Part 3

112 10 1
                                    



Ditemani segelas wine, Hanryu memeriksa berkas yang dikerjakn Wonji. Tidak buruk. Walaupun baru dua minggu pria itu memegang perusahaan, tapi dari laporan ada ditangannya cukup menggambarkan bagaimana kinerja Wonji kedepannya.

"Haruskah saya menggundur waktu pensiun saya?" Lusa adalah saatnya Mujin untuk pergi. Selama tiga minggu ini ia hadir membantu Wonji untuk bisa melakukan pekerjaannya. Tapi sepertinya Hanryu masih belum menyukai kehadiran Wonji.

"Tidak perlu." Hanryu menaruh berkas di meja dan meneguk winenya. Punggungnya bersandar pada sandaran kursi.

"Malam ini Wonji sudah menyediakan hotel."

Hanryu melihat gelas wine nya yang masih terisi. Malam ini adalah waktunya Hanryu melepaskan nafsu seksualnya. Itu dilakukan seminggu sekali untuk mengurangi dampak bulan purnama. "Dia yang mencari orangnya?"

"Iya. Saya sudah memberitahu segalanya padanya."

Jika minggu lalu Mujin masih menemani Wonji untuk memilih orang, kali ini Wonji sendirilah yang melakukan semuanya. Sudah seminggu terakhir Mujin benar-benar melepasnya.

"Dimana dia sekarang?" Hanryu baru sadar jika hari ini ia jarang melihat Wonji. Padahal anak itu hampir setiap saat mengikutinya.

"Ada rapat yang harus dia hadiri."

"Katakan padanya untuk memberitahuku apa yang akan dia lakukan." Pergi ke perusahaan ataupun menghadiri rapat seharusnya Hanryu mengetahuinya lebih dahulu karena ia tak akan memanggil jika mengetahuinya.

"Maafkan saya, saya akan mengingatkannya."

•••

Wojin berdiri di depan sebuah kamar hotel. Ini merupakan tugasnya karena ia tak tau kapan tuan Kang selesai dengan urusannya. Ia bersyukur karena pria pilihannya tidak ditolak.

Lusa ayahnya sudah benar-benar pensiun dan Wojin harus melakukan semuanya sendirian.

Dua jam berlalu, pintu kamar pun terbuka dan pria yang tadi Wonji pesan pun keluar. "Hei besok-besok kau bisa memanggilku lagi." Wajahnya terlihat puas dengan apa yang telah ia lakukan.

"Sesuai kesepakatan, anda harus merahasiakannya dan ini hanyalah one night stand." Wonji menjelaskan dan mengingatkan bahwa Hanryu tak pernah tidur dengan pria yang sama.

Pria itu menepuk pundak Wonji. "Ayolah, kau tidak perlu membayarku."

"Anda bisa pergi sekarang," usir Wonji dengan sopan.

Akhirnya pria itu pergi dengan sedikit kecewa. Wonji pun memasuki kamar dan melihat Hanryu yang duduk bersandar di kepala ranjang sembari menikmati segelas wine. Tubuhnya masih telanjang dan bekas kondom berserakan di lantai.

Saat pertama kali melihatnya, Wonji terkejut karena Hanryu seakan sudah terbiasa bertelanjang dihadapan orang. Wonji bahkan masih takut untuk mencuri pandang melihat langsung ketubuh putih mulus itu.

Tangan Wonji bergerak memungut kondom dan membersihkannya. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa ia akan membersihkan bekas orang. Apakah ayah dan kakeknya juga melakukan ini?

"Dimana kau mendapatkan pria tadi?"

Suara Hanryu menyadarkan Wonji, ia sedikit menoleh namun matanya melirik ke arah lain. "Di sebuah bar yang pernah saya kunjungi."

"Lain kali jangan bawa orang yang berisik."

Wonji sadar bahwa pria yang ia bawa sebelumnya kurang cocok dengan keinginan Hanryu. "Maafkan saya. Lain kali saya akan membawakan yang lebih baik."

Hanryu berjalan melewati Wonji yang sekarang sedikit menundukan pandangan, tak ingin melihat tubuh telanjang Hanryu. "Tak perlu membersihkannya. Aku akan pulang setelah mandi."

[BL] My Master is Gumiho | BxB MPREGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang