⚠️RAPE, ABUSE, MATURE!
Kalo ga kuat jangan dipaksa.
——o0o——
"Kak Mark, apa kau tahu dimana Kak Jaehyun? Aku perlu bicara dengannya."
"Jaehyun di roof top bersama Yuta dan Johnny, sulit sekali memperingatkan mereka. Beri tahu mereka agar tidak terlambat ke kelas, karena mereka aku jadi terus-terusan dimarahi oleh guru."
"Baiklah, maaf untuk itu, aku permisi."
Apa yang Jaehyun dan teman-temannya itu lakukan di roof top? Jeno memang jarang sekali mencari pria itu, tetapi ia tidak mengira jika Jaehyun sering berada di sana. Ah, memikirkannya saja membuat Jeno berpikiran yang tidak-tidak, mengingat Jaehyun masih mengkonsumsi obat-obatan berbahaya.
Jeno selalu ragu saat Jaehyun mengatakan bahwa ia punya cinta, namun semua sikap dan perlakuan yang pria itu berikan justru berkata sebaliknya. Maka dari itu Jeno tidak pernah membalas pernyataan dan menyatakan apapun pada Jaehyun, ia tidak berharap maupun memberi harapan.
Tetapi kesehatan Jaehyun penting baginya, mama bisa marah padanya kalau Jaehyun sakit sedikit saja, tapi pria itu bahkan tidak mau mendengarkannya. Posisi Jeno sulit, sangat sulit.
Perlahan dan ragu ia mengetuk pintu kokoh tersebut, ia menunggu hingga pintu terbuka sedikit dan ada Yuta yang mengintip. "Oh, kukira siapa, kau mencari Jaehyun?"
"Iya, aku perlu bicara dengannya sebentar."
"Tunggu, aku panggilkan." Lalu pintu kembali tertutup, kenapa rasanya ada sesuatu yang sedang disembunyikan di balik pintu itu?
Jeno memejam sejenak, sejujurnya yang ingin ia bicarakan adalah tentang kerja kelompok yang akan dijalaninya. Ia tidak mau lebih tersiksa dari ini, jadi lebih baik memberitahu Jaehyun dan bicara baik-baik daripada diam-diam, pria itu bisa mematahkan kakinya.
Sebab Jeno sadar bahwa ia telah lalai dalam melindungi dirinya sendiri, maka ia perlu menolong dirinya sendiri dengan meyakinkan Jaehyun bila bergaul juga penting baginya.
Pintu kembali terbuka, Jaehyun di sana, tatapannya dingin dan gesture pria itu tampak malas. Ia mencebik sebelum menyeret Jeno untuk turun ke lantai 3 dan masuk ke kamar mandi. Sepi, baguslah.
"Apa hal bodoh yang akan kau bicarakan kali ini?" tanya Jaehyun, menyandar pada tembok.
"Aku ingin meminta izin untuk mengerjakan tugas bersama—"
"Untuk apa kau perlu izinku?"
Jeno terdiam, apa maksudnya? Bukankah hidup Jeno saat ini adalah milik pria itu? Jaehyun lah memegang kendali atas hidupnya, Jeno pikir ia perlu membicarakan hal ini dengan Jaehyun, tetapi ternyata tidak demikian.
Jaehyun benar, untuk apa meminta izin? Tetapi Jeno tidak sebodoh itu untuk melakukan sesuatu secara sembarangan, apalagi menyangkut waktu dan eksistensinya di rumah, jika sekali saja Jaehyun menyadari Jeno terlambat, maka Jeno tidak akan selamat.
Jeno mengulum bibirnya, "Apa itu artinya aku boleh pergi? Kami akan mengerjakannya di rumah Jisung."
"Aku tidak perduli, dimana dan apa yang akan kau lakukan bersama mereka. Lakukan sesukamu, kau membuang waktuku asal kau tahu."
——o0o——
"Jeno diseret paksa oleh beberapa orang asing dan kami tidak berhasil menyelamatkannya."
"Apa yang kau bicarakan, Zhong Chenle? Jika ada seseorang yang ingin berbuat jahat pada Jeno, maka orang itu adalah kau!"
"Aku dan Jisung sedang mengejarnya, brengsek! Aku melacak ponselnya, akan ku kirimkan lokasinya padamu, datang jika kau masih perduli, atau Jeno akan bersamaku seumur hidupnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANTIC HOMICIDE || JAEJEN
Fanfiction[M] [BXB] [VIOLENCE] [BACKSTREET] "If you die, I die. But if I die, you'll live for me." ©aksaratunggal_