๑| 3.Sheng Yue×Chen ai

26 9 0
                                    

"Maaf, bisa tunjukkan KTP anda?"

"Ini"
Yue Menyerahkan KTP nya

:

:

:

"Terimakasih atas kunjungan Anda"

Yue keluar dari supermarket dengan membawa belanjaannya, menunggu bus di halte.

Bresshh..

"Loh? Hujan? Mana aku ga bawa payung"

"Eh?"

Yue menengok ke arah gadis yang memberinya payung

"Hei! Bagaimana denganmu?!"

Setelah memberikan payung, gadis itu langsung lari menerobos hujan meninggalkan Yue.

:

:

Satu hari setelahnya, Yue melihat gadis kemarin sedang berjalan di jalanan yang gelap sendirian, ia berinisiatif untuk menghampirinya.


"Permisi"

"Terimakasih sudah memberiku payung kemarin"

Gadis itu menatap Yue dengan raut wajah kebingungan.

"Ah iya"

"Siapa namamu?"
Tanya Yue

"Aku Chen ai"
"Kamu?"

"Namaku Sheng Yue aku tertarik berteman dengan mu, kamu mau jadi temanku?"

"Tentu!"
Jawab Chen ai antusias
"Mau pergi makan hot pot bareng?"

:

:

:

"Hahah~ lihatlah kelakuan adikmu William~"

"Berisik, dia bukan adik ku!"
"Kenapa akhir-akhir ini kau sering memperhatikan dia?"

"Dia menarik perhatianku"

"Menarik? Dari sisi mana?"
Tanya William

"..y-ya intinya menarik"
Jawab radevan

William memutar bola matanya malas, ia benar-benar merasa kesal jika seseorang telah mulai membahas tentang adiknya, Chen ai.

Flashback 10 tahun yang lalu:

Pada malam hari yang dingin dan gelap, hiduplah seorang gadis kecil bersama ibunya di sebuah rumah kecil yang berada di Shanghai, China. Gadis itu bernama Chen ai, ia sering mendapatkan perlakuan yang buruk dari ibunya, karena Chen ai adalah anak hasil hubungan gelap Dengan 'seseorang'.

Praangg

"Maaf! Ibu, Chen ai minta maaf! Chen ia tidak sengaja"
Menyadari bahwa dirinya bersalah, Chen ai berlutut di kaki ibunya.

"ANAK SIALN! APA TIDAK BISA KAU TIDAK MEMBUAT ULAH SEHARI SAJA?! DASAR MENYUSAHKAN! MATI SAJA KAU BAJINGAN!"

Air mata Chen ai mengalir deras usai dibentak habis habisan oleh ibunya,ia semakin merasa bersalah.

"Maafkan Chen ai...hiks"

Plaakk

Sebuah tamparan mendarat di pipi Chen ai, ibunya terus memukulinya tanpa ampun.

Bak
Bak
Duagh

"MATI! MATI! MATI! MATI KAU ANAK BAJINGAN!"

Merasa sudah cukup, ia berhenti memukuli chen ai yang sudah pingsan, menyeretnya ke luar rumah lalu menguncinya dari dalam.

Tak lama kemudian, sebuah pasangan pengusaha kaya raya menemukan seorang gadis kecil yang sedang terkapar tak berdaya di jalanan, mereka membawa gadis itu ke rumah mewahnya.

Setengah jam setelah diobati, Chen ai mulai terbangun dan sadar bahwa ia sedang berada di kamar yang tampak asing baginya. ia melihat dirinya dari pantulan cermin, terdapat banyak luka yang sudah diobati.

Ceklek..

Suara pintu terbuka menarik perhatian Chen ai.

"Kamu sudah sadar?"
"Bagaimana kondisimu?"
Tanya seorang wanita paruh baya sambil mendekat ke arah Chen ai.

Chen ai menunjukkan raut wajah kebingungan.Siapa dia?, dimana aku? Ia tidak mengerti mengapa dia bisa berada disini dan siapa wanita itu.

Wanita itu duduk di pinggir ranjang, mengelus kepala Chen ai sambil tersenyum.

"Kenapa kamu bisa terluka sebegitu parahnya?"

"...."
Chen ai tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya.

"Siapa namamu nak?"

"A-aku Chen ai..."
Jawab Chen ai pelan

"Nama yang bagus, mulai hari ini kamu tinggal di sini saja ya?"

"Huh?"
"T-tapi-"

Belum selesai melanjutkan kalimatnya, tiba tiba ada seorang anak laki-laki yang membuka pintu kamar dengan kasar.

Brak

"Mama!"
"Huh? Siapa dia?"

"Ah William sayang, mulai hari ini dia adalah adik mu"

"Apa?!"
"AKU TIDAK MAU PUNYA ADIK MAMA!"

"Hushh.. jangan begitu sayang"

Merasa kesal William meninggalkan mereka

Flashback end

Chen ai tinggal di rumah keluarga Ravenzie sampai saat ini, walau dia tidak dianggap sebagai seorang adik oleh William.

Continued

ᴡʜᴏ ɪꜱ ᴛʜᴇ ʀᴇᴀʟ ᴠɪʟʟᴀɪɴ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang