3

2 0 0
                                    

Warning

Cerita ini akan ada adegan 22+ dibeberapa ceritanya jadi kalau yang belum cukup umur harap skip dan coba baca cerita yang lain di profilku masih ada yang lumayan aman kok hehe

••••

Pov Lisa

"Homo?..."

Jennie yang sekarang duduk didepanku terlihat terkejut mendengar cerita dariku perihal masalah kemarin.

"Apa mereka mengatakan yang sebenarnya?"

"Aku juga nggak tau..tapi..." Sambil duduk aku mengangkat gelas yang kupegang dan meminum minumanku.

"Aku nggak yakin dia Homo...
masa iya cowok sesempurna dia.."
"Jangan salah, Kamu liat dong orang-orang yang kaya gitu rata-rata ganteng parah.."

Aku mengangguk mendengar kata-kata Jennie.

Iya juga yang Homo emang kebanyakn ganteng Njir

"Terus kamu udah setuju kalau mau menikah?"
"Aku bilang aku mau memikirkannya terlebih dahulu"

"Kalau ternyata benar dia Homo?..."

Aku terdiam sesaat dan berfikir benar juga bagaimanapun ini akan menjadi pernikahanku sendiri.

Aku berhenti meminum minumanku dan memilih hanya menggigit sedotan yang ada digelas minumanku sambil berfikir, dan juga teringat akan kata-kata Mrs.Kim

"Ah!, dia juga mengatakan sebenarnya aku juga memiliki tugas dibalik pernikahan itu,"
"Tugas?...Tugas...apa?"

"Itu dia aku belum tau kemarin Taehyung datang duluan dan membuat pembicaran kami jadi terhenti"
"Bagaimana kalau tugas itu.."

Jennie mendekatkan wajah cantiknya itu  kearah wajahku sebelum melanjutkan omongannya.

"Tugasmu adalah membuat Taehyung kembali normal? atau semacam menyembuhkan penyakit Homonya?
"Hah?, Maksudmu tadi...
kamu mah bilang memang iya kalau dia homo?"

"Siapa tau.."

Jennie kembali keposisi duduknya sambil menyedot minuman cappucino miliknya.

Sedangkan aku sendiri masih memikirkan masalah yang terus terjadi didalam hidupku yang seperti cerita di Wattapad ini.

••••

"

Bagaimana keadaanmu Appa..?"
"Appa... baik-baik saja, Kau... apa menimbulkan masalah lagi?"

"Apaan sih selalu aja ngira kaya gitu.."
"Itu karena wajahmu selalu seperti ini kalau memiliki masalah atau menimbulkan masalah"

"mana ada ah!"
"Lupakan semuanya dan ayo pulang"

Ayaku memegang kedua tangannku sambil menatap sayu kearahku.

"Bagaimana  mungkin pulang Appa kau harus."
"Aku baik-baik saja kau tidak perlu mencari uang atau meminjam uang untuk operasiku, aku hanya perlu istirahat dirumah" sambil mengusap kepalaku.

Ayah kembali berusaha meyakinkaku kalau dia baik-baik saja padahal jelas sekali dia sedang sakit bahkan makin sakit.

"Appa.... Aku akan bekerja keras aku ingin Appa sembuh..."

Aku kembali menatap sayup mata dari laki-laki yang ada didepanku, sudah berapa banyak dia kehilangan berat badannya kali ini..? Ayahku terlihat semakin kurus.

HOMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang