sadari, kedua orang tua nya menatap nya dengan tatapan antara senang dan sedih. Senang karna putri nya akan masuk ke pesantren, yang di namakan penjara suci itu. Dan sedih karena harus berpisah dengan putri satu-satunya itu.

Padahal, ini baru ingin melihat-lihat pesantren, tapi mereka sudah merasa sedih. Bagaimana saat berangkat ke pesantren nanti?

"Yaudah, ayo"

Mereka pun akhirnya memasuki mobil yang berada di halaman rumah.

Perjalanan dari Jakarta menuju Bandung tentu lumayan jauh. Apalagi sekarang hari Ahad, sudah pasti akan macet, dan tentunya akan menghabiskan waktu yang sangat lama di perjalanan.

"Kenapa Aza pengen mondok nya di Bandung?, Padahal kan di sekitaran Jakarta juga ada," tanya Liana kepada putrinya.

Azalia mendongak, menatap Liana yang saat ini tengah bertanya pada nya.

"Gatau Ibu. Jadi waktu itu Aza lagi scrol Tiktok. Nah terus, di fyp Aza banyak yang lewat pesantren dari daerah Bandung, makanya Aza pengen banget ke-bandung," jawab Azalia.

Memang benar. Sudah hampir setiap hari, saat Azalia sedang scrol Tiktok, yang fyp itu selalu tentang pesantren yang berada di Bandung, yang membuat nya menjadi tertarik untuk mondok disana.

"Tapi Bandung itu kebanyakan nya bahasa Sunda loh. Memangnya kamu bisa bahasa sunda?"

"Nggak sih, Yah. Tapi nanti juga bakal terbiasa kayanya, kalo keseringan"

"Yaudah. Tapi nanti kalo belajar bahasa Sunda, minta ajarin nya jangan bahasa kasar ya!" peringat Liana

"Siap Ibu, Ayah!"

Azalia ( inilah hakikat cinta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang