Fai
Sungguh, aku masih kepikiran sama senyum orang sinting tadi. Dia mengenalku, ya? Kalau dia dari kalangan pebisnis juga, mungkin-mungkin saja sih karena beberapa kali aku dan Mas Nugi pernah menghadiri pertemuan para penggiat bisnis kelas atas.
Tapi setelah aku cari tahu, Harsono Agung Sutjipto itu tidak berkecimpung di dunia medis. Keluarga tersebut berbisnis di bidang perhotelan serta kuliner. Rasa-rasanya agak kecil kemungkinannya jika kita pernah bersinggungan.
"Dijemput nggak, La?"
Lamunanku buyar saat pria berpangkat Kombes Pol itu bertanya. Dia kepala timku, namanya Om Jasa. Sudah sejak kecil aku kenal dengan beliau. Saat ayahku meninggal pada 24 tahun lalu, beliau adalah junior Ayah di Polres Jakarta Timur.
"Kayaknya enggak, Om, aku yang nyamper Nugi ke rumah sakit, hehe."
Bahkan sewaktu aku menikah pun, Om Jasa lah yang menggantikan Ayah untuk memegang tanganku di altar pernikahan. Hubungan kami sedekat itu. Terlebih lagi, Om Jasa tidak punya anak karena istrinya memiliki gangguan kesuburan makanya dia memperlakukanku dengan sangat baik– sudah seperti anak kandungnya sendiri.
"Dih, dasar anak muda. Cinta gak selamanya indah, Dek." Dia meniru slogan yang akhir-akhir ini lagi ramai di sosial media.
Aku berdiri setelah menyabet tas dari bawah kursi, "Cinta itu selamanya akan terasa indah kalau sama orang yang tepat, Om," sengaja kupatahkan argumennya.
"Hahaha," tawa khas bapak-bapaknya terdengar. "Ayo, Om antar ke rumah sakit kalau gitu. Kebetulan Om mau beli gulai kepala ikan di Rumah Makan Padang langganan."
Aku yakin, Om Jasa nggak punya niat buat beli gulai kepala ikan betulan. Niatnya itu hadir mendadak karena Om Jasa ingin nganter aku ke RS Subagio. Padahal aku bisa naik taksi, atau ojek online biar nggak perlu kemacetan terlalu lama.
"Ya udah deh, tolong anterin ya, Om!" setujuku untuk menghargai niat baiknya.
Sedan Volvo keluaran tahun 90-an ini masih cantik dan terawat. Om Jasa memang senang mengoleksi barang-barang keluaran lama yang dia reparasi lagi agar kekuatannya tak kalah saing oleh mobil-mobil terkini. Gosipnya, Sedan Volvo ini pernah ditawar sampai 145 juta oleh Kapolri sebelumnya tapi nggak dilepas sama Om Jasa.
"Ajakin Nugi main ke rumah dong, La. Bilang ke dia, ikan-ikan di kolam Om udah pada besar." Ya, mereka dekat, dekat karena sama-sama gemar memancing ikan.
"Nanti Lala sampein ya, Om. Nugi sibuk terus, mau launching fasilitas baru kan di rumah sakitnya," jawabku sambil mengabari Mas Nugi bahwa aku akan menyusulnya ke rumah sakit.
Mata Om Jasa membelalak lebar, "Oh, ya? Fasilitas apa, La? Keren ya RS Subagio, gebrakannya ada terus."
"Sport Medicine, Om, sejenis layanan kesehatan buat atlet olahraga gitu. Udah kerja sama bareng beberapa klub olahraga, nanti atlet-atlet mereka bisa konsultasi kesehatan, dirawat, direhabilitasi, dan latihan fisik di Sport Center RS Subagio."
"Keren, suamimu penggeraknya?" terka Om Jasa. Masalahnya dia tau benar bagaimana karakter Nugi selama ini. Sejak dirinya turun langsung ke manajerial rumah sakit, Nugi banyak melahirkan inovasi-inovasi baru yang membuat RS Subagio bertumbuh semakin besar. Sudah pernah aku bilang, kan? Mas Nugi itu banyak bisanya.
Aku mengangguk, "Siapa lagi kalau bukan si Pewaris, Om, hahaha."
Yang tak pernah berubah jika berkendara dengan Om Jasa adalah siaran radio yang terputar. Pasti selalu Cosmopolitan FM yang dia dengarkan. Aku agak sedikit curiga, jangan-jangan radio di mobilnya rusak sehingga salurannya tidak bisa dipindahkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheating on Death: Sebuah Tragedi
Science Fiction[Part of RI 1 Series] Sebuah perjalanan menguak tragedi berisi aksi keji dalam menggugat takdir ilahi. Batas-batas moral dan religius telah hilang tak terpandang berkat sebuah kejumawaan yang berlindung di bawah ilmu pengetahuan. Seseorang pernah b...