Di sebuah rumah sakit, di ruang VIP terbaring seorang wanita paruh baya yang sedang sakit. Wanita itu koma selama 14 bulan lebih.
Dan sekarang ini ada seorang pemuda yang duduk di sampingnya. Mengamati keadaan wanita yang terbaring lemas itu. Tidak ada tanda-tanda akan sadar, sama seperti hari-hari sebelumnya.
Adit menghela napas panjang melihat kondisi ibunya yang tidak ada perkembangan sama sekali. Adit merasa selalu putus asa tentang kesehatan ibunya. Ia tidak ingin ibunya terus tersiksa seperti ini. Ia ingin ibunya sembuh total, bukan hanya terbaring lemah di rumah sakit.
Adit lalu melihat hapenya yang tidak ada panggilan balik dari ayahnya. Adit sudah menelepon ayahnya berulang kali untuk menjenguk ibunya bersama dan mengobrolkan apa yang harus mereka lakukan kedepannya.
Hidup jauh dari ayahnya karena tuntutan pendidikan membuat Adit jarang menghabiskan waktu dengan ayahnya. Apalagi setelah ibunya jatuh sakit, Adit merasa semakin jauh dari ayahnya. Seakan ayahnya sudah bosan dengan kehidupan yang ia jalani dengan keluarganya yang sekarang.
"Adit pulang dulu ya bu..." Adit mencium tangan ibunya dan berpamitan.
Adit hendak pulang ke rumah ayahnya hari ini. Tapi sebelum itu ia menjenguk ibunya dulu. Ia pkikir ayahnya akan ada di rumah sakit, dan ternyata ia salah. Adit bahkan sudah menelepon ayahnya berkali-kali tapi tidak ada jawaban.
Walaupun memang sudah larut malam, apakah ayahnya tidak bisa mengangkat telpon dari anaknya sendiri?
Adit mengendarai sepeda motornya menuju perumahan di mana ayahnya tinggal. Sudah dua bulan Adit tidak kembali ke rumah ayahnya karena padatnya jadwal kuliah yang harus ia selesaikan. Adit ingin segera menyelesaikan pendidikannya agar ia bisa fokus menjaga dan merawat ibunya.
Setelah lima belas menit berkendara akhirnya Adit sudah sampai di perumahan yang ia tuju. Ia lalu masuk ke dalam perumahan itu dan mancari rumah ayahnya.
Tak lama kemudian Adit sudah sampai di depan rumah ayahnya.
Adit bisa melihat pagar besi yang menjulang tinggi menutupi rumah ayahnya.
Semenjak ibunya sakit, ayahnya Adit menjadi orang yang tertutup dengan tetangga sekitar. Jadilah ayahnya memasang pagar yang tinggi agar tidak diganggu oleh tetangganya.
Ayahnya bekerja sebagai manajer senior di peruhaan yang cukup besar sehingga bisa membeli rumah yang cukup mewah.
Adit lalu turun dari motor dan berusaha membuka pagar besi itu. Sayangnya terkunci. Adit mengambil kunci cadangan yang ia miliki lalu membuka gembok kunci pagar itu.
Setelah kuncinya terbuka, Adit langsung menggeser pagar itu dan terlihatlah halaman rumah pak Farhan yang cukup luas untuk area perkotaan yang padat.
Saat pagar sepenuhnya terbuka, Adit bisa melihat ada dua mobil yang terparkir di garasi yang terbuka lebar. Satu mobil adalah milik ayahnya dan satu mobil lagi entah miliki siapa Adit tidak tahu.
Adit lalu menghiraukan itu dan memasukan motornya kedalam.
Setelah menutup kembali gerbang depan, Adit lalu menuju pintu masuk rumah ayahnya yang ternyata terbuka.
Adit terkejut karena pintunya tidak di tutup dengan benar sedangkan ini sudah malam hari. Mungkin kah ayahnya belum tidur? Atau ada pencuri?
Adit dengan mengendap-endap lalu masuk ke dalam rumah. Adit sangat kaget saat melihat seisi rumah yang sangat berantakan. Banyak sekali pakaian yang berserakan.
Ada baju, kemeja, celana, bahkan ada celana dalam juga. Apakah ayahnya sedepresi ini karena ibu sakit? Adit merasa kasihan kepada ayahnya.
Adit melihat seisi rumah dan tidak ada yang hilang. Perabotannya masih lengkap sehingga tidak mungkin ada pencuri. Hanya saja kondisinya sangat parah, seluruh sudut rumah di penuhi oleh pakaian kotor.
Adit lalu memungut pakaian itu dan berniat ingin membereskannya. Akan tetapi saat Adit mengambil celana dalam bekas itu, Adit melihat ada noda aneh yang menempel.
Tampak familiar dan Adit tahu apa itu setelah bau menyengat menyeruak dari celan dalam kotor itu. Pejuh, iya itu adalah pejuh.
Adit bisa mencium bau pejuh yang sangat menyengat dari celana dalam itu. Adit yakin ini milik ayahnya. Mungkin ayahnya butuh pemuas nafsu karena ibu yang terbaring koma di rumah sakit. Adit paham itu.
Akan tetapi haruskah sampai seperti ini? Ini sangat jorok.
Adit lalu berjalan semakin ke dalam dan hendak menuju kamar ayahnya. Ia ingin melihat kondisi ayahnya.
Jika rumah sampai seberantakan ini, kemungkinan besar ayahnya sedang depresi. Adit merasa bersalah karena dirinya jarang pulang menengok ayahnya.
Adit berjalan lalu ia berpapasan dengan kamar lamanya. Adit lalu membuka kenop pintunya dan tidak di kunci. Seingat Adit, ia selalu mengunci kamarnya selama ini. Apakah ayahnya juga masuk ke dalam kamar Adit?
Saat Adit masuk, lampunya menyala dan kamar adit sangat berantakan. Seprei yang berserakan dan Adit mencium bau yang sangat pesing.
Adit lalu menutup hidungnya dan langsung keluar dari kamarnya. Ia tidak tahu dari mana bua pesing itu.
BRAK.
Terdengar suara benda jatuh dari lantai dua. Adit lalu langsung bergegas menaiki tangga dan mencari suara itu. Tidak lupa ia juga membawa sapu untuk berjaga-jaga kalau saja suara itu memang ulah pencuri.
Semakin dekat adit ke sumber suara itu, Adit melihat sepasang bayangan di dinding. Bayangan itu terlihat seperti dua orang yang berhadapan.
Dan saat Adit semakin mendekat ia bisa melihat dua orang pria yang sedang saling menindih dia atas meja makan keluarga.
Mereka berdua telanjang bulat, dan di samping mereka terdapat banyak sekali pakaian kotor yang berserakan.
Pencahayaan yang kurang membuat Adit kesulitan melihat dengan jelas siapa orang itu.
Posisinya adalah, satu pria duduk di pangkuan pria yang lainnya. Pria itu nampak ingin teriak namun mulutnya seperti dua sumpal oleh sesuatu. Saat Adit perhatikan lebih jelas lagi, wajah pria itu di tutupi oleh sempak.
Sedangkan pria yang satunya memegangi pantat pria yang ada di pangkuannya sambil terus menaik turunkan pinggulnya. Pria yang ada di bawah itu juga menggunakan sempak di wajahnya.
Akan tetapi mulutnya tidak disumpal karena Adit bisa mendengar sesekali desahannya.
"Ngntot ahhh enak banget lubang kamu sayangg ahhh..." Ujar pria itu mendesah keenakan.
Suara pria itu terdengar sangat asing dan Adit sendiri tidak mengenali suara itu, berarti itu bukan ayahnya. Jika itu bukan ayahnya, jangan-jangan?
"Mmhhh ngghhh mnhhh..."
Pria yang ada di atas itu berusaha untuk menyauti lawan mainnya, karena mulutnya yang di sumpal, Adit tidak bisa mendengar dengan jelas suaranya.
Dari sini bisa Adit simpulkan jika ke dua orang itu sedang ngentot, dan itu di rumahnya. Di atas meja makan keluarga. Adit tidak tahu siapa pria itu, namun entah dapat dari mana, otak Adit bisa menyimpulkan jika pria yang menjadi bottom itu adalah ayahnya.
Bukan tanpa alasan. Ini adalah rumah ayahnya. Dan di luar ada dua mobil, yang salah satunya tidak Adit kenali. Mungkinkah itu mobil teman ayahnya? Apakah ayahnya sedang ngentot dengan orang itu? Dan menjadi bottom pula.
"Ouhhhh sayang kontol ku enak bangett ahhh..." Adit masih menyaksikan ke dua orang itu yang terus saja ngentot di atas meja makan.
"Mmnghhh nghhhh mhhh..." Entah kenapa setelah mendengar desahan si bottom itu, tubu Adit bergidik karena ia langsung terbayang itu adalah ayahnya.
"Enak kan hmm? Enak kan kontol ku, Farhan.. Enak kannn akkhhh..."
DEG.
Farhan adalah nama ayahnya Adit.
.
.
.
To Be Continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penjaga Kubur
FantasyAdit mengunjungi desa kakeknya yang terpencil. Jejak pertamanya di desa itu akan menunjukan jati diri Adit yang sebenarnya dan rahasia mengagumkan dari desa milik kakeknya itu.