"Bian, coba tolong kesini!" Bu Alma melepas kacamatanya yang melorot, membuka-buka map berwarna hijau dan kertas kertas di dalam nya tanpa melirik ke anak berseragam yang kebetulan sedang berada di kantor guru.
Yang merasa bernama 'Bian' menoleh, mendekati ke arah meja bu Alma.
"Ada apa Bu?"
Seketika yang merasa bernama 'Bian' saling menoleh ke sumber suara yang lain. Keduanya mengernyit, Bian yang satu mencoba mengingat pernah bertemu yang satunya di mana, sedangkan Bian yang lain sedang berusaha menjaga kesehatan jantungnya yang tiba-tiba ingin berhenti.
"Ma-maksud ibu, Bianca,"
"Oh," Sahut Bian singkat, lalu pergi ke tempat semula ke meja pak Agus.
"Kalian sih punya nama mirip-mirip, Ibu jadi salah kan." Bu Alma memberikan setumpuk kertas kepada Bianca.
Bianca hanya senyum sekilas, tidak menghiraukan perkataan gurunya barusan. Jangan salahin saya dong bu, yang ngasih nama kan orangtua saya.
"Ini apa Bu?"
"Itu, hasil ujian komputer 2 hari yang lalu. Tolong dibagikan ya!"
"Tapi kelas saya kan gak sebanyak ini orang nya?"
"Iya itu semua kelas. Sekalian IPA - IPS."
"Oh, yaudah. Saya permisi dulu Bu."
"Ya, hati-hati itu nanti jatuh."
"Iya, Bu." Sahut Bianca pelan sembari meninggalkan kantor membawa tumpukan kertas hasil ujian. Sepanjang perjalanan ke kelas, wajah itu hadir di benak Bianca lagi, melayang layang di ruang imaji.
Nama nya sama kayak nama gue.
Bian.
***
"Ulangan Komputer nih guys!" Bianca masuk ke kelas, meletakkan tumpukkan kertas yang sudah dipisah-pisah oleh bu Alma per-kelas, di meja guru.
Bianca sudah dua minggu sekolah di sini. Untungnya Bianca termasuk ke dalam kategori anak yang mudah bergaul, tidak heran jika sikapnya sudah seperti anak-anak yang bersekolah di sini sejak satu tahun yang lalu.
"Kalo itu kertas apa?" Farah melirik Bianca yang hendak keluar kelas, masih membawa tumpukan kertas.
"Anak-anak yang lain. Temenin gue yuk Far, please."
Farah meletakkan kertas ulangan miliknya dan Bianca yang baru dia ambil dari meja guru, kemudian mengejar Bianca yang barusan melangkah keluar pintu.
"Far, masa tadi kan gue dipanggil bu Alma ya,"
"Terus?"
"Nah, di kantor itu ada gue sama satu anak cowo. Pas bu Alma manggil nama gue, dia juga ikut nyamperin. Tapi ternyata Bu Alma nyuruh nya gue, bukan di – "
"Oh, Bian?"
"Nah iya. Namanya Bian soalnya bu Alma manggil gue Bian." Bianca diam sebentar. "Aneh banget gue dipanggil Bian?"
"Iya, namanya mirip-mirip sama nama lo gitu."
"Iya gue juga tau. Orang dia juga nengok pas dipanggil."
"Maksud gue, sama nama panjangnya juga mirip!"
Serius?
"Emang nama panjangnya siapa?"
"Rendy Abiansyah."
"JAUH KALEEE!"
"Eh, nih kelas IPS. " Farah berhenti di depan pintu putih yang terbuka dan di atas nya tertera tulisan XI IPS 1. "Kelas nya si Bi – "

KAMU SEDANG MEMBACA
A-Bian-Ca (DIBUKUKAN)
Teen FictionBagaimana kalau suatu hari aku menemukan fakta bahwa aku mencintaimu dengan cara yang berbeda dan bersifat involunter? || Copyright©2012-All Rights Reserved