Perjuangan manusiawi

3 3 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi yang cerah melambangkan kebahagiaan, namun itu semua berbanding terbalik dengan diriku, aku begitu menyedihkan sambil memainkan HeandPhone aku duduk di bangku ku, karena keasyikan aku tidak sadar ada sosok yang berdiri di sebelahku, ia menarik benda pipih di tanganku itu dan melemparnya ke sembarang temapat.

"Apa mau marah?" ujarnya melipat tangan di dada. "Lagian siapa suruh lo main Hp hah." Lanjut Keyza sambil melotot kearahku.

"Kamu kenapa sih Key?" ujarku sambil menatap Keyza penuh harap.

"Lo mau tau? Gua benci ama lo." Ujarnya berbisik di telingaku , kemudin ia menarik tanganku dengan genggaman yang sangat kuat. Aku meringis kesakitan aku tidak tahu ia akan membawaku kemana yang jelas semua orang menatap kami bingung.

"Lepas Za." Ujarku berusaha melepaskan cekalan tangannya.

"Diem>" ujar Keyza menatapku sinis. Sekarang kaku tahu kemna Keyza membawaku, sambil melepaskan cekalannya ia menghempaskan tangan serta mendorongku hingga terduduk di lanta yang cukup baah itu, aku menatap Keyza dengan mata berkaca-kaca di dalam hati aku mengatakan mengapa Keyza begitu kejam kepadaku, apa kesalahanku?

"Kenapa mau nangis." Ujarnya sambil tertawa kerasukan,sekarang tangannya mulai bergerak menyentuh kain putih yang membalut mahkotaku,hingga lepas.

"Apa nih? Lo piker dengan l mengajarkan hal baik sama gua bis bikin manusia kotor kayak lo bersih hah?" Ujar Keyza tersenyum sinis. Sekarang tangannya kembali mengarah ke rambut acak-acakan milikku itu, sekarang aku merasakan tarikan yang cukup kuatdari arah ikat rambutku. ringis kesakitan setelah beberapa rambutku mulai terlepas dari akarnya dan yang terjadi setelah itu Keyza menarik rambutku untuk mengisyaratkan kepadaku agar berdiri, karena merasa sakit yang sangat aku hanya mengikuti tarikannya, benturan kuat ia arahkan kekaca di atas wastafel bukan hanya satu kali namun beberapa kali ia membenturkan kepalaku beberapa pecahan kaca ia torehkan ke tanganku, perlahan kesadaranku mulai menghilang.

Aku hanya ingat aku terbangun dengan darah membeku di tanganku torehan yang di berikan Keyza tadi sangat menyakitkan hinngga membuat ringisan keluar dari bibirku, sekarang aku bingung sudah jam berapa? sekarang mengapa tidak ada orang yang menyadari keberadaanku?

'aku berusaha berdiri berdiri namun rasa sakit menyergap kepalaku, aku berusaha menahannya dan berdiridengan jalan pincangku. Sekarang aku tahu berapa lama aku pingsan di dalam ruangan di mana para setan berkumpul, karena waktu telah berlalu sudah Sembilan jam aku tidak sadarkan diri sekarang bukan sudah datang untuk menggantikan matahari.

Beberapa kali aku melangkah namun selalu terjatuh, namun itu tidak mengurangi semangat ku, hingga beberapa lama aku sampai di gerbang seklah, disan terdapat seorang penjaga sekolah aku menghampirinya dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahku.

"Eh kamu belum pulang ini sudah malam." Ujar bapak itu yang hanya mendapat senyuman datar dariku, tanpa menunggu jawaban si bapak itu membukakan gerbang untukku. "Emang kamu pulang dengan apa?" lanjut bapak itu yang mendapat gelengan kepala dariku pertanda tidak tahu.

"Yaudah biar bapak pesankan taksi online, masak kamu anak perempuan pulang malam sendirian lagi."

"Tidak usah pak saya tidak punya uang." Ujarku sambil menggeleng setalah beberapa detik bapak itu membuka pembicaraan.

Daun Di Musim Gugur (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang