Part 1

231 13 0
                                    

Matahari terlihat bersinar terik, musim panas tahun ini terasa lebih panas dari sebelumnya. Di atas sebuah batu besar, seorang pria berambut perak sedang duduk santai sembari menatap perkotaan yang setiap tahunnya berubah.

Rambut indahnya bergerak lembut tersapu angin dan kaca mata hitam bertengger di pangkal hidungnya.

"Tuan, ini saatnya kembali." Pria tua penuh keriput yang sedari tadi berdiri di balakang pun bersuara.

Pria yang dipanggil tuan itu bernama Hanryu. Ia melihat matahari yang sudah tinggi. Padahal rasanya itu baru saja terbit tadi.

Hanryu turun dari batu besar dan menerima soda dingin dari pria tua yang merupakan pesuruhnya. Mata merahnya mengamati pria yang sudah lagi tak muda.

"Apakah ini tahun terakhirmu?" Tanyanya pada Nam Mujin. Dia adalah orang yang hampir 50 tahun ini mengabdi padanya. Seperti ayah dan kakeknya dulu.

"Ya.. Bulan depan, anak bungsu saya akan menggantikan saya.."

Hanryu melihat kuil yang ia bangun untuk mengenang orang-orang yang telah meninggalkannya. Umur manusia memang pendek dan ia sudah mulai melupakan wajah-wajah yang pernah menjadi bagian di hidupnya. Oleh karenanya kuil itu ia bangun untuk menyimpan abu dan foto dari mereka yang telah membantunya.

Ini sudah hampir 500 tahun sejak dirinya mendapat kutukan. Berbagai masa telah ia lalui dan begitu banyak kenangan pahit yang harus ia ingat. Beberapa memang sudah ia lupakan, tapi satu hal yang tak akan pernah ia lupakan adalah saat dimana dirinya mendapat kutukan dari gumiho sialan itu.

Hanryu berjalan memasuki mobil yang sudah menunggunya dan Mujin langsung duduk di balik kemudi. Mobil itu perlahan meninggalkan kuil, melewati pepohonan yang lebat.

"Karena bulan depan anak bungsu saya menggantikan, saya sudah mengatur berkas-berkasnya. Anda bisa memeriksanya." Mujin berujar sembari mengemudi.

Tatapan Hanryu yang awalnya menatap keluar pun beralih ke berkas yang ada di bangku sebelahnya. Ia melepas kacamatanya dan mengambil berkas tersebut. Itu adalah aset miliknya yang selama ini dikelola atas nama Nam Mujin.

Mungkin tak akan ada yang menyangka bahwa sosok tua yang saat ini mengemudi itu adalah orang terkaya ketiga di korea. Namun sebenarnya seluruh aset tersebut bukanlah milik Mujin, tapi milik Kang Hanryu.

Semua itu sudah berlangsung beberapa ratus tahun lalu karena Hanryu terlalu lelah untuk mengganti identitas. Oleh karenanya ia hanya hidup di balik layar dan tak pernah memperkenalkan namanya yang sesungguhnya.

"Siapa namanya?" Hanryu bertanya tentang anak Mujin yang akan menggantikannya.

"Wonji." Mujin tersenyum. "Saat ini dia masih berada di amerika dan akan kembali minggu depan."

Layaknya sebagai tugas turun-temurun, setiap anak bungsu dari keluarga Nam akan berakhir sebagai pengurus. Itu adalah sejarah yang panjang bagaimana dirinya bisa bertemu dengan Nam.

"Apa yang akan kau lakukan setelah pensiun?" Hanryu menaruh kembali berkas yang sudah sangat baik itu.

"Tentu saja saya akan pergi ke hawaii dan menikmati senja di sana." Ada nada kekehan dari suaranya.

Sudut bibir Hanryu terangkat. "Sepertinya kau sangat bahagia bisa bebas dariku."

"Hahaha, itu hanya pikiran anda saja.."

•••

Tubuh telanjang Hanryu bergerak seirama dengan pria yang ada di atasnya. Penis itu terus keluar masuk, menghujami lubang Hanryu. Desahan keduanya terdengar besautan memenuhi seisi kamar hotel.

[BL] My Master is Gumiho | BxB MPREGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang