2

357 24 0
                                    

"Hai Andrew" Bryan menyapa Andrew dengan senyuman miringnya. Sedangkan Pamela masih menatap Andrew dengan raut wajah yang kebingungan. Ketika Bryan menyapa Andrew, terdengar nada yang tidak bersahabat dia semakin bingung.

Kini Andrew dan Bryan saling menatap satu sama lain. Bukan tatapan seperti orang pada umumnya, tapi tatapan seperti ingin saling membunuh.

"Apa kalian saling kenal?" Tanya Pamela memecah aura menyeramkan yang keluar dari Andrew dan Bryan. Mendengar pertanyaan Pamela, sekilas Andrew melirik kearah Pamela lalu menatap Bryan kembali dengan senyuman miring seperti yang Bryan lakukan ketika Bryan menyapanya.

"Dulu sekarang tidak" Jawab Bryan dengan cepat.

"Ya dulu. Sebelum kau mengambil milikku" Pamela semakin kebingungan dengan perkataan Andrew tersebut. Sebenarnya dia masih tidak mengerti ketika Andrew menyatakan kalau dia miliknya. Dan sekarang dia mengatakan bahwa Bryan telah mengambilnya miliknya dahulu.

Sebenarnya Andrew pengumpul wanita atau apa? -batin Pamela

"Aku mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku" Mendengar Bryan yang berkata seperti itu, Andrew menggeram kearah Bryan dan terdengar oleh Pamela. Pamela yang menyadari bahwa Andrew menggeram sontak menatap Andrew dengan tanda tanya.

"Kau menggeram?" Cicit Pamela karena dia masih takut dengan geraman yang lolos dari mulut Andrew tersebut.

"Kau salah mendengarnya" Jawab Andrew tenang dengan ekspresi wajah yang sulit dibaca. Sedangkan Bryan mendecih tidak suka atas perkataan Andrew barusan.

"Ayo kita pulang" Andrew menarik tangan Pamela yang sebelumnya menjadi sasaran Andrew hingga biru. Pamela meringis kesakitan karena perlakuan Andrew tersebut.

Mendengar Pamela yang meringis kesakitan, Andrew langsung melepaskan genggamannya dan langsung melihat tangan Pamela yang ia genggam tadi. Andrew kaget dengan keadaan tangan Pamela yang membiru. Dalam hatinya dia bertekad akan menyiksa siapa saja yang telah membuat tangan Pamela seperti ini.

"Siapa yang melakukannya?" Tanya Andrew dengan amarah yang telah memuncak. Pamela mendengus kesal atas pertanyaan Andrew tersebut. Lalu ia melepaskan genggaman Andrew dari tangannya. Kini ia menatap Andrew dengan sengit.

"Siapa kau bilang?! Siapa lagi jika bukan kau!! Apa kau amnesia?!" Andrew merasa terpukul atas kenyataan yang ada. Ternyata dirinya sendiri lah yang telah membuat matenya menderita.

Andrew mendekat kearah Pamela dan menatapnya dengan penuh penyesalan. Sedangkan Pamela dengan egonya yang sangat besar menghalangi tatap penyesalan tersebut agar tidak masuk perasaannya. Perlakuan Andrew hari ini telah membuat tembok yang berdiri didalam hatinya semakin kokoh.

Jengah melihat Andrew yang tidak berkata apapun, Pamela mengambil tasnya lalu pergi dari hadapan Andrew dan Bryan.

Bryan yang sedari tadi melihat adegan yang menurutnya sangat murahan berdiri duduknya dan hendak pergi dari tempat tersebut. Ketika dia melewati Andrew dia berhenti sebentar dan tersenyum mengejek kearahnya.

"Aku akan mendapatkannya" Setelah itu Bryan pergi dan menghilang ditelan oleh kegelapan malam. Andrew kembali menggeram atas perkataan Bryan tersebut. Sampai kapanpun ia takkan pernah membuat Pamela jatuh ketangan orang lain. Karena Pamela adalah miliknya. Takdirnya.

*

Pamela POV

Sepanjang jalan pulang kerumah tiada hentinya aku mengumpat atas kebodohan Andrew. Bisa-bisanya dia tidak minta maaf karena sudah membuat tanganku biru seperti ini. Apakah dia tidak pernah belajar meminta maaf pada siapapun?!

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang