03. COWOK PENGHIBUR

83 53 19
                                    

THE DESTRUCTION OF A
MAFAZA

COPYRIGHT• Drstii
Hak cipta di lindungi oleh undang-udang.



SEBELUM MEMULAI, TEKAN VOTE TERLEBIH DAHULU, THANK YOU👋

AND
SELAMAT MEMBACA!!


Walaupun Ayah nya ada di rumah, tapi cuma ada koper dan jejak kehadirannya saja.

Zines tidak ada di rumah dari siang sampai malam, padahal kemarin pria tua itu tidur di rumah itu.

Mafaza tidak berharap banyak pada sosok Ayahnya, karena memang asing sejak dulu. Yang Mafaza tahu hanya bagaimana banyangan sang Ayah, bukan kedekatan serta kasih sayang sang Ayah.

Sejak kecil hanya ibu nya yang merawat Mafaza sendirian di rumah ini, tanpa bantuan siapapun kecuali Santi.

Mafaza mendengkus sembari menarik handle pintu kamar mama nya.

Di dalam sana, kasur berantakan dan hanya ada koper milik Ayahnya yang menghuni ruangan itu.

"Ayah mana, Mbak?" tanya Mafaza ketika Santi menghampiri Mafaza dari arah dapur.

"Bapak keluar, katanya mau ketemu orang penting. Non Aza mau makan atau telpon Bapak?"

"Nggak dua duanya. tapi minta tolong beresin kamar Ibu lagi ya, taruh koper Ayah di luar aja."

"Anu, tapi katanya Bapak mau balik lagi ko, jadi Mbak gak berani angkat koper di kamar itu,"

"Cuma berantakin kamar, aku tau kalo Ayah gak serius pengen nginep disini cuma karena kangen Ibu." ucap Mafaza kesal.

°°°

Mafaza beranjak keluar dari rumahnya. Ia ingin menghirup udara segar di luar karena terlalu sesak berlama lama menahan diri di dalam rumah yang selalu mengundang emosi.

Namun setibanya di teras, Mafaza tersentak ketika melihat presensi Kiel ada di pelataran rumahnya.

Mafaza bergegas menghampiri cowok itu yang tiba tiba muncul di depan gerbang tinggi rumahnya, sedang berdiri memunggungi motornya.

"Kiel?"

Kiel menoleh, cowok itu langsung memberi tatapan sinis pada Mafaza.

"Lama banget, dari tadi gue tunggu."

"Ngapain?"

"Ya ketemu lo, lah. Terus ngapain lagi?" Mafaza mengernyitkan dahi nya bingung.

"Ngapain dateng jauh-jauh demi ketemu gue? Perasaan gue gak punya utang sama lo?"

"Emang gak ada."

"Terus ngapain lo dateng?"

"Berisik. Udah sana, ganti pakaian lo atau pake jaket." kerutan di dahi Mafaza semakin dalam, ia bingung mencerna kalimat Kiel.

"Maksudnya, gimana sih?"

"Cepet masuk ambil jaket, Aza. Gue mau ajak lo keluar, puas?"

Baru setelahnya, Mafaza tertegun.

"Lo... Mau ajak gue pergi?"

"Iya, pergi temenin gue ketemu cewek, mau kan?"

"Brengsek! mau gue pukul?" Kiel terkekeh, dia langsung menggeleng dengan tangan terangkat.

MAFAZA (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang