Sudah hampir sebulan Pamela dan Andrew bersama, bahkan banyak sekali murid disekolah yang mendukung hubungan mereka. Sudah hampir sebulan juga kehidupan Pamela diisi dengan tingkah konyol yang dilakukan oleh Andrew dan hampir sebulan juga Pamela tidak pernah melihat Bryan.
Kini Pamela dan Andrew tengah berada dilapangan olahraga. Tapi hanya Andrew yang berolahraga sedangkan Pamela hanya berdiam diri dipinggir lapangan dengan kedua tangan yang mengenggam sebuah botol minum.
"Aku bosan" keluh Pamela. Dia mengacak rambutnya dengan kesal, sehingga rambutnya sekarang sedikit kusut. Tiba-tiba dagu Pamela ditarik kearah seseorang yang ada dihadapannya.
"Maafkan aku" ternyata Andrew yang melakukan hal tersebut. Dengan kesal Pamela bangkit dari duduknya dan langsung melemparkan botol minum yang sedaritadi iya pegang ke arah Andrew.
"Kau tau, aku hampir saja mati kebosanan!" Dengan teganya Pamela memukul dada Andrew dengan sekuat tenaga, sedangkan pukulan yang dirasakan oleh Andrew bagaikan sebuah sentuhan lembut di dadanya. Merasa sia-sia dengan apa yang dia lakukan, Pamela langsung berhenti lalu menatap Andrew dengan air mata yang sudah berada dipelupuk. Melihat hal tersebut Andrew menarik tubuh Pamela kedalam pelukannya. Andrew merasa bersalah karena telah membuat Pamela bersedih.
"Come on baby, jangan bersedih" Ucap Andrew seraya mengusap punggung pamela dengan lembut.
Pamela POV
Mengapa aku bersedih? Seharusnya kan aku marah bukan bersedih seperti ini. Dasar bodoh. Dengan cepat aku mendorong tubuh Andrew dengan sekuat tenaga. Melihat perlakuan ku yang seperti itu Andrew menatapku dengan tampang yang sangat bingung, dan membuat dirinya terlihat menggemaskan. Jika tidak dalam keadaan seperti ini mungkin pipi Andrew sudah habis kucubiti sampai merah.
Terlintas ide jahil diotak ku. Seketika aku membalikkan badan dan berjalan cepat meniggalkan Andrew. Sedangkan dibelakang Andrew berusaha mengejarku sambil memanggil namaku dan aku menambah kecepatan yang berakhir aku berlari disepanjang koridor sekolah.
Aku merasakan jika tubuhku tertarik dan berada dipelukkan seseorang. Ini bukan wangi parfum Andrew atau teman dekatku, tapi sebelumnya aku pernah mencium wangi parfum seperti ini. Dengan cepat aku membalikkan tubuhku untuk melihat siapa yang telah berani memeluk ku. Dan ketika aku berbalik aku tersentak bahwa yang memeluk ku barusan adalah...
"B-bryan?" Aku masih tidak percaya bahwa yang ada dihadapanku adalah Bryan, yang beberapa minggu ini menghilang dari hadapanku.
"Hai Pamela" Sapanya dengan senyuman khas seorang Bryan.
"Kenapa kamu bisa berada disini?" Bukannya menjawab sapaannya aku malah bertanya karena rasa penasaranku.
"Aku?disini? Ketika aku merindukan seseorang, aku bisa melakukan apa saja" perkataanya tersebut membuat pipiku sepertinya berubah menjadi semerah tomat.
"Kau blushing?" Tawanya dengan mengusap pipiku. Sial perlakuannya tersebut semakin membuatku malu. Dengan cepat aku menepis tangannya yang sedang mengusap pipiku dan mengatur nafasku kembali, karena sedaritadi aku menahan nafas.
Ketika aku sedang mengatur nafas, tiba-tiba tanganku ditarik kearah belakang dan aku jatuh tepat dipelukan seseorang.
Andrew POV.
Sial apa yang dia lakukan disini?! Dan apa maksudnya dia mengusap pipi Pamela. Aku tidak tahan jika harus terus melihat adegan tersebut. Aku berjalan dengan terburu-buru kearah Pamela dan Bryan. Sekilas aku melihat Bryan tersenyum miring kearahku dan itu membuatku semakin muak dengan dirinya. Ketika aku sudah berada didekat Pamela, dengan cepat aku langsung menarik tangannya dan langsung memeluknya. Sedangkan Bryan yang berhadapan denganku tersenyum sangat puas.
"Apa yang kau lakukan disini?!" Tanyaku dengan tidak sabaran. Aku terlalu muak untuk melihat wajahnya, dan aku tidak suka Bryan berada disekitar Pamela.
"Aku? Hanya sedang berkunjung saja" Jawab dengan nada yang sangat santai. Saat ini ingin sekali aku memukulnya atau menendangnya, tapi aku masih ingin merahasiakan siapa aku sebenarnya dari Pamela. Aku tidak ingin dia lari jika sudah tau siapa diriku.
"Pergilah" Ucapku dengan nada yang sangat tegas. Dan apa kalian tau apa yang Bryan lakukan? Dia tersenyum seolah-olah sedang menjelekkan ku. Aku sudah tidak tahan dengan kelakuannya tersebut. Tiba-tiba aku menggeram lantas Pamela yang berada dipelukkan ku langsung melihat kearahku.
"Apa kau tadi menggeram?" Aku tidak tahu harus menjawab apa.
"Kalau begitu aku pergi dulu, bye"
"Andrew jawab pertanyaanku"
Sialan kau Bryan! Aku tidak akan melepaskan mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
WerewolfSaat aku harus terikat dengan sesuatu hal yang tidak pernah terlintas sedikitpun dipikiranku selama ini. Haruskah aku menerimanya? Apakah aku boleh menolaknya? Yang pasti semua keputusan ada ditanganku saat ini.