THE DESTRUCTION OF A
MAFAZA
•
•COPYRIGHT• Drstii
Hak cipta di lindungi oleh undang-udang.•
•
•SEBELUM MEMULAI, TEKAN VOTE TERLEBIH DAHULU, THANK YOU👋
AND
SELAMAT MEMBACA!!
•
•
•"Selamat pagi Azaa!" Baru saja memasuki kelasnya, Mafaza sudah disambut suara Farrel yang duduk di mejanya.
Semua tatapan langsung menjurus ke arahnya, membuat Mafaza hanya menghela napas dalam menahan kesabaran.
"Berisik."
Mafaza menaruh tasnya di meja lalu duduk di bangku Febri.
"Aza kemarin kenapa nggak berangkat?"
"Nggak papa,"
"Nggak papanya kenapa? Apa ada sesuatu?"
Mafaza menggeleng. "Ada,"
"Apa itu?"
"Males."
"Emang cewek gila diajak ngomong, jangan dengerin kali, Rel." celetuk Kevin yang memasuki kelas Mafaza bersama Kiel untuk menyusul Farrel.
Seketika tatapan Mafaza bertemu Kiel, mereka saling tatap sesaat sebelum kemudian Mafaza buru-buru memalingkan wajahnya.
"Lo yang gila. Terus ngapain ke sini? Ganggu orang pacaran aja."
"Siapa yang pacaran? Nyamuk di pojokan?"
"Tentu gue lah,"
Kevin terkekeh lalu menatap Mafaza. "Oh, udah pacaran ya, Zaa?"
"Berisik kardus!"
Mafaza mendengkus lalu menaruh kepalanya di meja. Memalingkan wajah dari hadapan mereka.
"Lo gimana, Kiel?" tanya Farrel. Mafaza juga dengar tapi tidak mau menoleh.
"Gue emang kenapa?"
"Cewek lo yang kemarin diajakin ke toko ikan gue, jadi?"
Pandangan wajah Mafaza berubah. Kalimat Farrel menarik fokus Mafaza sepenuhnya.
"Jadilah, orang cantik."
"Busett, siapa lagi tuh Kiel?"
"Ada, dari sekolah lain."
"Haha, brengsek. Perasaan baru Minggu lalu lo jadian sama yang namanya Celli, dan sekarang udah ganti?"
"Ya terus? Namanya juga orang ganteng."
Mafaza menoleh, ia memberi tatapan sengit kepada Kiel.
"Bacot. Gue jamin semua cewek itu sinting karena mau sama lo."
"lya, sinting semua, kecuali Aza." timpal Farrel.
"Urusannya sama lo apa ya?"
"Nggak ada, cuma enek aja." sergah Mafaza sembari memutar bola matanya sebal. Lalu seorang guru memasuki kelas yang membuat ketiga cowok itu buru-buru keluar kelas meninggalkan Mafaza, tapi tidak lupa dengan Kevin yang sempat-sempatnya mengacak rambut Febri yang sedari tadi tertidur.
°°°
Sembari menunggu taksi yang lewat, Mafaza duduk di halte bus yang sepi di depan sekolah.
Tidak hanya sendiri, tapi dia ditemani Febri yang juga memberinya beberapa camilan untuk dimakan berdua. Kedua gadis itu ngobrol dan tertawa sembari menunggu angkutan umum dan Kevin yang menjemput Febri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFAZA (Hiatus)
Teen Fiction⚠Follow my account, and vote sebelum membaca Di dunia ini tidak ada yang gratis, bahkan udara yang lo hirup pun harus di hembuskan kembali. -Mafaza Amora