Part 8

104 9 1
                                    



.

.

.

"Kita sudah sampai tuan." Wonji membukakan pintu mobil untuk Hanryu. Saat ini mereka berada di sebuah Pura di Gianyar.

Keduanya memasuki wilayah pura. Ini siang hari tapi suasananya terasa sejuk. "Kau tak perlu mengikutiku."

"Saya akan menunggu di sini."

Hanryu menaiki anak tangga dan menatap tembok pintu berukiran. Diatasnya ada patung sosok yang dipuja di wilayah tersebut.

"Aku penasaran siapa yang datang. Ternyata kau Hanryu."

Salam sekejab mata, tubuh Hanryu berpindah dimensi dan berada di sebuah hutan. Seorang pria duduk di atas batu dengan tongkat garpunya. Dia adalah Siwa.

"Aku hanya berjalan-jalan dan teringat orang tua yang menyedihkan."

"Kau memang anak yang nakal."

Seekor ular bergerak mendekati kaki Hanryu. "Aku tak suka ular. Sebaiknya kau pergi jika tak ingin aku injak."

Seakan tau, ular tersebut langsung pergi dan kembali ke arah Siwa. "Jadi apa yang kau bawa dalam jalan-jalanmu?" Siwa melihat botol berwarna putih yang sedari tadi Hanryu bawa.

"Makgeolli."

"Ahh aku sudah lama tak minum itu." Sebuah meja muncul dihadapan mereka dengan dua gelas kosong di atasnya.

Hanryu menuangkan makgeolli ke gelas Siwa. Siwa adalah salah satu dewa yang banyak dipuja. Dia adalah dewa penghancur. Karena satu kejadian dimana lalu, ia mengenal Siwa.

Dan obrolan ringan mereka dimulai hingga cairan di dalam botol habis tak bersisa.

Wonji melihat jam tangannya. Sudah tiga jam tapi Hanryu belum kembali. Ia secara langsung melihat bagaimana tubuh Hanryu menghilang di punjak tangga. Terkadang ia tak mengerti dengan makhluk supernatural. Apakah semuanya memiliki kekuatan? Lalu kekuatan apa yang dimiliki Hanryu? Dia adalah gumiho, sepertinya nanti ia harus membaca lebih banyak buku tentang gumiho.

Hanryu menghampiri Wonji yang duduk di bawah pohon. Pria itu duduk bersidekap dengan mata terpejam. Ada lingkaran hitam dibawah matanya.

"Sampai kapan kau akan tidur?"

Wonji tersentak. Ia terbangun dan mendapati Hanryu sudah berdiri di depannya. "Anda sudah selesai?"

Hanryu melempar sesuatu pada Wonji yang langsung ditangkap oleh pria itu. Sebuah gelang yang terbuat dari tali dengan sebuah permata kecil ditengahnya.

"Apa ini?"

"Seorang pria tua memberikannya padaku. Kau bisa membuangnya jika tak suka."

Sebenarnya Siwa memberikannya untuk Hanryu, katanya itu gelang keberuntungan. Bagaimana bisa dewa penghancur mengatakan sesuatu tentang keberuntungan.

"Aku akan menjaganya. Terima kasih." Wonji mengikuti Hanryu yang sudah melangkah lebih dulu. Tak lupa ia langsung memakai gelang yang baru saja tuannya berikan.

Saat malam tiba, keduanya pergi ke club malam ternama di bali. Sudah banyak berubah semenjak terakhir kali Hanryu datang. Malam terasa ramai dengan orang-orang dari berbagai negara yang menghabiskan waktunya.

"Tuan, saya sudah mendapatkan meja." Wonji mengantar Hanryu. "Anda ingin minum apa? Biar saya pesankan."

"Berikan aku vodka."

Wonji langsung pergi, tak lama seorang pelayan menaruh sebotol vodka dan dua gelas kosong di atas meja. "Dimana pria yang memesan tadi?" Tanya Hanryu karena Wonji tak kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BL] My Master is Gumiho | BxB MPREGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang