THE DESTRUCTION OF A
MAFAZA
•
•COPYRIGHT• Drstii
Hak cipta di lindungi oleh undang-udang.•
•
•SEBELUM MEMULAI, TEKAN VOTE TERLEBIH DAHULU, THANK YOU👋
AND
SELAMAT MEMBACA!!
•
•
•
"Kenapa harus rumah ini? Kenapa harus kamar gue yang lo pengen?" Lengking suara Mafaza memenuhi seisi ruangan.Di depannya berdiri tiga orang yang dua diantaranya tampak memasang raut ketus, tapi bukannya menjawab sentakan Mafaza, kedua orang itu terus diam dengan wajah bersungut kesal.
"Gue nggak mau nerima dia, gue nggak mau dia rebut rumah ini ataupun tinggal di sini!" sentak Mafaza dengan nada suara tinggi.
la bahkan menggebrak meja sampai membuat Santi dan kedua kakak tirinya terjingkat.
"Jangan kurang ajar ya, Za! Revan cuma mau nginep beberapa hari doang, nggak akan lama!" balas Savea tak kalah keras dari suara Mafaza.
"Iya tapi kenapa harus nginep? Rumah kalian lebih luas dari rumah ini dan kenapa terus maksa padahal gue nggak izinin?"
"Lo belum jadi pemilik sah rumah ini, bahkan gue bisa rebut kapanpun gue mau. Jadi lo jangan lancang selalu nolak permintaan saudara lo sendiri!" berang Savea dengan mata tajamnya yang nyalang.
"Kalo sakit ya sakit aja, kenapa harus tinggal di sini? Apa hubungannya?"
"Ya itu keinginan Revan, dia mau tinggal di sini selama beberapa hari dan nggak bakal nyusahin lo, kok!" balas Savea.
"Gue tempatin kamar lo dulu," seru Revan yang tiba-tiba beranjak dari tempatnya.
Melihat itu, Mafaza tidak mau diam dan langsung mengejar laki-laki itu lalu menahan langkahnya.
"Jangan kamar gue, gue nggak ikhlas!" cegah Mafaza seraya memegang ujung kaus Revan.
Revan menoleh, matanya turun melihat tangan Nadia yang memegangi bajunya.
"Kalo gitu kamar nyokap lo?"
"Hah? Kamar Ibu?"
"Daripada gue nempatin kamar nyokap lo, lebih baik nempatin kamar lo, Mafaza. Cuma beberapa hari, gue mau tinggal di sini." ujar Revan seraya menepis tangan Mafaza dari bajunya.
Mafaza tertegun. la gagal mencegah Revan yang lari ke kamarnya. Sore itu memang kejutan bagi Mafaza, ia yang semula tenang tiba-tiba didatangi dua saudara tirinya yang salah satu diantara mereka meminta izin menginap di rumahnya.
Ah, bukan. Bukan izin, tapi lebih tepatnya memaksa. Dengan alasan sakit dan kesepian karena Savea, Willie dan Ayahnya selalu ke luar kota, Revan menggunakan itu sebagai alasan untuk memaksa Mafaza menerimanya.
Mafaza jelas tidak terima, apalagi Revan meminta kamarnya padahal jelas-jelas rumah ini masih punya dua kamar lain. Ada satu kamar tamu kosong, tapi Revan menolak karena sempit.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAFAZA (Hiatus)
Teen Fiction⚠Follow my account, and vote sebelum membaca Di dunia ini tidak ada yang gratis, bahkan udara yang lo hirup pun harus di hembuskan kembali. -Mafaza Amora